Anda di halaman 1dari 30

DIAGNOSIS, EVALUASI DAN

PROGNOSIS KEGANASAN

Dr. Nurhidayati, M.Kes


PATOLOGI SELULER DAN MOLEKULER
• Diagnosis kanker  analisa jaringan dan sel
• Spesimen untuk pemeriksaan jaringan, sitologi dan
molekuler dapat diperoleh melalui beberapa prosedur,
a/l :
• Biopsi (operasi)
• Biopsi endoscopi
• FNA (fine needle aspiration)  aspirasi jarum halus
• venapuncture,
• Pungsi spinal/lumbal
• Pungsi pleura atau asiter
• Swap/kerokan jaringan permukaan
• Sel-sel yang lepas dalam urin dan sputum
• Mikroskop cahaya  menentukan gambaran morfologi sel/jaringan 
masih menjadi metode diagnosis standar
• Penggunaan enzim histokimiawi dan mikroskop elektron 
meningkatkan kemampuan evaluasi mikroskop cahaya  sampai ke
gambaran biokimiawi dan struktur subseluler
• Metode terbaru yang dikembangkan untuk diagnosis kanker  metode
immunohistokimia, sitogenetik, analisis DNA dan molekul genetik
(kromosom)
• Metode pemeriksaan sitologi dan histopatologi  bila
dilakukan oleh seseorang yang ahli  merupakan tes
diagnostik yang sangat efisien

• Keterbatasan dari metode ini  tidak dapat dengan pasti


menetukan apakah lesi tersebut kanker atau bukan

• Tes khusus seperti immunohistokimia (IHC) bila dikombinasi


dengan metode pemeriksaan sitologi dan histopatologi dengan
mikroskop cahaya  dapat menentukan tipe tumor secara
spesifik

• Pada kondisi dimana jumlah meterial sampel  tidak


mencukupi  pemeriksaan marker secara molekuler  dapat
membantu penegakan diagnosis
 dapat menentukan fenotipe dan genotipe tumor/kanker
• Metode pemeriksaan MOLEKULER membutuhkan sampel jaringan yang
tepat
• Jaringan tersebut tidak boleh terkontaminasi oleh tipe sel lain, atau tidak
boleh kontak dengan enzim yang mendegradasi (menghancurkan) RNA-
dan DNA
• Beberapa teknik menyiapkan sampel untuk pemeriksaan DNA dan RNA :
• Dibekukan dalam nitrogen cair
• Difiksasi dalam formalin, dan parafin  paling sering dilakukan
Immunohistokimimia (IHC)
• Teknik ini didasarkan pada pendeteksian rantai
protein spesifik (antigen) dari sel tumor dengan
menggunakan antisera dan antibodi monoklonal yang
dapat berikatan secara langsung dengan protein
(antigen) tersebut
• Saat ini reseptor pada membran plasma, komponen
matriks intraseluler, hormon dapat ditentukan dengan
relatif mudah
• IHC  telah berhasil mengurangi jumlah tumor yang
sebelumnya tidak dapat diklasifikasi dan juga dapat
menentukan asal tumor yang mengalami metastase ke
jaringan lain yang tidak diketahui jaringan asal tumor
tersebut
• IHC juga dapat mendiagnosis tumor yang
“undifferentiated” (yang tidak mengalami diferensiasi)
yang gambaran selulernya tidak dapat dibedakan
dengan jaringan normal pada pemeriksaan
histopatologi dengan mikrosop cahaya
• Contoh:
1. Tumor “Undifferentiated” termasuk karsinoma poorly
differentiated, anaplastic large cell lymphoma, amelanotic
melanoma atau, sarcoma (jarang)
• Ekspresi cytokeratins  petunjuk kuat asal tumor tersebut dari
jaringan EPITEL;
• leukocyte common antigen (LCA)  bukti tumor tersebut berasal
dari jaringan LIMFOID
• Ekpsresi protein S 100 dan HMB 45  ciri dari melanoma maligna
2. Tumor sel bundar biru kecil (Small round blue cell
tumors) pada anak-anak merupakan petunjuk
diagnostik terutama bila tumor tersebut tumor
metastase  Kemungkinan Diagnosisnya: lymphoma,
neuroblastoma, Ewing's sarcoma, peripheral
primitive neuro ectodermal tumor, dan
rhabdomyosarcoma.
3. Pewarnaan positif bagi LCA  kanker dari jaringan
limfoid
4. Adanya Marker jaringan saraf seperti neuron specific
enolase dan synaptophysin  kemungkinan tumor
tersebut tumor neuro ectodermal
5. Benign lymphoid hyperplasia (Hiperplasia limfoid benigna/jinak)
 dapat dibedakan dari indolent non-Hodgkin's lymphoma
menggunakan pewarnaan antibodi Kappa and
lambda
• Analisis Flow cytometric dari antigen CD pada keganasan jaringan
hematopoetik dapat memberikan karateristik penyakit lebih spesifik
• Contoh :
• mantle cell lymphoma dan chronic lymphocytic leukemia  biasanya dapat dibedakan
dengan adanya ekspresi CD23  ekspresi negatif pada mantle cell lymphoma.
• IHC juga bermanfaat untuk menentukan prognosis dan respon
pengobatan banyak kanker.
• contoh:
• Antibodi yang menunjukkan protein yang terlibat dalam regulasi siklus sel seperti cyclin D1
dan E  petunjuk prognosis pada kanker payudara dan karsinoma sel skuamous kepala dan
leher

