Anda di halaman 1dari 23

GANGGUAN DISOSIATIF

Pembimbing :
dr. Tri Rini, Budi Setyaningsih, Sp. KJ.

Oleh :
Dani Muhammad Ridwan (G4A018058)

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa


RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Gangguan disosiatif itu artinya sebuah kelompok gangguan yang ditandai oleh
suatu kekacauan atau disosiasi dari fungsi identitas, ingatan, atau kesadaran.
Gangguan disosiatif merupakan suatu mekanisme pertahanan alam bawah sadar
yang membantu seseorang melindungi aspek emosional dirinya dari mengenali
dampak utuh beberapa peristiwa traumatik atau peristiwa yang menakutkan
dengan membiarkan pikirannya melupakan atau menjauhkan dirinya dari situasi
atau memori yang menyakitkan.
JENIS GANGGUAN DISOSIATIF

GANGGUAN GANGGUAN
AMNESIA GANGGUAN
FUGA DISOSIATIF KEPRIBADIAN DISOSIATIF
DISOSIATIF DEPERSONALISASI
DISOSIATIF LAINNYA
Amnesia Disosiatif

 adalah ketidakmampuan mengingat informasi yang baru saja disimpan dalam


ingatan pasien. Informasi yang dilupakan biasanya berkaitan dengan
traumatik atau menegangkan dalam kehidupan seseorang. Bentuk dari
amnesia disosiatif adalah melupakan identitas pribadi tetapi informasi umum
didapatkan utuh.
AGORAFOBIA
EPIDEMIOLOGI

 Namun amnesia disosiatif diperkirakan lebih sering terjadi pada wanita


dibandingkan dengan pria dan terjadi lebih sering pada dewasa muda
daripada dewasa tua. Biasanya gangguan berhubungan dengan peristiwa
traumatik seperti perang atau bencana alam
etiologi

 Biasanya pada amnesia disosiatif pasien tidak mampu mengumpulkan ingatan


tentang peristiwa yang terjadi yang berhubungan dengan hal menegangkan
atau bersifat trauma.
Diagnosis

PPDGJ-III F 44.0
 Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
 1. amnesia, baik total atau parsial, mengenail kejadian yang
“stressful” atau traumatic yang baru terjadi
 2. tidak ada gangguan mental organic, intoksikasi aau kelelahan
berlebih.
diagnosis

DSM-IV
 Gangguan yang menonjol adalah satu atau lebih episode
ketidakmampuan untuk mengingat informasi pribadi yang
penting, biasanya dengan sifat traumatik atau stres, yang
terlalu luas untuk diterangkan oleh kelupaan biasanya.
 Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
gangguan identitas disosiatif, fuga disosiatif, gangguan
stress pasca trauma, gangguan stres akut atau gangguan
somatisasi.
 Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
fungsi penting lain.
FUGA DISOSIATIF
FUGA
DISOSIATIF
definisi

 Fugue berasal dari bahasa latin fugere, yang berarti melarikan diri, fugue
sama dengan amnesia ”dalam pelarian”. Dalam fugue disosiatif memori yang
hilang lebih luas dari pada amnesia dissosiative, individu tidak hanya
kehilangan seluruh ingatanya (misalnya nama, keluarga atau pekerjaanya),
mereka secara mendadak meninggalkan rumah dan pekerjaanya serta
memiliki identitas yang baru (parsial atau total) (APA, 1994).
Diagnosis

PPDGJ-III F 44.1
 Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
 1. ciri-ciri amnesia disosiatif
 2. melakukan perjalanan tertentu melampaui hal umum dilakukannya
sehari-hari
 3. kemampuan mengururs diri yang dasar tetap ada dan melakukan
interaksi social sederhana dengan orang-orang belum dikenalnya.
FUGA DISOSIATIF
diagnosis
DSM-IV
 Gangguan yang menonjol adalah bepergian jauh dari
rumah atau tempat pekerjaan yang biasanya terjadi
secara tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan, tanpa
kemampuan mengingat masa lalunya.
 Kebingungan tentang identitas peribadi atau
menggunakan identitas baru.
 Gejala tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
gangguan identitas disosiatif dan tidak karena efek
fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis
umum.
 Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara klinis atau gangguan dalam funsgi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
Gangguan Depersonalisasi
DEFINISI

