Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Mialgia atau disebut juga nyeri otot merupakan gejala dari banyak penyakit dan
gangguan pada tubuh. Penyebab umum mialgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot
yang terlalu tegang. Mialgia yang terjadi tanpa riwayat trauma mungkin disebabkan oleh
infeksi virus. Mialgia yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukan miopati
metabolik, defisiensi nutrisi atau sindrom fatigue kronik (Wahyudi G, 2013). Mialgia
merupakan suatu bentuk respon tubuh terhadap berbagai kemungkinan kondisi. Myalgia yang
parah dan berlangsung selama lebih dari dua minggu dapat mengindikasikan bahwa tubuh
sedang menghadapi suatu keadaan yang serius, terutama jika gejala mialgia tersebut tidak dapat
dihubungkan secara pasti dengan cedera atau penyakit yang baru dialami, juga jika disertai
dengan gejala lainnya (Wahyudi G, 2013).
Mialgia adalah keluhan yang paling umum terjadi di fasilitas kesehatan dan klinik di
seluruh negara. Telah dilaporkan bahwa kelelahan dan nyeri otot ini mempengaruhi kehidupan
7 sampai 20 juta orang di Amerika Serikat setiap tahunnya (Reeves, et al., 2007). Kelelahan
dan nyeri otot seringkali terjadi secara akut, gejalanya dapat berkurang secara spontan atau
dapat berkurang oleh berbagai obat dan modalitas pengobatan. Terlepas dari bagaimana cara
pengurangan gejala nyeri otot ini, sebuah majalah populer di Amerika memperkirakan bahwa
setiap tahun orang Amerika menghabiskan lebih dari 30 miliar dolar untuk pengobatan herbal
dan 50 miliar dolar untuk terapi alternatif guna mengobati gejala yang mencakup nyeri otot
dan kelelahan. Data statistik ini menunjukkan bahwa mialgia dan kelelahan akut adalah
masalah kesehatan serius yang tidak ditangani secara memadai oleh tenaga medis saat ini
(Alan, Charles, & Kathleen, 2010).
Pada beberapa kondisi tertentu, mialgia dapat bersifat sifat kronis, yang menyebabkan
timbulnya berbagai sindrom antara lain sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome /
CFS) dan sindrom fibromyalgia (FMS). Dua kondisi ini ditandai dengan keletihan seluruh
tubuh yang berkelanjutan bahkan dapat diperparah dengan olahraga atau aktifitas fisik ringan
sekalipun. Kedua kondisi ini sering dikaitkan satu sama lain dengan berbagai penyakit lain,
seperti gangguan temporomandibular (TMD), irritable bowel syndrome (IBS), dan lain-lain.
Sindrom ini tentu saja mengganggu aktifitas sehari-hari, menurunkan produktifitas kerja
penderita sehingga secara tidak langsung berakibat pada menurunnya status ekonomi penderita
secara finansial (Alan, Charles, & Kathleen, 2010).
Pengelolaan mialgia dapat dilakukan menggunakan berbagai metode baik yang bersifat
farmakologi maupun nonfarmakologi. Pengelolaan mialgia secara farmakologi dapat
dilakukan menggunakan obat-obat modern yang bersifat kimiawi maupun pengobatan secara
herbalis. Pengobatan secara herbal tergolong pengobatan komplementer merupakan suatu
fenomena yang muncul saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non
konvensional yang lain, seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan
bekam. Pemanfaatan herbal merupakan salah satu alternatif pengobatan yang dipilih
masyarakat selain pengobatan secara konvensional (medis) (WHO, 2003). Pemanfaatan herbal
untuk pemeliharaan kesehatan dan gangguan penyakit hingga saat ini sangat dibutuhkan dan
perlu dikembangkan, terutama dengan melonjaknya biaya pengobatan. Dengan maraknya
gerakan kembali ke alam (back to nature), kecenderungan penggunaan obat bahan alam/herbal
di dunia semakin meningkat. Gerakan tersebut dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola
hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit (Paulus, 2012).

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
Apakah penggunaan tanaman dan obat-obatan herbal pada pasien yang menderita mialgia dapat
mengurangi gejala-gejala mialgia.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dan tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui efek bahan alami dari
penggunaan obat herbal maupun tanaman herbal terhadap pengurangan gejala mialgia.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Akademis
Memperluas pengetahuan farmakologi dan non farmakologi mengenai bahan alami pada
tanaman dan obat-obatan herbal, sebagai obat penunjang anti nyeri.

1.4.2. Manfaat Praktis


Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai manfaat dari penggunaan tanaman
dan obat-obatan herbal sebagai obat (preventif dan adjuvan) dalam menugurangi gejala
mialgia.

1.4.3. Manfaat Ilmiah


Memperkaya Khasanah ilmu pengetahuan di bidang farmakologi serta sebagai landasan
untuk penelitian selanjutnya.

1.4.4. Manfaat Bagi Peneliti


Menambah wawasan dan pengalaman ilmiah peneliti, serta sebagai sarana untuk
mengaktualisasikan pengetahuan yang dimiliki peneliti.

1.4.5. Manfaat Bagi Masyarakat


Sumber informasi bagi masyarakat mengenai OBA yang memiliki efektivitas sebagai
terapi komplementer untuk mialgia.

Anda mungkin juga menyukai