Neurologi
Kejang Demam
Oleh :
Metyana Cahyaningtyas
NIM. 1610029005
Imunisasi
Susu sapi/buatan : - I II III IV Booster I Booster II
Tim saring : 9 bulan Campak 9 bulan //////// //////// //////// //////// ////////
Makanan padat dan lauknya : 1,5 tahun, 3 DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan //////// - -
x 1 piring (lauk, ikan/ayam, sayur) ikut
menu orang tua Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan - -
Pemeriksaan Fisik
(dilakukan pada tanggal 11 September 2017)
• Status Generalis • Status Antropometri
KU : sakit sedang Berat Badan : 13 kg
Kesadaran : CM, GCS E4V5M6 Tinggi Badan : 96 cm
Tanda Vital
Status Gizi
TD : 100/60 mmHg
• BB/U : Z Score -2 s/d 0 SD (Gizi Baik)
Nadi : 114 kali/menit
• TB/U : Z Score -2 s/d 0 SD (Normal)
RR : 30 kali/menit
Suhu (axila) : 39,2o C
• BB/TB : Z Score -2 s/d -1 SD (Gizi Baik)
Regio Kepala/Leher Regio Thoraks
• Bentuk kepala normal, rambut berwarna Paru-paru
hitam • Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan
• Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis dinding dada simetris dekstra = sinistra,
retraksi intercosta (-)
(-/-), sklera ikterik (-/-), sianosis (-),
pembesaran kelenjar getah bening (-), • Palpasi : Pergerakan nafas simetris dekstra
pupil besar isokor 2mm, refleks cahaya = sinistra
(+/+). • Perkusi : sonor seluruh lapangan paru, redup
jantung (+)
• Pernapasasan cuping hidung (-)
• Auskultasi : Suara napas simetris, rhonki (-/-),
• Faring hiperemis (-), T1│T1, edema tonsil wheezing (-/-)
& uvula (+), membran tonsil (-), detritus
(-),
• Mulut berselaput putih (-) Jantung
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
• Kejang demam adalah bangkitan • Kejang demam terjadi pada 2-5% anak
kejang yang terjadi pada anak berumur berumur 6 bulan – 5 tahun.
6 bulan sampai 5 tahun yang • Kejang demam sederhana merupakan
mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu 80% di antara seluruh kejang demam.
di atas 380C, dengan metode • Dari jumlah kejadian kejang demam
pengukuran suhu apa pun) yang tidak sederhana tersebut, sekitar 20-30%
disebabkan oleh proses intrakranial dapat berkembang menjadi kejang
(IDAI, 2016). demam kompleks.
Kejang demam
sederhana
Klasifikasi
kejang demam
Kejang demam
kompleks
Prognosis : baik
• Prognosis kejang demam secara umum sangat baik.
• Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah
dilaporkan.
• Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal.
• Kelainan neurologis dapat terjadi pada kasus kejang lama atau kejang
berulang, baik umum maupun fokal.
• Gangguan recognition memory dapat terjadi pada anak yang mengalami kejang
lama.
Pembahasan
Anamnesis
Teori Fakta
• Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama • Pasien dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS
kejang. AWS pada pagi hari (pukul 10.00 WITA)
dengan keluhan kejang seluruh tubuh ± 30
• Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam menit sebelum masuk rumah sakit. Kejang
24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang, sebanyak 1 kali selama di rumah. Durasi ± 5
penyebab demam diluar infeksi susunan menit, kemudian anak sadar penuh
saraf pusat (gejala infeksi saluran napas setelah kejang. Kejang muncul lagi pada
akut/ISPA, infeksi saluran kemih/ISK, otitis hari yang sama sore harinya (pada pukul
media akut/OMA, dll.). 16.00 WITA) sebanyak 1 kali. Kejang ini
• Riwayat perkembangan, riwayat kejang selalu didahului dengan demam tinggi.
demam dan epilepsi dalam keluarga. Anak sudah mengalami demam sejak 1 hari
yang lalu, demam semakin lama semakin
• Menyingkirkan penyebab kejang yang lain tinggi. Demam turun jika diberi obat
(misalnya diare/muntah yang mengakibatkan penurun panas, namun kemudian panas lagi
gangguan elektrolit, sesak yang setelah 1 jam kemudian. Keluhan lain berupa
mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang BAB cair seiring dengan timbulnya demam.
yang dapat menyebabkan hipoglikemia) BAB cair sebanyak > 5 kali sehari, warna
(IDAI, 2009). kuning, ampas (-), lendir (-), darah (-).
Pemeriksaan Fisik
Teori Fakta
• Kesadaran : apakah terdapat penurunan • Kesadaran : komposmentis GCS E4V5M6
kesadaran. • Suhu tubuh : 380C – 390C
• Suhu tubuh : apakah terdapat demam. Status Neurologis
• Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, • GCS : E4V5M6
Bruzinski I dan II, Kernique, dan Laseque. • Sensoris : baik
• Pemeriksaan nervus kranial. • Motoris : MMT keempat ekstremitas 5,
peningkatan tonus otot (-)
• Tanda peningkatan tekanan intrakranial :
ubun-ubun besar (UUB) membonjol, papil • Refleks fisiologis : Biceps (+/+), Triceps (+/+),
edema. Patella (+/+), Achilles (+/+)
• Refleks patologis : Hoffman (-/-), Tromner (-/-),
• Tanda infeksi diluar SSP : ISPA, OMA, Babinsky (-/-), Chaddock (-/-)
ISK, dll.
• Meningeal signs : negatif
• Pemeriksaan neurologi : tonus, motorik,
refleks fisiologis, refleks patologis (IDAI,
2009). Tanda infeksi di luar SSP : tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
Teori Fakta
• Pemeriksaan laboratorium • Pemeriksaan laboratorium darah
• Pungsi lumbal
• EEG
• Pencitraan (CT Scan/MRI)