 Gangguan depersonalisasi merupakan suatu perubahan dalam


presepsi diri yang persisten atau rekuren sampai tingkat dimana
rasa realitas diri seseorang adalah hilang secara sementara.
Pasien dengan gangguan depesonalisasi mungkin merasa bahwa
mereka adalah mesin, berada dalam mimpi, atau terlepas dari
tubuhnya sendiri. Episode adalah ego-distonik dan pasien
menyadari ketidaknyataan gejalanya.
etiologi
 Gangguan depersonalisasi mungkin dapat disebabkan oleh
 penyakit psikologis,
 neurologis atau sistemik.
 Pengelaman depersonalisasi telah dihubungkan dengan epilepsi,
 tumor otak,
 pemutusan sensorik,
 dan trauma emosional.
diagnosis
DSM-IV
 Kriteria diagnostik untuk gangguan depersonalisasi
adalah :
 Pengalaman yang persisten atau recuren perasaan
terlepas dari, dan seakan-akan merupakan pengamat
luar dari, proses mental atau tubuh pasien sendiri.
 Selama pengalaman depersonalisasi, tes realitas
tetap utuh.
 Depersonaisasi menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
 Pengalaman depersonalisasi tidak terjadi semata-
mata selama perjalanan gangguan mental lain,
seperti skizofrenia, gangguan panik, gangguan stress
akut, atau gangguan disosiatif lain, dan tidak karena
efek fisiologis suatu zat.
GANGGUAN DISOSIATIF LAINNYA
STUPOR

 Stupor, sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-gerakan volunter dan


respon normal terhadap rangsangan luar seperti misalnya cahaya, suara, dan
perabaan (sedangkan kesadaran tidak hilang). Tidak ditemukan adanya
gangguan fisik ataupun gangguan jiwa lain yang dapat menjelaskan keadaan
stupor tersebut
 DIAGNOSIS PPDGJ-III (F44.2)
KRITERIA DIAGNOSIS
1. HILANGNYA GERAKAN VOLUNTER DAN RESPON NORMAL TERHADAP RANGSANGAN
LUA
2. TIDAK DITEMUKAN ADANYA GANGGUAN FISK
3. ADANYA PROBLEM ATAU KEJADIAN BARU YANG STRESSFUL
GANGGUAN TRANS ATAU KESURUPAN

 PPDGJ-III (F44.3)
 Gangguan ini menunjukan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan
akan identitas diri dan kesadaran akan lingkungannya. Dalam beberapa
kejadian, individu tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian
lain, kekuatan gaib, malaikat atau “kekuatan lain” .
 Hanya gangguan trans yang “involunter” (diluar kemampuan individu) dan
bukan merupakan aktivitas yang biasa dan bukan merupakan kegiatan
keagamaan ataupun budaya
 Tidak ada penyebab organic lain dan bukan bagian dari gangguan jiwa
tertentu.
GANGGUAN MOTORIK DISOSIATIF

 Gangguan Motorik Disosiatif ( F 44.4)


 Bentuk yang umum dari gangguan ini adalah ketidakmampuan menggerakan
seluruh atau sebagian dari anggota gerak (tangan atau kaki).
 Gejala tersebut seringkali menggambarkan konsep dari penderita mengenai
gangguan fisik yang berbeda dengan prinsip fisiologik dan anatomik
KONVULSI DISOSIATIF

 Konvulsi Disosiatif ( F 44.5)


 Konvulsi disosiatif (pseudo seizures) dapat sangat mirip dengan kejang,
epileptik dalam hal gerakan gerakannya, akan tetapi sangat jarang disertai
lidah tergigit, luka serius karena jatuh saat serangan dan mengompol juga
tidak dijumpai kehilangan kesadaran atau hal tersebut diganti dengan
ANESTESIA DAN KEHILANGAN SENSORIK
DISOSIATIF
 PPDGJ-III (F44.6)
 Gejala anestesi pada kulit seringkali mempunyai batas-batas yang tegas.
 Dapat pula terjadi perbedaan antara hilangnya perasaan brbagai jenis
modaltas penginderaan yang tidak mungkin disebabkan kerusakan nerologis.
 Kehilangan penglihatan jarang bersifat total, lebih banyak berupa ganguan
ketajaman penglihatan, kekaburan atau “tunnel vision”
 Tuli sisosiayif dan anosmia lebih jarang terjadi dibandingkan dengan hilang
rasa dan penglhatan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai