Sifat :
Bakteri tahan asam
Kuman dl sifat dormant.
Aerob
II. Klasifikasi di IndonesiA
a. Tuberkolosis paru
a. DEMAM
Biasanya subfebris, bisa 40-41 C .
Serangan panas bersifat intermitten
b. BATUK/BATUK DARAH
Batuk kering produktif
haemaptoe
c. SESAK NAFAS fase lanjut
d. NYERI DADA pleuritis.
e. MALAISE :
Anoreksia, badan kurus, sakit kepala,
meriang, nyeri otot, keringat malam dll.
V. PX RADIOLOGIS
Lesi umumnya di apek .
Awalnya berupa bercak.
Kavitas bayangannya spt cincin.
Tb milier terlihat bercak halus tersebar
merata lapangan paru.
VI. PX LAB
a. DARAH
1. Lekosit , LED , hitung jenis
bergeser ke kiri.
2. Anemia, Gama globulin , Na darah
3. Px PAP-Tb : +
b. Px Mycodot dg antigen
c. SPUTUM BTA +
TES TUBERKULIN
Anorexia, kehilangan BB
Turgor kulit < , kulit kering, BB turun,
intake/output
Kehilangan otot/lemak subkutan.
4. Nyeri/rasa nyaman
penumpukan sekret,
serangan batuk ,
odema trakea/pharing.
Tujuan :
Mempertahankan tubuh baik shg tidak
tjd penyebaran infeksi lebih lanjut.
Rencana tindakan
Jelaskan proses penyakit, cara penularan
Identif bhy penularan pada klg/ orang lain
Anjurkan batuk & mengeluarkan dahak pd
tissue / tempat tertutup.
Monitor suhu tubuh.
Identif faktor resiko tjd reactifikasi TBC
Anjurkan kontrol secara teratur
Kolaborasi :
Obat : INH, PAS, Streptomicin, Etambutol
Sputum kultur
4. Koping individu tidak efektif
(depresi) b/d terisolasi.
Tujuan : Menunjukkan tingkah laku /koping +
Rencana tindakan :
Tingkatkan interaksi sosial,
Beranikan mengungkapkan perasaannya.
Jelaskan ttg penyakit dan txnya
Betulkan persepsi klien yg salah.
Bantu dl identifikasi faktor pyb depresi
Beri dukungan mental.
5. Perubahan keb nutrisi < b/d
anorexia, sesak, batuk/sputum