DEMAM TIFOID
KONSULEN: dr. William S. Tjeng, Sp.A.
Laporan Kasus
Identitas Pasien • Alamat : Jalan Gurami,
• Nama : An. D Samarinda
• Usia : 4 tahun 4 bulan • Pendidikan terakhir : SMA
• Jenis Kelamin : Perempuan • Pernikahan ke : Pertama
• Berat Badan : 14 kg
• Agama : Islam • Nama Ibu : Ny. M
• Alamat : Jalan Gurami, • Usia : 40 tahun
Samarinda • Pekerjaan : Ibu rumah
tangga
• Alamat : Jalan Gurami,
Identitas Orang Tua Samarinda
• Nama Ayah : Tn A • Pendidikan terakhir : SMA
• Usia : 45 tahun • Pernikahan ke : Pertama
• Pekerjaan : Wiraswasta • MRS tanggal 6 Agustus 2019
Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2019, di ruang
Melati. Dilakukan heteroanamnesis dengan orang tua pasien.
Keluhan Utama
Demam
RPS
• Pasien merupakan rujukan dari RS tipe C, datang ke RS Tipe A
dengan keluhan demam sejak 6 hari yang lalu. Keluhan
demam timbul secara mendadak dan naik turun. Demam
sempat terus meningkat dari hari ke hari. Keluhan demam
cenderung timbul pada saat menjelang malam hari. Orang tua
pasien mengaku sempat memberikan obat penurun panas
namun keluhan demam hanya turun sebentar, lalu naik lagi.
Keluhan kejang tidak ada. Pasien mengalami keluhan batuk
kering sudah 3 hari ini, serta nafsu makan yang menurun.
Pasien juga mengeluh nyeri perut. Tidak terdapat bintik-bintik
merah muncul pada kedua lengan pasien. Tidak ada keluhan
mual dan muntah. Tidak ada keluhan mimisan, gusi berdarah,
muntah darah, maupun BAB darah/hitam.
RPD
Tidak ada riwayat alergi, mau pun keluhan serupa sebelumnya.
Penyakit lain (-).
RPK
Tidak ada riwayat alergi/asma di keluarga. DM (-), HT (-).Keluhan
serupa (-).
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
Riwayat Tumbang
• Berat badan lahir : 2.900 gram
• Panjang badan lahir : lupa
• Berat badan sekarang : 14 kg
• Tersenyum : OT lupa
• Miring : OT lupa
• Tengkurap : 3 bulan
• Duduk : 6 bulan
• Merangkak : OT lupa
• Berdiri : 1 tahun
• Berjalan : 1 tahun
• Berbicara : 8 bulan
• Tumbuh gigi : 8 bulan
Riwayat Makan dan Minum
• ASI : Sejak lahir sampai usia 1 tahun
5 bulan
• Susu sapi : Sejak usia 1 tahun 5 bulan
• Makanan lunak : Mulai usia 9 bulan
• Makan padat dan lauknya : Mulai usia 1 tahun
Riwayat Kelahiran
• Lahir di : Klinik Bersalin
• Ditolong oleh : Bidan
• Usia dalam kandungan : Aterm
• Jenis partus : Spontan per vaginam
Riwayat Imunisasi
Imunisasi
DPT + + + //////////// - -
Hepatitis B + + + + - -
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Komposmentis
• Berat Badan : 14 kg
• Tinggi Badan : 102 cm
• Tanda Vital :
• TD 90/60 mmHg
• Nadi 116 kali/menit, regular, kuat angkat
• Pernafasan 22 kali/menit
• Temperatur 38.3o C per aksiler
Kepala/Leher
• Kepala/Rambut :Normocephali, rambut warna hitam
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-
/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-),
pupil isokor (3/3mm), refleks cahaya
(+/+), edema palpebra (-/-), mata cekung
(-/-)
• Hidung : Sekret hidung (-), pernafasan cuping
hidung (-), deviasi septum nasi (-)
• Mulut : Mukosa bibir tampak lembab, sianosis
(-), perdarahan (-), faring hiperemis (-),
lidah kotor (-)
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
• Paru :
• Inspeksi : Bentuk dan besar dada normal, tampak
simetris, pergerakan simetris D=S, retraksi
intercostal (-/-), retraksi supra sternum (-/-)
retraksi supraclavicula (-/-),
• Palpasi :Gerakan napas simetris D=S, Pelebaran ICS (-/-),
fremitus raba simetris D=S
• Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru
• Auskultasi :Suara napas vesikuler (+/+), Rhonchi (-/-),
wheezing (-/-) stridor (-/-)
• Jantung:
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicularis
sinistra
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
• Inspeksi :Flat, distended (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
• Perkusi : Timpani, asites (-)
