Anda di halaman 1dari 21

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


2019
Nyeri Dapat mengenai semua
Nyeri merupakan pengalaman orang tanpa memandang jemis
sensoris dan emosional yang kelamin, umur, status sosial,
tidak menyenangkan yang dan pekerjaan. Tipe nyeri yang
terkait dengan kerusakan digunakan secara luas adalah
jaringan yang nyata atau nosiseptif, inflamasi,
ancaman kerusakan jaringan neuropatik, dan fungsional.
atau sensasi yang Saat ini dimulai jelas
tergambarkan pada kerusakan mekanisme neurobiologi
jaringan seperti itu. mendasari berbagai tipe nyeri
tersebut
Transduksi
Perubahan stimulus nyeri menjadi modalitas
elektrik. Transduksi mengacu pada proses di
mana rangsangan berbahaya, kimia, termal,
atau mekanik, diubah ke dalam aktivitas listrik
pada tingkat nosiseptor. Badan sel nosiseptor
ini ditemukan di ganglia akar dorsal (DRG) dari
sumsum tulang belakang.
Transmisi
Penjalaran sepanjang serat nervus tipe A dan
Tipe C. Setelah transduksi, stimulus listrik
dihasilkan harus ditransmisikan ke lapisan
superfisial dan lebih dalam pada dorsal horn
dari spinal cord. Seperti dijelaskan di atas, Aδ
dan serabut C adalah akson neuron unipolar
yang memiliki proyeksi distal yang dikenal
sebagai ujung nociceptive
Modulasi
Pemrosesan kompleks di subtantia gelatinosa dan
interaksi antara neurotransmitter eksitatotik dan
inhibitorik. Modulasi adalah proses yang ketiga
dan sangat penting dari pemrosesan stimulus
noksius. Proses ini merupakan perubahan yang
terjadi di sistem saraf dalam menanggapi stimulus
noksius dan memungkinkan stimulus noksius
diterima pada dorsal horn medulla spinalis
menjadi selektif terhambat sehingga transmisi
sinyal ke pusat yang lebih tinggi telah
dimodifikasi.
Persepsi
Rangasangan nyeri kemudian dipersepikan di
pusat korteks neurosensoris.
Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang
terhadap nyeri, pada saat individu menjadi
sadar akan adanya suatu nyeri, maka akan
terjadi suatu reaksi yang kompleks. Persepsi ini
menyadarkan individu dan mengartikan nyeri
itu sehingga kemudian individu itu dapat
bereaksi
Berdasarkan waktu durasi nyeri:
a. Nyeri akut : < 3 bulan, mendadak akibat
trauma atau inflamasi, tanda respon
simpatis, penderita ansietas sedangkan
keluarga suportif.
b. Nyeri kronik : >3 bulan, hilang timbul atau
terus menerus, tanda respon parasimpatis,
penderita depresi sedangkan keluarga lelah
Berdasarkan etiologi, ke dalam :
a. nyeri nosiseptik : rangsang timbul oleh
mediator nyeri, seperti pada paska trauma
operasi dan luka bakar
b. nyeri neuropatik : rangsang oleh
kerusakan saraf atau disfungsi saraf seperti
diabetes mellitus, herpes zoster
Berdasarkan intensitas nyeri, ke dalam:
a. skala visual analog score : 1-10
b. skala wajah Wong Baker : tanpa nyeri, nyeri
ringan, sedang, berat, tak tertahankan.
Berdasarkan lokasi:
a. nyeri superfisial : nyeri pada kulit, subkutan,
bersifat tajam, terlokasi
b. nyeri somatik dalam : nyeri berasal dari otot,
tendo, tumpul, kurang terlokasi
c. nyeri visceral : nyeri yang berasal dari organ
internal atau organ pembungkusnya, seperti
nyeri kolik gastrointestinal, dan kolik ureter
d. nyeri alih/reffered : masukan dari organ
dalam pada tingkat spinal disalah artikan
penderita sebagai masukan dari daerah kulit
pada segmen spinal yang sama
e. nyeri proyeksi : misalnya pada herpes
zoster, kerusakan saraf menyebabkan nyeri
dialihkan ke sepanjang bagian tubuh yang
dipersarafi oleh saraf yang rusak tersebut.
f. nyeri phantom : persepsi nyeri dihubungkan
dengan bagian tubuh yang hilang seperti
pada amputasi ekstremitas.
