Kes
ANC (ANTE NATAL CARE)
Tujuan utama tindakan ini adalah :
1. Menentukan status kesehatan ibu dan janin.
2. Menentukan usia gestasi janin.
3. Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan
obstetrik
4. memastikan keselamatan dan kesehatan
kehamilan, baik ibu maupun bayi
5. merumuskan daftar faktor resiko
10 T STANDAR PELAYANAN ANTENATAL CARE
(ANC) Dalam peyanan kebidanan di Indonesia
dikenal sebuah standar pelayanan Antenatal
Care yang berfungsi untuk memberikan
pelayanan kepada Ibu hamil yang harus
dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan,
standar pelayanan antenatal ini yang dikenal
dengan 10 T yang sudah direkomendasikan
oleh dinas kesehatan RI sejak tahun 2009.
Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T
adalah sebagai berikut :
10 T ANC antara lain:
NST
NST adalah cara pemeriksaan janin dengan
menggunakan kardiotokografi, pada umur
kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan maksud melihat hubungan
perubahan denyut jantung dengan gerakan janin.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat
kehamilan maupun persalinan.
Fungsi:
i) Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai
gambaran djj dalam hubungannya dengan gerakan /
aktivitas janin.
ii) Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon
stimulus secara normal dan apakah bayi menerima
cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia
kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun
sesuai dengan kondisi bayi
iii) Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung
janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan
atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang
bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi
denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin
kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
CaraMelakukan Persiapan tes tanpa kontraksi
:
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam
setelah sarapan dan tidak boleh diberikan
sedativa.
Prosedurpelaksanaan :
1)Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45
derajat miring ke kiri
2)Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3)Dipasang kardio dan tokodinamometer
4)Frekuensi jantung janin dicatat
5)Selama 10 menit pertama supaya dicatat data
6)Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil
pemantauan selama 30 menit tidak reaktif, pasien
diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan
pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya
pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam
sarapan)
8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan
berdasarkan pertimbangan hasil NST secara
individual
Indikasi
Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi
plasenta
Pembacaan hasil :
a.Reaktif,bila :
1.Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
2.Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
3. Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5
gerakan atau lebih dalam 20 menit
4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega” pada
NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan
diulang 1 minggu kemudian
5. Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST
diulang tiap hari, tipe yang lain diulang setiapminggu
b.Tidakreaktif,bila :
1)Denyut jantung basal 120-160 kali per menit
2)Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit
3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5
gerakan dalam 20 menit
4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin
meskipun diberikan rangsangan dari luar
Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada
bentuk antar yaitu kurang reaktif. Keadaan ini
interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena
pemakaian obat seperti : barbiturat, demerol,
penotiasiddanmetildopa
BUKU KIA