Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5 :

AMALIA FEBRIANI
AULIA DWI ANDIRA
NENDEN RIFFA
WANTI NOVIANTI
Bronkhitis merupakan peradangan bronkioli,
bronkus, dan trakea karena beberapa sebab (
muttaqin, 2012). Menurut Smeltzer dan Barre
(2002), bronchitis di definisikan sebagai adanya
batuk produktif yang berlangsung tiga bulan
dalam satu tahun selama dua tahun berturut-
turut. Bronkhitis berarti infeksi bronkus, tetapi
biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran
pernapasan atas.
Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Bronkhitis Akut
Bronkhitis akut pada bayi dan anak, merupakan
penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA)
bawah yang sering dijumpai. Penyebab utama
penyakit ini adalah virus.
2. Bronkhitis Kronis atau Batuk Berulang
keadaan klinis yang disebabkan oleh berbagai
penyebab dengan gejala batuk yang
berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu
berturut-turut dan atau berulang paling
sedikit 3 kali dalam 3 bulan,
ETIOLOGI
Menurut muttaqqin (2012), etiologi bronchitis
dijelaskan sebagai berikut :
1. Virus : Rhinovirus, respiratory syncitial virus
(RSV), virus influenza, virus parainfluenza, dan
coxsakie virus.
2. Bakteri : Staphylococcus, Treptococcus,
Pneumococcus, Haemophylus, dan Influenza.
3. Parasit : Askariasis dan Jamur
4. Penyakit morbili, pertusis, dan infeksi
Mycoplasma pneumonia
PATOFISIOLOGI TERJADINYA
BRONKHITIS
Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran
pernapasan - Sel mukosa dan sel silia - Berlanjut -
Masuk saluran pernapasan (lanjutan) -
Menginfeksi saluran pernapasan - Bronkitis -
Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir -
Pilek 3 – 4 hari - Batuk (mula-mula kering
kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent -
Encer - Hilang - Batuk - Keluar - Suara ronchi
basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal -
Sesak napas - Jika tidak hilang setelah tiga minggu
- Kolaps paru segmental atau infeksi paru
sekunder (pertahanan utama).
MANIFESTASI KLINIS
1. Sering bersin dan banyak sekret atau lendir
2. Demam ringan
3. Tidak dapat makan dan gangguan tidur
4. Cuping hidung
6. Nafas cepat
7. Dapat juga cyanosis
8. Batuk-batuk
9. Wheezing
10. Cemas
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT
BRONKHITIS
TN. R Usia 30 tahun datang ke IGD Rumah Sakit
dengan keluhan batuk sejak 5 hari yang lalu dan
batuk yang terus menerus diserati batuk berdahak
dengan warna lendir putih kekuningan, disertai
dengan sesak nafas. Tn R mengatakan ia juga demam
sejak 4 hari yang lalu, awalnya tidak begitu panas
tapi setelah beberapa hari panasnya semakin tinggi.
Tn R merupakan seorang perokok aktif bila di rumah.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan data
Tekanan Darah 140/90 mmHG, Suhu 38,5 ℃, Nadi
112x/menit, RR 45x/menit dari aukultasi. Terdapat
suara nafas ronkhi di kedua lapang paru. Tn R di
diagnosa dengan Bronkhitis.
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Batuk berdahak - Suara nafas ronki
- Demam - Sesak nafas
- Perokok aktif - TD : 140/90 mmHG
- N : 112x/menit
- S : 38,5 ℃
- RR : 45x/menit
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

DS : -Sputum dalam jumlah yang Ketidakefektifan


- Batuk berdahak berlebih bersihan jalan nafas
- Demam
- Perokok Aktif - Suara nafas tambahan

DO : - Batuk yang tidak efektif


Suara nafas ronki
Sesak nafas
TD : 140/90 mmHG
N : 112x/menit
S : 38,5 ℃
RR : 45x/menit
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan suara nafas
tambahan ( Ronkhi ).

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Sputum


dalam jumlah yang berlebihan.

3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan perubahan


frekuensi nafas disebakan oleh adanya demam
NO DIAGNOSA NOC NIC TTD
1 Ketidakefektifan bersihan jalan Setelah dilakukan 1.monitor tanda dan gejala
2.manajemen batuk
nafas berhubungan dengan tindakan keperawatan
3.manajemen jalan nafas
selama 1 x 24 jam
suara nafas tambahan buatan
diharapkan akumulasi
( Ronkhi ). 4.terapkan terapi relaxsasi
sputum berkurang. 5. kolaborasi dengan dokter.

2 Ketidakefektifan bersihan jalan Diharapkan suara 1. monitor tanda dan gejala


2. penghisapan lendir pada
nafas berhubungan dengan aukultasi nafas kembali
jalan nafas
Sputum dalam jumlah yang normal. 3. bantuan ventilasi

berlebihan 4. terapi oksigen


5. kolaborasi dengan dokter.

3 Ketidakefektifan bersihan jalan Kelola udara atau oksigen 1.monitor tanda-tanda vital
2.pengaturan posisi
nafas berhubungan dengan yang di lembabkan
3.relaksasi otot progresif
sebagai mana mestinya.
perubahan frekuensi nafas 4.meningkatkan kenyamanan

disebakan oleh adanya demam terhadap suhu


5. kolaborasikan dengan
dokter.
Impelementasi dan Evaluasi
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
1 1.Mengatur posisi pasien untuk S : Klien mengatakan sesak sedikit
memaksimalkan ventilasi berkurang
Hasil :
- Pasien merasa nyaman dengan posisi O : Klien terlihat membaik
semifowler atau ½ duduk Klien terlihat bernafas secara
- Sesak berkurang teratur
Klien terlihat rileks
2.Mengidentifikasi pasien perlunya
pemasangan jalan nafas buatan A : Masalah teratasi
Hasil :
- Pasien tidak perlu dipasang alat jalan P : intervensi dihentikan
napas buatan, pasien masih dapat
bernapas secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai