Anda di halaman 1dari 45

Tatalakasana Fraktur

Mandibula dan Nasal


Oleh Koas Gery Aldilatama
ETIOLOGI

 Pada negara berkembang etiologi terbanyak adalah


kecelakaan lalu lintas (40 – 45 %)
 Penyebab terbanyak kedua adalah perkelahian/
kekerasan (10-15 %)
 Lain – lain :
 Olahraga 5 – 10 %
 Jatuh 5 %
FRAKTUR MANDIBULA
Klasifikasi Fraktur Mandibula
Jenis Jenis Fraktur Mandibula
Diagnosis

Primary survey dan secondary survey


Anamnesis]
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
 Bagaimana mekanisme cedera?
 Apakah pasien kehilangan kesadaran?
 Apakah pasien memiliki masalah visual seperti penglihatan ganda atau
kabur?
 Apakah pasien memiliki masalah pendengaran apapun, seperti
 pendengaran menurun atau tinnitus?
 Apakah gigi kontak seperti biasanya (oklusi normal)?
 Apakah pasien mampu menggigit tanpa rasa sakit?
 Apakah pasien mengalami mati rasa atau kesemutan pada wajah?
 Apakah pasien mengalami kesulitan bernapas melalui hidung?
 Apakah terdapat perdarahan dari hidung atau telinga?
 Apakah pasien mengalami kesulitan membuka atau menutup
mulut? Apakah ada rasa sakit atau kejang otot?
Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI EKSTRAORAL
Deformitas,
memar,
Ekimosis
laserasi,
edem
Asimetris atau tidak.
Kaku sendi
Perhatikan ekspresi wajah saat dilakukan palpasi
INTRAORAL

Hematoma  sublingual, mukosa buccal


Laserasi mukosa ginggiva
Deformitas tulang
Maloklusi
Avulsi gigi, gigi goyang
Trismus/mouth opening
PALPASI

Diskontinuitas tulang

Step-off deformity

Hipoestesia

Nyeri tekan
Setiap serpihan gigi yang
patah harus dikeluarkan..
Sulkus bukal diperiksa
adanya ekimosis dan
kemudian sulkus lingual.
Dengan hati-hati dilakukan
palpasi pada daerah
dicurigai farktur, ibu jari serta
telunjuk ditempatkan di
kedua sisi dan ditekan untuk
menunjukkan mobilitas yang
tidak wajar
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 FOTO PANORAMIC
 FOTO POLOS PA, OBLIK, LATERAL
 CT SCAN 3D
TATALAKSANA
 AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION, DUDUKAN PASIEN MENGHADAP KE DEPAN
AGAR LIDAH TIDAK MENUTUPI JALAN NAFAS DAN SALIVA ATAU DARAH MENGALIR
KELUAR. PASIEN TIDAK SADAR - POSISI RECOVERY

 PENANGANAN LUKA/LASERASI JARINGAN LUNAK

 KEBERSIHAN ATAU DISINFEKSI. OBAT KUMUR CLORHEKSIDIN 0,5 % / LARUTAN GARAM


2% / AIR BERSIH

 PEMBERIAN ANTIBIOTIK

 ANALGESIK, DENGAN NSAID ( MISALNYA IBUPROFEN ATAU KETOROLAC)

 PENANGANAN FRAKTUR DENGAN REDUKSI/REPOSISI ( REPOSISI TERTUTUP ATAU


REPOSISI TERBUKA)
 Reposisi tertutup
 Adapun indikasi untuk reposisi tertutup di antaranya:
Fraktur displace atau terbuka derajat ringan sampai
sedang.
Fraktur kondilus
Fraktur pada anak
Fraktur komunitif berat atau fraktur dimana suplai
darah menurun.
Fraktur eduntulous mandibula
Fraktur mandibula yang terdapat hubungan
dengan fraktur panfacial
Fraktur patologis
Teknik fiksasi
Ivy loop
Penempatan Ivy loop menggunakan kawat 24-gauge antara 2 gigi
yang stabil, dengan penggunaan kawat yang lebih kecil untuk
memberikan fiksasi maxillomandibular (MMF)

Teknik arch bar


Indikasi pemasangan arch bar antara lain gigi kurang/ tidak
cukup untuk pemasangan cara lain, disertai fraktur maksila
didapatkan fragmen dentoalveolar pada salah satu ujung
rahang yang perlu direduksi sesuai dengan lengkungan
rahang sebelum dipasang fiksasi intermaksilaris
KOMPLIKASI

 MALUNION DAN NON UNION MENYEBABKAN WAJAH ASIMETRIS


 KAKU SENDI
 LESI SARAF PERIFER
 INFEKSI , MENYEBABKAN OSTEOMYELITIS
FRAKTUR NASAL
DIAGNOSIS

 Primary survey dan secondary survey


 Anamnesis]
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
ANAMNESIS
 Bagaimana mekanisme cedera?
 Apakah pasien kehilangan kesadaran?
 Apakah pasien memiliki masalah visual seperti penglihatan ganda atau
kabur?
 Apakah pasien memiliki masalah pendengaran apapun, seperti
 pendengaran menurun atau tinnitus?
 Apakah gigi kontak seperti biasanya (oklusi normal)?
 Apakah pasien mampu menggigit tanpa rasa sakit?
 Apakah pasien mengalami mati rasa atau kesemutan pada wajah?
 Apakah pasien mengalami kesulitan bernapas melalui hidung?
 Apakah terdapat perdarahan dari hidung atau telinga?
 Apakah pasien mengalami kesulitan membuka atau menutup
mulut? Apakah ada rasa sakit atau kejang otot?
PEMERIKSAAN FISIK

INSPEKSI EKSTRAORAL
Deformitas
Asimetri wajah
Hematoma/ekimosis
Edema pada wajah
Laserasi
Ekskoriasi
 Epistaksis dan rhinnorrhea
 Telecanthus
PALPASI

 Diskontinuitas tulang

 Step-off deformity

 Hipoestesia

 Nyeri tekan
Pemeriksaan penunjang

 Foto polos nasal


 CT scan hanya jika dicurigai terdapat fraktur maksilofasial atau fraktur naso
etmoid
TATALAKSANA
 AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION, DUDUKAN PASIEN MENGHADAP KE DEPAN AGAR LIDAH TIDAK
MENUTUPI JALAN NAFAS DAN SALIVA ATAU DARAH MENGALIR KELUAR. PASIEN TIDAK SADAR -
POSISI RECOVERY

 PENANGANAN LUKA/LASERASI JARINGAN LUNAK

 KEBERSIHAN ATAU DISINFEKSI. OBAT KUMUR CLORHEKSIDIN 0,5 % / LARUTAN GARAM 2% / AIR BERSIH

 PEMBERIAN ANTIBIOTIK

 ANALGESIK, DENGAN NSAID ( MISALNYA IBUPROFEN ATAU KETOROLAC)

 PENANGANAN FRAKTUR DENGAN REDUKSI/REPOSISI ( REPOSISI TERTUTUP ATAU REPOSISI TERBUKA)

 FIKSASI EKSTERNA DAN PEMASANGAN TAMPON


REPOSISI TERTUTUP
 FORSEP
WALSHAM
 ELEVATOR BOIES
KOMPLIKASI
Komplikasi segera :
cedera pada ligamen kantus medius,
cedera duktus lakrimalis, nyeri hidung,
hematom septum
deformitas saddle nose,
Rinore CSF dan anosmia,
epistaksis persisten
obstruksi jalan napas
. Komplikasi lambat
deformitas hidung,
kontraktur karena jaringan parut

Anda mungkin juga menyukai