Anda di halaman 1dari 22

Jenis dan Desain

Penelitian Eksperimen

Ir. Astutik Pudjirahaju, M.Si.


Lektor Kepala – Bidang Ilmu Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
1.Pre-Experimental Design
2.True Experimental Design
3.Factorial Design
4.Quasi Experimental Design
Pre-Experimental Design
1) Desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh, karena masih terdapat
variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen.
2) Hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi
oleh variabel independen.
3) Hal ini dapat terjadi, karena tidak ada variabel
kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random.
Pre-Experimental Design
One-Shot Case Study

One Group Pretest-Posttest Design

Intact-Group Comparison
One-Shot Case Study

Keterangan:
X: perlakuan (treatment) yang diberikan
(variabel independen)
O: Observasi (variabel dependent)
Contoh:
Pengaruh Konseling Gizi Seimbang terhadap
Perilaku Gizi Ibu Baduta Stunting
One Group Pretest-Posttest Design

Keterangan:
O1: Nilai Pre-Test (sebelum diberi konseling)
O2: Nilai Post-Test (setelah diberi konseling)

Contoh:
Pengaruh Konseling Gizi Seimbang terhadap
Perilaku Gizi Ibu Baduta Stunting
Intact-Group Comparison

Keterangan:
O1: Hasil Pengukuran Kelompok Perlakuan
O2: Hasil Pengukuran Kelompok Kontrol

Contoh:
Pengaruh Konseling Gizi Seimbang terhadap
Perilaku Gizi Ibu Baduta Stunting
True Experimental Design
1) Peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian
validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi.
2) Ciri utama true experimental: Sampel yang digunakan
untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol
diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi, ada
kelompok Kontrol dan sampel dipilih secara random.
3) Bentuk True experimental terdiri 2 (dua) macam design:
a. Posttest-Only Control Design
b. Pretest-Posttest Control Group Design
Posttest-Only Control Design

1) Terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara


random (R).
2) Kelompok pertama diberi perlakuan disebut kelompok
eksperimen (X) dan kelompok yang tidak diberi perlakuan
disebut kelompok kontrol.
3) Pengaruh perlakuan (treatment) adalah (01: 02). Dalam
penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis
dengan compare mean, statistik t-test misal. Jika menunjukkan
perbedaan yang signifikan, maka perlakuan yang diberikan
berpengaruh secara signinkan
Pretest-Posttest Control Group Design

1) Terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,


kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan
awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
2) Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok
eksperimen menunjukkan perbedaan yang tidak
signifikan.
3) Pengaruh Perlakuan adalah (O2-O1)-(O4 O3)
Factorial Design
Desain penelitian ini:
pengembangan/modifikasi dari
design true experimental, yaitu
dengan memperhatikan adanya
variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (Variabel
independen) terhadap hasil (variabel
dependen)
1) Desain ini semua kelompok dipilih secara
random, kemudian masing-masing diberi
pretest.
2) Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik,
bila nilai pretest setiap kelompok sama. Jadi
O1 = O3 = O5 = O7.
3) Variabel moderator: Y1 dan Y2
Contoh
1) Pengaruh Metode Ujian IBT terhadap Kepuasan
Pelayanan pada Mahasiswa. Untuk itu dipilih empat
kelompok secara random.
2) Variabel moderaltor: jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1)
dan perempuan (Y2).
3) Treatment/perlakuan (Metode Ujian IBT) dicobakan
pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi
pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok
eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (05 =
kelompok perempuan).
4) Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan
pada Mahasiswa untuk kelompok laki-laki = (O2 - O1) –
(O4 – O3).
5) Pengaruh perlakuan (X) terhadap Kepuasan Pelayanan
pada Mahasiswa untuk kelompok perempuan = (O6 –
O5) – (O8 – O7).
6) Bila terdapat perbedaan pengaruh Metode
Ujian IBT terhadap Kepuasan Pelayanan pada
Mahasiswa antara kelompok laki-laki dan
perempuan, maka penyebab utamanya adalah
bukan karena treatment yang diberikan
(karena treatment yang diberikan sama), tetapi
karena adanya variabel moderator, yang dalam
hal ini adalah jenis kelamin.
7) Laki-laki dan Perempuan menggunakan
Metode Ujian IBT yang sama, tetapi pada
umumnya kelompok perempuan lebih cepat
penguasaannya terhadap metode ujian IBT,
sehingga dapat meningkatkan kepuasan
pelayanan pada mahasiswa.
Quasi Experimental Design
1) Desain eksperimen ini: pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan.
2) Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.
3) Desain ini lebih baik dari Pre Experimental Design.
4) Quasi-experimental design, digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian
5) Dua bentuk desain quasi eksperimen:
a. Time-Series Design
b. Nonequivalent Control Group Design
Time-Series Design
1) Desain ini, kelompok yang digunakan untuk
penelitian tidak dapat dipilih secara random.
2) Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan.
3) Apabila hasil pretest selama empat kali temyata
nilainya berbeda-beda. berarti kelompok tersebut
keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak
konsisten.
4) Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat
diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment.
5) Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok, sehingga tidak memerlukan kelompok
kontrol
1) Hasil pretest yang baik:
O1 = O2= O3 = O4
dan hasil perlakuan yang baik:
O5 = O6 = O7 = O8.
2) Besar pengaruh perlakuan:
(O5 + O6 + O7 + O8) – (O1 + O2+ O3 + O4 )
3) Kemungkinan hasil penelitian,
menunjukkan terdapat berbagai
kemungkinan hasil penelitian yang
menggunakan desain time series
Berbagai Kemungkinan Hasil Penelitian yang
Menggunakan Desain Time Series
1) Hasil penelitian yang paling baik ditunjukkan pada Grafik
A. Hasil pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil
dan konsisten (O1 = O2= O3 = O4) setelah diberi
perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5 =
O6 = O7 = O8).
2) Grafik B menunjukkan ada pengaruh perlakuan terhadap
kelompok eksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi
pada posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan (Konseling
Gizi Seimbang meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan Ibu Baduta Stunting, tetapi setelah Konselor
kembali/pulang (beberapa waktu) kemampuan Ibu
Baduta Stunting kembali seperti semula.
3) Grafik C menunjukkan pengaruh luar lebih berperan dari
pada pengaruh perlakuan, sehingga grafik naik terus.
4) Graflk D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.
Nonequivalent Control Group Design

Desain ini hampir sama dengan pretest-


posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara
random
1) Pengaruh perlakuan JALAN PAGI 30 Menit setiap hari
selama 1 Tahun terhadap Berat Badan Remaja
Obesitas.
2) Desain penelitian dipilih satu kelompok Remaja
Obesitas. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut
yang setengah diberi perlakuan dan yang setengah
lagi tidak diberi perlakuan.
3) O1 dan O3 merupakan Berat Badan Remaja Obesitas
sebelum ada perlakuan, sedangkan O2 adalah Berat
Badan Remaja Obesitas setelah perlakuan selama 1
Tahun.
4) O4, adalah Berat Badan Remaja Obesitas yang tidak
diberi perlakuan.
5) Pengaruh JALAN PAGI 30 Menit setiap hari selama 1
Tahun terhadap Berat Badan Remaja Obesitas
adalah (02-O1) – (O4 O3)

Anda mungkin juga menyukai