Nyeri Akut
Nyeri akut dapat didefinisikan sebagai nyeri
yang disebabkan oleh rangsangan berbahaya
karena cedera, proses penyakit atau fungsi
abnormal dari otot atau organ viseral dan
biasanya karena rangsang nonsiseptif. Nyeri
nonsiseptif berfungsi untuk mendeteksi,
melokalisasi, dan membatasi kerusakan
jaringan.
Nyeri Kronis
Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang
berlangsung lebih lama dari nyeri yang
biasanya terjadi pada penyakit atau lebih lama
dari waktu yang wajar untuk terjadi
penyembuhan. Periode ini dapat bervariasi dari
1 hingga 6 bulan. Nyeri kronis mungkin
nonsiseptif, neuropati atau campuran.
Gambaran yang membedakan adalah bahwa
mekanisme psikologis atau faktor lingkungan
sering memainkan peran utama
Efek pada sistem kardiovaskuler
Efek kardiovaskuler yang muncul akibat nyeri
sering menonjol seperti hipertensi, takikardi,
peningkatan iritabilitas miokardium dan
peningkatan resistensi vaskuler sistemik. Curah
jantung meningkat pada kebanyakan orang
normal, tetapi dapat menurun pada pasien dengan
fungsi ventikel yang melemah. Karena
penimgkatan kebutuhan oksigen miokardium nyeri
dapat memperbutuk atau atau memicu iskemia
miokardium nyeri dapat memberburuk atau meicu
ikemia miokardium
Efek pada sistem respirasi
Pada sistem respirasi nyeri dapat menyebakan
peningkatan konsumsi oksigen tubuh dan produksi
karbondioksida seiring dengan bertambahnya ventilasi
semenit. Nyeri akibat sayatan perut atau dada
menyebabkan berkurangnya atelaktasis, shunting,
inpartu, hipoksemia, dan hipoventiulasi
Efek pada sistem gastrointestinal
Peningkatan tonus simpatis akan meningkatkan tonus
sfingter esophagus atas dan bawah sehingga makanan
dari lambung tidak mudah kembali ke arah mulut serta
menurunbkan motilitas usus dan saluran kemih
menyebabkan ileus dan retensi urin.
Efek pada sistem endokrin
Respon hormonal terhadap stres meningkatkan
hormon katabolik (katekolamin, kortisol, dan
glukagon) Trerdapat keseimbangan nitrogen
negatif intoleransi karbohidrat, dan
peningkatan lipolisis
Efek pada hematologi
Terjadi peningkatan adhesi trombosit,
pengurangan fibronalisis, dan kondisi
hiperkoagulitas
a. Ekspresi wajah: terdiri dari 6 ekspresi wajah
yang berbeda, dari senang hingga sedih. Skala
ini sesuai pada pasien dengan gangguan
bahasa seperti anak-adak, pasien geriatri,
bingung, pasien yang tidak dapat berbahasa
lokal.
b. Verbal rating scale (VRS); pasien ditanya
tengtang nyeri yang dirasakan terdiri dari 5
poin : tidak nyeri, ringan, sedang, berat, atu
sangat berat
c. Numerical rating scale (NRS) terdiri dari nilai 0-
10
d. Visual analogue scale (VAS). Pasiem
memberikan garis pada nyeri yang dirasakan
Simple analgesics
Aspirin, atau asam asetilsalisilat, awalnya berasal
dari kulit pohon willow. Obat ini memiliki beberapa
efek, diantaranya penghambat cyclooxygenases
(COXs), enzim yang mengkatalisis produksi
prostaglandin dari asam arakidonat (komponen
asam lemak dari membran sel). Prostaglandin tidak
mengaktifkan nociceptors, tetapi menyebabkan
sensitisasi, menurunkan ambang sehingga
diaktifkan oleh rangsangan mekanik, termal atau
kimia yang biasanya tidak berbahaya
Opioid
Opioid, yang termasuk opiat klasik seperti
morfin dan juga peptida dengan mekanisme
serupa, termasuk analgesik poten pada kedua
tindakan perifer dan sentral. Suntikan opioid
perifer dapat mempengaruhi nyeri inflamasi
dengan mengurangi aktivitas serabut
nosiseptif primer aferen dan mempengaruhi
aktivitas sel imun.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai