(Kaplan, 1998).
EVALUASI PASIEN SEBAGAI KEDARURATAN
PSIKIATRIK
2 4
Kontak Pertama Wawancara
dengan Pasien Psikiatrik
1 3 5
Informasi Pemeriksaan Pemeriksaan
mengenai pasien Fisik status mental
(Kemenkes, 2010)
Adapun indikasi rawat inap antara lain adalah
Bila pasien
membahayakan diri Bila perawatan di Perlu observasi lebih
sendiri atau orang rumah tidak lanjut.
lain memadai
(Elvira, 2010).
JENIS
KEGAWATDARURATAN
PSIKIATRIK
1. TINDAKAN BUNUH DIRI/TENTAMEN
SUICIDUM
Bunuh diri atau suicide atau
tentamen suicidum adalah kematian
yang diniatkan dan dilakukan oleh Mulai tahun 2000, WHO
seseorang terhadap dirinya sendiri memperkirakan satu juta orang di
atau segala perbuatan seseorang dunia bunuh diri setiap tahunnya
yang dapat mengakhiri hidupnya (Kemenkes, 2010).
sendiri dalam waktu singkat
(Maramis, 2009).
8-10 kali
30.000 lebih 10-20 Juta
Kematian di Amerika besar Data WHO pada tahun 2006
Serikat disebabkan melaporkan bahwa setiap
oleh bunuh diri Jumlah usaha tahunnya di dunia berupaya
(bunuh diri yang bunuh diri. bunuh diri
berhasil) (Kaplan, 2010).
(Kaplan, 2010).
2 4
Ras
Metoda
1 3 5
Jenis Usia Agama
kelamin
(Kaplan, 2010)
Faktor yang terkait dengan tindakan bunuh diri
antara lain
7 9
Pekerjaan Kesehatan
Mental
6 8 10
Status Kesehatan Pasien
Perkawinan Fisik psikiatrik
(Kaplan, 2010)
Etiologi dari tindakan bunuh diri berdasarkan
beberapa teori sbb:
Teori Durkheim:
1. Bunuh diri egosentrik
2. Bunuh diri altruistik
3. Bunuh diri anomik (Kaplan, 2010)
• Teori Freud
• Teori Menninger
(Kaplan, 2010)
Herbert Hendin
a.Kematian sbg pelepasan
pembalasan
(Pinastikasari, 2009)
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Pasien Gaduh
Gelisah:
a. Medikasi hanya bertujuan untuk mengontrol target
simptom
b. Pasien eksaserbasi akut sebaiknya diketahui obat yang
sedang atau terakhir dipakai.
c. Pemberian obat per oral harus segera dimulai pada hari itu
juga. (Pinastikasari, 2009)
4. KEADAAN MANIK
• Aktivitas motorik meningkat (hiperaktivitas) yang digambarkan dengan keadaan
bernyanyi-nyanyi, mempunyai daya pikir sekedarnya, mempunyai gejala loncat pikir (flight
of ideas)
• Berbicara demikian cepat sehingga beberapa kalimat menjadi satu, sering mencampuri
urusan orang lain dan mengemukakan tuntutan. Penderita umumnya sering bersifat
agresif dan bertingkah laku ekstrovert
• Perhatian mudah teralihkan dan sangat peka terhadap rangsangan lingkungan.
• Tingkah laku lepas kendali dan jauh dari realitas sehingga dapat bersifat destruktif dan
berbahaya.
• Kebutuhan tidur berkurang
• Kadang mempersolek diri dengan bunga, perhiasan dan ornamen yang berlebihan serta
make up berlebihan
• Berusaha mendekor lingkungannya dengan sesuatu berwarna mencolok
• Sering menyapa orang tak dikenal dan jika dihalangi mudah tersinggung dan dapat
mengucapkan kata-kata kotor
5. TINDAKAN KEKERASAN SEKSUAL
• Kekerasan seksual dapat menyerang laki-laki maupun perempuan. Korban
dalam kekerasan seksual lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan
dengan laki-laki.
• Pasien korban tindak kekerasan seksual (pemerkosaan) biasanya dibawa ke
instalasi kegawatdaruratan psikiatrik oleh teman atau polisi.
• Dapat datang dengan gejala-gejala depresi, ketakutan, anxietas, atau gejala
somatik.
• Gejala-gejala anxietas dan depresi dapat menjadi kronik sehingga menarik
diri dari kegiatan rutin sehari-hari.
• Mereka menjadi mudah tersinggung, hidup dalam ketakutan bahwa pelaku
akan datang kembali melakukan kejahatan yang sama, atau membalas
dendam jika mereka melaporkan hal tersebut (Kemenkes, 2010)
6. Neuroleptik Malignant Syndrome (NMS)
Keadaan ini merupakan suatu reaksi yang bersifat fatal terhadap satu macam
atau lebih obat neuroleptik/kombinasi. Ditandai dengan adanya sindrom
ekstrapiramidal (Allen, 2002).
• Do no harm
• Hindarkan dari barang berbahaya
• Berikan harapan kepada pasien
• Psikofarmaka: Antidepresan
(Fluoxethine, Sertralin)
2. TINGKAH LAKU KEKERASAN DAN
MENYERANG (VIOLENCE)
Penatalaksanaan yang paling tepat adalah pendekatan psikososial
dan menjauhkan dari sumber pemicu kekerasan. Sedangkan untuk
penatalaksanaan secara medikamentosa dibagi dua:
Psikotik
Inj. Haloperidol 5-10 mg/IM (dapat dikombinasikan dengan
diazepam 10 mg/IM)
Inj. Olanzapin 10 mg
Inj. Clorpromazin 100mg/IM
Non Psikotik
Inj. Diazepam 5-10 mg/IM
3. KEADAAN GADUH GELISAH
• Bersikap tenang
• Suntikan intramuskular suatu neuroleptikum yang mempunyai dosis
terapeutik tinggi (misalnya chlorpromazine HCL), pada umumnya
sangat berguna untuk mengendalikan psikomotorik yang meningkat.
• Bila tidak terdapat, maka suntikan neuroleptikum yang mempunyai
dosis terapeurik rendah, misalnya trifluoperazine, haloperidol (5 – 10
mg)
• Bila tidak ada juga, maka suatu tranquailaizer pun dapat dipakai,
misalnya diazepam (5 – 10 mg), disuntik secara intravena
PENANGANAN DENGAN RESTRAINT
RESTRAINT:
Terapi dengan alat-alat mekanik/ manual untuk membatasi
mobilitas fisik pasien
Dilakukan pada kondisi khusus, intervensi yg terakhir jika
perilaku sudah tidak dapat diatasi/ dikontrol dengan
strategi perilaku maupun modifikasi lingkungan
INDIKASI:
Perilaku amuk, perilaku agitasi, pasien dgn gangguan
kesadaran, ancaman thdp integritas fisik
Jenis-jenis
RESTRAINT