• Ekspresi Reseptor estrogen, progesteron dan Her-2 Neu  menjadi petunjuk respon
terhadap pengobatan hormonal
ONKOLOGI MOLEKULER
• Pada tingkat molekuler, sel kanker dapat dibedakan dari sel normal
berdasarkan ABNORMALITAS STRUKTUR ATAU EKSPRESI GENE

• Abnormalitas ini, secara langsung atau tidak langsung  menghasilkan


perubahan pengaturan siklus sel dan menginduksi pertumbahan yang
tidak terkontrol sel kanker
• Perubahan pada tingkat molekuler dapat terjadi pada setiap tahap
karsinogenesis. Beberapa pola perubahan tersebut:
• Beberapa perubahan/gangguan terjadi pada fase dini/awal  faktor yang sangat
penting bagi pertumbuhan tumor
• Beberapa perubahan terjadi pada fase yang lebih lambat  dibutuhkan oleh sel
kanker untuk bertumbuh secara progresif atau invasif
• Leukemia dan limfoma  kaitannya dengan abnormalitas sitogentik dan
molekular genetik relatif sedikit, tetapi sangat spesifik
• Tumor solid (Padat) sering terjadi beberapa perubahan yang spesifik dan tidak
spesifik
 ONKOLOGI MOLEKULER  membantu menegakkan diagnosis defenitif
(pasti) dan klasifikasi tumor dengan ditemukannya kompleks /gambaran
molekuler yang unik ('finger-prints') atau perubahan molekuler yang unik
yang terjadi pada sel tumor yang spesifik

 Perubahan molekuler tersebut berdasarkan pada perubahan pada tinkat


 KROMOSOM, DNA atau RNA.
Analisis Kromosom
• Abnormalitas kromosom  sering ditemukan pada sel ganas/kanker
• Beberapa abnormalitas kromosom bersifat spesifik untuk tipe tumor
tertentu.
• Perubahan kromosom yang terjadi, dapat berupa :
• Duplikasi kromosom
• Delesi/defisiesni kromosom
• Amplifikasi segmetal kromosom
• Translokasi kromosom
• Inversi kromosom
• Analisis abnormalitas kromosom pada sel tumor solid (padat)  Sulit
dilakukan menggunakan potongan jaringan

• Pada keganasan jaringan hematopetik  kerusakan kromosom


individual dapat dianalisa dengan mudah menggunakan sampel dari
aspirasi sum-sum tulang
• Pendeteksian kelainan kromosom  secara konvensional dilakukan dengan
menganalisis kromosom pada fase metafase
• Waktu yang dibutuhkan untuk kultur dan analisis bervariasi
• sampel dari aspirasi sum-sum tulang  rata-rata waktu yang dibutuhkan 2-3 hari
• Sampel darah  4 - 7 hari
• Biopsi jaringan tumor solid (padat)  sampai dengan 3 minggu
• Metode analisis kromosom mempunyai kelebihan dan kekurangan
• TEKNIK Fluorescence in situ hybridization (FISH) 
digunakan untuk menganalisis kromosom pada sel di
fase interfase  hasilnya lebih sensitif dari pada
metode analisis kromosom/sitogenetik konvensional
• Pada metode FISH  dilakukan hibridisasi “probes” ke
kromosom dan fisualisasi “probes” tersebut dengan
mikroskop fluoresen

