Anda di halaman 1dari 7

SISTEM INDRA

NAMA KELOMPOK: SISTEM INDRA

1. Fika Cahya Lovely (180342618012)


2. Ika Firdayanti (180342618019)
3. Ika Nanda Febriana (180342618007)
4. M.Yusuf Rizqy P. (180342618061)
5. Annasa Sabatia (170342615589)
1. a) Mengindra dimulai dari sel -sel reseptor di dalam organ indra.
Sel reseptor dibedakan menjadi 2, sebutkan dan beri contoh !

1. Reseptor saraf merupakan reseptor saraf yang paling sederhana, yang hanya berupa ujung
dendrite dari suatu sel saraf (tidak memiliki selubung mielin), dapat di temukan pada reseptor
nyeri nosiseptor.
2. Reseptor nonsaraf merupakan struktur saraf yang lebih rumit dapat di temukan dalam
organ pendengaran vertebrata (berupa sel rambut) dan pada organ penglihatan (berupa sel
batang dan kerucut). Reseptor ini merupakan reseptor khusus dan bukan reseptor saraf.
1. b ) Jelas k an b ag aim ana k ed ua m ac am s el r es ep t or t er s eb ut m eng ub ah
s t im ulus m enja d i p ot ens ia l r es ep t or a t a u p ot ens ia l g ener a t or d a n
s elanjut ny a m enja d i p ot ens ia l a k s i

Stimulasi pada suatu reseptor akan mengubah permeabilitas membrannya, melalui


suatu pembukaan nonselektif dari semua saluran-saluran ion kecil. Karena gradien
elektrokimia Na+ akan berdifusi masuk ke dalam sel, mendepolarisasi membran. Depolarisasi
lokal ini akan mengubah potensial membran pada reseptor menjadi potensial reseptor, dan
potensial generator.
Potensial reseptor maupun potensial generator merupakan suatu potensial bertingkat
yang amplitudo dan durasinya dapat bervariasi, tergantung pada kekuatan stimulus dan
kecepatan pemindahan stimulus. Kekuatan stimulus berbanding lurus dengan perubahan
permeabilitas dan potensial reseptor. Semua potensial bertingkat tidak memiliki periode
refraktori, sehingga memungkinkan terjadi penjumlahan respon terhadap stimuli yang cepat.
Karena daerah reseptor memiliki ambang yang sangat tinggi, maka potensial aksi tidak terjadi
pada reseptor. Untuk transmisi jarak jauh, potensial reseptor harus dirubah menjadi potensial
aksi yang dapat dirambatkan sepanjang saraf aferen.
Pada reseptor yang berupa sel khusus, suatu potensial reseptor akan memicu
pembebasan neurotransmitter yang kemudian berdifusi melintasi celah yang memisahkan
reseptor dari ujung saraf eferen, mirip pada suatu sinaps. Interaksi neurotransmitter dengan
protein reseptor pada ujung saraf aferen akan membuka saluran Na+, yang menyebabkan
masuknya ion Na+ ke dalam neuron aferen sehingga terjadilah depolarisasi untuk memulai
potensial aksi yang akan dirambatkan pada neuron aferen.
Dalam hal potensial generator aliran arus lokal dari ujung reseptor yang diaktifkan ke
membran sel yang berdekatan menyebabkan terbukanya saluran Na+ berpintu voltase di
daerah tersebut. Sekali potensial ambang dicapai, suatu potensial aksi dimulai dan
dirambatkan sepanjang serabut saraf, (selanjutnya potensial reseptor dan potensial generator
akan disebut sebagai potensial reseptor). Jadi suatu reseptor dapat berfungsi sebagai
pengubah (transducer) bentuk energi, yaitu mengubah energi stimulus khususnya menjadi
energi elektrokimia impuls saraf, atau sebagai pembangkit potensial aksi. Apabila stimulus
yang mengenai reseptor tidak cocok, maka reseptor tidak akan merespon, artinya tidak akan
terjadi potensial reseptor yang selanjutnya tidak terjadi potensial aksi yang dirambatkan pada
saraf aferen.
Gambar 1. Conversion of Receptor and Generator Potentials
into Action Potentials
Sumber: (Sherwood, 2007)
DAFTAR RUJUKAN
Sherwood, L. 2007. Human Physiology: From Cells to Systems. 6th ed. Jakarta: EGC.
Soewolo, Basoeki,S.,Yunadi,T. 2005. Fisiologi Manusia. Malang : UM Press.

Anda mungkin juga menyukai