Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU BEDAH TUGAS

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2019


LUKA
UNIVERSITAS PATTIMURA

Disusun Oleh :
ASTI DWININGSIH
(2018-84-038)

PEMBIMBING

dr. Ninoy Mailoa, Sp.B


KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
PENDAHULUAN

 Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen


jaringan.
 Efek dari timbulnya luka :
 Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
 Perdarahan dan pembekuan darah,
 Kontaminasi bakteri,
 Kematian sel.
 Semua tujuan manajemen luka adalah untuk
membuat luka stabil dengan perkembangan
granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang
adekuat.
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Luka
 Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan
tubuh.
 Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda
tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan
Jenis Luka

 Berdasarkan waktu penyembuhan luka


1. Luka akut, yaitu luka dengan masa penyembuhan
sesuai dengan proses penyembuhan.
2. Luka kronis, yaitu luka yang mengalami kegagalan
dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor
eksogen dan endogen
Berdasarkan proses terjadinya

 Luka insisi (incised wounds atau vulnus scisum),


 Luka memar (contusion wound atau vulnus contussum),
 Luka lecet (abraded wound atau vulnus escoriatum
 Luka tusuk (punctured wound atau vulnus punctum),
 Luka gores (lacerated wound atau vulnus laceratum),
 Luka tembus (penetrating wound atau vulnus
penetratum),
 Luka bakar (vulnus combustio)
Berdasarkan Derajat Kontaminasi

 Luka bersih (clean wounds), yaitu luka tak terinfeksi, dimana tidak
terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi, dan kulit
disekitar luka tampak bersih. Luka bersih biasanya menghasilkan
luka yang tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1%
– 5%.
 Luka bersih terkontaminasi (clean-contamined wounds),
merupakan luka dalam kondisi terkontrol, tidak ada material
kontamin dalam luka. Kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah
3% – 11%.
 Luka terkontaminasi (contamined wounds), yaitu luka terbuka
kurang dari empat jam, dengan tanda inflamasi non-purulen.
Kemungkinan infeksi luka 10% – 17%.
 Luka kotor atau infeksi (dirty or infected wounds), yaitu luka
terbuka lebih dari empat jam dengan tanda infeksi di kulit sekitar
luka, terlihat pus dan jaringan nekrotik. Kemungkinan infeksi luka
40%.
Penutupan Luka

1. Penutupan luka primer (intensi primer)


2. Penutupan luka sekunder (intensi sekunder)
3. Penutupan luka primer tertunda (intensi tersier)
Fase Penyembuhan Luka

1. Fase Hemostasis dan Inflamasi


2. Fase Proliferasi (Fase Fibroplasia)
3. Fase Remodelling
Penyembuhan Luka pada Jaringan
Khusus

1. Tulang
2. Tendon
3. Fasia
4. Otot
5. Usus
6. saraf
Gangguan Penyembuhan Luka

 Penyebab dari tubuh sendiri (endogen) : gangguan


koagulasi dan gangguan sistem imun
 Penyebab dari luar tubuh (eksogen) : obat – obatan,
infeksi, hemtom, benda asing dan jaringan mati
Perawatan Luka

1. Diagnosis  pastikan
jenis luka, luas dan
banyaknya
kontaminasi, berat
ringannya luka
2. Tindakan
Komplikasi Penyembuhan Luka

 Keloid dan jaringan parut hipertrofik  timbul


karena reaksi serat kolagen yang berlebihan dalam
proses penyembuhan luka.
 Parut hipertrofik hanya berupa parut luka yang
menonjol, nodular, dan kemerahan, yang
menimbulkan rasa gatal dan kadang – kadang nyeri.
KESIMPULAN

 Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal


pada kulit. Luka adalah kerusakan kontinyuitas
kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh
lain.
 Luka dapat diklasifikasi berdasarkan waktu
penyembuhan luka, proses terjadinya, dan derajat
kontaminasi.
 Proses penutupan pada luka terbagi menjadi 3
kategori, tergantung pada tipe jaringan yang terlibat
dan keadaan serta perlakuan pada luka, yaitu
primer, sekunder, dan tersier
 Fase hemostasis dan inflamasi ditandai dengan
adanya respons vaskuler dan seluler 
menghentikan perdarahan dan sterilisasi.
 Fase proliferasi, fibroblast berasal dari sel mesenkim
yang belum berdiferensiasi, menghasilkan
mukopolisakarida, asam aminoglisin, dan prolin
yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang
akan mempertautkan tepi luka.
 Selanjutnya fase remodelling  terbentuknya
jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang
kuat dan berkualitas.
 Penyembuhan luka dapat terganggu oleh penyebab
dari tubuh sendiri (endogen) dan oleh penyebab dari
luar tubuh (eksogen).
 Perawatan luka sebaiknya dijaga pada kondisi
lingkungan yang lembab karena mempercepat
epitelisasi. Komplikasi penyembuhan luka di
antaranya keloid dan jaringan parut hipertrofik.

Anda mungkin juga menyukai