• METODE Comparative genomic hybridization (CGH) 


METODE ANALISIS GENETIKA yang lebih baru
Analisis DNA dan RNA

• Tidak semua perbahan/mutasi gene pada sel kanker  Terjadi mutasi


pada tingkat kromosom/sitogenetik
• Beberapa kanker  mutasi terjadi pada tingkat gen tanpa terjadi
perubahan struktur kromosom  gambaran kromosom masih
normal, tetapi gen yang terdapat di dalamnya mengalami mutasi
• Mutasi gen dapat diklasifikasikan secara umum sbb:
• Oncogenes: protein sel normal yang teraktivasi secara abnormal
 Normalnya TIDAK AKTIF
• Tumor suppressor genes: gen antiproliferatif normal atau
protein hasil dari gen supresor yang menjadi tidak aktif 
normalnya AKTIF
• DNA repair genes: gen yang melakukan perbaikan pada DNA
yang mengalami mutasi , menjadi tidak aktif sehingga terjadi
akumulasi mutasi gen  normalnya AKTIF
• Regulators of apoptosis: gen yang mengatur apoptosis (kematian
sel terkontrol/normal), gen pro-apoptosis menjadi tidak aktif
atau gen yang anti-apoptosis menjadi aktif, sehingga sel-sel yang
bertumbuh abnormal bertahan hidup
• Metode deteksi molekuler  dilakukan dengan menganalisa rantai
nukleotida dalam asam nukleat
• DNA  secara umum, stabil dalam sel dan jaringan setelah dipindahkan
dari jaringan tubuh manusia
• RNA  umumnya tidak stabil dan sangat mudah didegradasi oleh enzim
RNAses endogen yang dilepaskan oleh lisosom atau sel yang mati
• Metode ANALISIS DNA (DNA total):
• Metode southern blot (SB)
• polymerase chain reaction (PCR)
• Metode ANALISIS RNA :
• Metode northern blot (NB)
• reverse transcription-PCR (RT-PCR)
• in situ hybridization
• Metode MICRO-ARRAY  mengukur perbedaan
ekpresi dari semua ge, termasuk yang jumalh
ekspresinya minimal
• SEMUA METODE INI SANGAT SENSITIF TETAPI HASIL
POSITIF PALSU  Masih menjadi masalah utama
TUMOR MARKER
• Tumor marker  Senyawa biologik atau biokimiawi yang dihasilkan
oleh sel tumor dan disekresi ke dalam darah, urine atau cairan tubuh
lainnya atau jaringan tubuh penderita kanker tertentu dengan kadar
yang lebih tinggi dari individu normal
• Marker tumor dapat merupakan hasil sekresi dari sel tumor tersebut
atau dari sel tubuh lain sebagai respon terhadap kondisi abnormal
tersebut.
• Tumor marker dapat dideteksi melalui beberapa metode, a/l
• Teknik berdasarkan reaksi antigen-antibodi
• enzyme linked immunosorbent assay,
• radio-immunoassay,
• precipitin tests,
• flow-cytometry,
• immunohistochemistry,
• immunoscintigraphy
• Spektrofotometri
• Teknik kromatografi
• molecular genetic
IMAGING(radiologi)
• Beberapa teknik radiologi yang digunakan untuk
diagnosis dan staging kanker :
• computed tomography (CT)
• Magnetic resonance imaging (MRI)
 diperoleh informasi penting tentang struktur jarngan dan
anatomi
• Teknik ini kadang dapat membedakan antara lesi
tumor jinak dengan kanker dan dapat meenentukan
secar akurat staging kanker
• Molecular imaging :
• magnetic resonance spectroscopy (MRS)
• positrom emission tomography (PET)

Anda mungkin juga menyukai