1414 - PPT CKD CHF Puja Uum
1414 - PPT CKD CHF Puja Uum
OLEH:
KHAIRA UMMAH 1410070100134
PUJA KAMTALA SYAFTI 1410070100100
PRESEPTOR:
DR. HJ. VERA ROZA, SP.PD
SMF INTERNE
RSAM BUKITTINGGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2019
Definisi chronic kidney disease
kerusakan pada organ ginjal di mana terjadi penurunan tingkat
filtrasi glomerulus (GFR) < 60 mL/min/1.73 m2 dalam kurun waktu 3
bulan atau lebih. Apapun etiologi yang mendasari, penghancuran
massa ginjal dengan sclerosis ireversibel dan hilangnya nefron
menyebabkan penurunan progresif GFR.
Anatomi ginjal
Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron, Setiap nefron terdiri dari
kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri
keduktus pengumpul.
Vascularisasi ginjal : Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis
kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah
kedalam vena kava inferior yang terletak disebelah kanan garis tengah.
Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf
ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal
Epidemiologi
CKD merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka
kejadian yang terus meningkat, mempunyai prognosis buruk.
Di Amerika Serikat, data tahun 1995-1999 menyatakan imsidens
penyakit ginjal kronik diperikirakan 100 kasus perjuta penduduk
pertahun, dan angka ini meningkat sekitar 8% setiap tahunnya.
Di negara-negara berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan
sekitar 40-50 kasus perjuta penduduk pertahun
Etiologi
Perhimpunan nefrologi indonesia (pernefri) tahun 2000
Glomerulonefritis 46,39%
Diabetes mellitus 18,65%
Obstruksi dan infeksi 12,85%
Hipertensi 8,46%
Sebab lain 13,65%
Diantaranya, nefritis lupus, nefropati urat, intoksikasi obat, penyakit
ginjal bawaan, tumor ginjal, dan penyebab yang tidak diketahui
Klasifikasi
Gambaran Radiologis:
Foto polos abdomen, pielografi, USG, dan biopsy
Penatalaksanaan
Rencana tatalaksanaan penyakit ginjal kronik sesuai dengan
derajatnya.
Derajat 1 LFG ≥90 (ml/mnt/1,73m²) Terapi penyakit dasar, kondisi
komorbid, evaluasi pemburukan (progression) fungsi ginjalmemperkecil
resiko kardiovaskular.
Derajat 2 LFG 60-89 (ml/mnt/1,73m²) Menghambat pemburukan
(progession) fungsi ginjal
Derajat 3 LFG 30-59 (ml/mnt/1,73m²) Evaluasi dan terapi komplikasi
Derajat 4 LFG 15-29 (ml/mnt/1,73m²) Persiapan untuk terapi pengganti
ginjal
Derajat 5 LFG < 15 (ml/mnt/1,73m²) Terapi pengganti ginjal
Definisi chongestive heart failure
Kerusakan sekunder pada Angiotensin II, aldosteron, Fibrosis & apoptosis resiko
ventrikel katekolamin semakin tinggi aritmia
Klasifikasi derajat gagal jantung berdasarkan
kriteria New York Heart Assosiation (NYHA):
KELAS GEJALA
KELAS I Tidak ada gejala pada setiap tingkat tenaga dan tidak ada pembatasan dalam
kegiatan fisik biasa
KELAS II Gejala ringan dan keterbatasan sedikit selama kegiatan rutin. Nyaman saat
istirahat.
KELAS III Akibat gejala terlihat keterbatasan, bahkan selama aktivitas minimal. Nyaman
hanya saat istirahat.
KELAS IV Keterbatasan aktivitis. Pengalaman gejala bahkan sementara pada saat istirahat
(duduk di kursi atau menonton TV).
DIAGNOSIS: menggunakan kriteria framingham,
paling sedikit 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroksisimal nocturnal dispnea Edema ekstremitas
Distensi vena leher Batuk malam hari
Ronki paru Dyspnea d’effort
Kardiomegali Hepatomegaly
Edema paru akut Efusi pleura
Laboratorium rutin
Darah tepi lengkap, elektrolit ,BUN, kreatinin, enzim hepar, urinalisis.
Pemeriksaan untuk DM, dislipidemia dan tiroid
Elektrokardiografi
Ritme, ada/tidaknya hipertrofi ventrikel kiri,ada/tidaknya infark
Rontgen thorax
Ukuran dan bentuk jantung, vaskularisasi paru dan kelainan non-jantung
(hipertensi pulmonal,edem intertitial, edem paru)
Penatalaksanaan
Non farmakologi
membatasi aktivitas sesuai beratnya keluhan seperti: diet rendah
garam, mengurangi berat badan, mengurangi lemak, mengurangi
stress psikis , menghindari rokok, dan olahraga teratur.
Farmakologis
Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik)
Vasodilator (Captopril, isosorbit dinitrat)
Antagonis aldosteron
Obat inotropik
Glikosida digitalis
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Sawah paduan
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal masuk rumah sakit : 10 mei 2019
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama :
Sesak nafas semakin meningkat sejak beberapa jam sebelum masuk
rumah sakit
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak napas semakin meningkat sejak beberapa jam sebelum masuk rumah sakit.
Sesak napas sudah dirasakan sejak 1 minggu sebelumnya. Sesak dirasakan terus
menerus apabila pasien beraktifitas sedang,sesak berkurang apabila pasien
duduk. Kadang, sesak datang secara tiba-tiba terutama ketika malam hari saat
pasien tidur. Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca dingin ataupun muncul setelah
mengkonsumsi makanan tertentu.
Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit
Batuk pada saat malam hari sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
Kedua kaki bengkak sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
Badan terasa terasa lemas, mual dan terkadang muntah sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit
Pasien dengan hipertensi sejak beberapa tahun yang lalu tidak
terkontrol
Adanya perdarahan dan demam disangkal.
BAK (+), BAB (+) normal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit asam urat sejak 20 tahun yang lalu, tapi pasien
hanya meminum obat herbal seperti jamu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Status Generalisat
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis cooperative
Diagnosis utama :
Congestive heart failure (CHF) fungsional class II LVH irama sinus ec hipertensi
Chronic kidney disease stage V
Diagnosis sekunder :
Pneumonia
Anemia ringan
Diagnosis Banding :
Sirosis hepatis
Enselopati hepatikum
EKG
Foto rontgen thorak
USG abdomen
Prognosis
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Follow up
Hari/tanggal Perkembangan Terapi
Rabu / 22 mei 2019 S/ demam (+) IVFD RL 8 j/kolf
Sesak nafas (-) - Inj ceftriaxone 2 x 1
Nyeri dada (-) -Inj prosogan 1x1
Batuk (-) - Bicnat 3x1
Mual (-), muntah (-) - kalitake 3x1
BAB,BAK (+) Normal - valsartan 1x160 mg
O / ku : sedang
Kes : CMC
TD : 140/80 mmHg
N : 96 x/i
P : 23 x/i
T : 38,8 c
A / chf fungsional class II lvh irama
sinus ec Hipertensi
Ckd stage V
Anemia ringan
Kamis /23 mei 2019 S / mual (+) muntah (+) IVFD RL 8 j/kolf
Nyeri perut (+) - Inj ceftriaxone 2 x 1
Demam (-) -Inj prosogan 1x1
BAB,BAK (+) - Bicnat 3x1
- kalitake 3x1
- valsartan 1x160 mg
O / ku : sedang
Kes : CMC
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/i
P : 22 x/i
T : 36,9 C
A / chf fungsional class II LVH irama
sinus ec hipertensi
Ckd stage V
Anemia ringan
Jumat / 24 mei 2019 S /Nyeri dada (+) IVFD RL 8 j/kolf
Mual (+) muntah (+) - Inj ceftriaxone 2 x 1
BAB,BAK (+) normal -Inj prosogan 1x1
- Bicnat 3x1
- kalitake 3x1
- valsartan 1x160 mg
O / ku : sedang
Kes : CMC
TD :120/80 mmHg
N : 88 x/i
P : 20 x/i
T : 36,9 c
A / chf fungsional class II LVH irama
sinus ec Hipertensi
Ckd stage V
Anemia ringan
Analisis kasus
Dalam laporan kasus ini terdapat seorang pasien, laki-laki 51 tahun dengan
keluhan utama sesak nafas semakin meningkat sejak beberapa jam sebelum masuk
rumah sakit di diagnosa dengan CHF fungsional class II, LVH, irama sinus ec
hipertensi dikarenakan telah terpenuhinya kriteria mayor berupa, kardiomegali,
serta terpenuhinya kriteria minor berupa terdapatnya edema ekstremitas,
hepatomegali,dan batuk pada malam hari. Untuk NYHA pada pasien ini adalah
NYHA class II karena terdapat keterbatasan aktivitas yang lebih berat dari
aktivitas sehari-hari. Dan pada EKG ditemukan adanya LVH.
Pada pasien ini juga di diagnosa CKD stage V karena di dapatkan
gambaran klinis pada CKD meliputi penyakit yang mendasari yaitu hipertensi,
badan lemas, mual dan gejala komplikasi berupa anemia. Dari pemeriksaan fungsi
ginjal didapatkan peningkatan ureum dan kreatinin dengan TKK <15.
Terima kasih