• Palpasi : Soefl, nyeri tekan (+), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Ekstremitas
• Ekstremitas superior: Akral hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik
• Ekstremitas inferior: Akral hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Lab 4/8/2019
Hasil Nilai Rujukan
Tes Widal
• Penatalaksanaan
• Injeksi parasetamol 150 mg/IV
• Injeksi cefotaxime 500 mg/IV
Follow Up
Jejunum dan
Hepar dan lien
ileum
Masuk ke
Di fagosit oleh
pembuluh
makrofag
darah
Menyebar
melalui kgb
Manifestasi Klinis
• Periode inkubasi demam tifoid antara 5-40 hari dengan rata-
rata antara 10-14 hari
• Demam, yang lebih tinggi pada sore dan malam hari
• Pola demam step ladder
• Nyeri perut
• Batuk kering
• Malaise
• Anoreksia
• Nyeri kepala
• Hepatomegali dan splenomegali
• Bradikardia
Penegakan Diagnosis
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan gejala dan
tanda demam tifoid
• Pemeriksaan penunjang:
• Darah tepi perifer:
• Anemia
• Leukopenia
• Limfositosis relatif
• Trombositopenia, terutama pada demam tifoid berat
• Pemeriksaan serologi:
• Serologi Widal : kenaikan titer S.Thypi titer O 1:200 atau kenaikan 4
kali titer fase akut ke fase konvalesens
• Kadar IgM dan IgG (Typhi-dot)
• Kultur
• Darah pada minggu 1 dan awal minggu 2
• Tinja dan urin pada minggu 2 dan 3
Perbandingan beberapa pemeriksaan penunjang untuk demam tifoid. Tabel I. Perbandingan beberapa pemeriksaan
penunjang untuk demam tifoid.
Biakan sumsum tulang 55-67 30 Sensitivitas tinggi, namun invasif dan terbatas penggunaannya
Diagnostik serologi
Widal 47-77 50-92 Klasik dan murah. Hasil bervariasi di daerah endemis, perlu standardisasi dan kualitas
kontrol dari reagen
Typhidot 66-88 75-91 Sensitivitas lebih rendah dari Typhidot-M
Typhidot-M 73-95 68-95 Sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi
Tubex 65-88 63-89 Hasil menjanjikan dan harus diuji ditingkat komunitas
Lainnya
Deteksi antigen urin 65-95 NA Data awal
NA = not available
Penatalaksanaan
• Antibiotik
• Kloramfenikol (drugofchoice) 50-100mg/kgbb/hari, oral atau IV,
dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari
• Amoksisilin 100mg/kgbb/hari, oral atau intravena, selama 10 hari
• Kotrimoksasol 6mg/kgbb/hari, oral, selama 10 hari
• Seftriakson 80mg/kgbb/hari, intravena atau intramuskular, sekali
sehari, selama 5 hari
• Sefiksim 10mg/kgbb/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis, selama 10
hari
• Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan
kesadaran
• Deksametason1-3 mg/kgbb/hari intravena, dibagi 3 dosis hingga
kesadaran membaik
Indikasi Rawat
• Demam tifoid berat harus dirawat inap di rumah sakit.
• Cairan dan kalori
• Terutama pada demam tinggi ,muntah ,atau diare, bila perlu asupan cairan dan
kalori diberikan melalui sonde lambung
• Pada ensefalopati, jumlah kebutuhan cairan dikurangi menjadi 4/5 kebutuhan
dengan kadar natrium rendah
• Penuhi kebutuhan volume cairan intravascular dan jaringan
• Pertahankan fungsi sirkulasi dengan baik
• Pertahankan oksigenasi jaringan , bila perlu berikan O2
• Pelihara keadaan nutrisi
• Pengobatan gangguan asam basa dan elektrolit
• Antipiretik, diberikan apabila demam >39°C, kecuali pada pasien dengan
riwayat kejang demam dapat diberikan lebih awal
• Diet
• Makanan tidak berserat dan mudah dicerna
• Setelah demam reda, dapat segera diberikan makanan yang lebih padat
dengan kalori cukup
• Transfusi darah: kadang-kadang diperlukan pada perdarahan saluran cerna dan
perforasi usus
Pemantauan
• Terapi
• Evaluasi demam dengan memonitor suhu. Apabila pada hari ke-4-
5 setelah pengobatan demam tidak reda, maka harus segera
kembali dievaluasi adakah komplikasi, sumber infeksi lain,
resistensi S.typhi terhadap antibiotik, atau kemungkinan salah
menegakkan diagnosis.
• Pasien dapat dipulangkan apabila tidak demam selama 24 jam
tanpa antipiretik, nafsu makan membaik, klinis perbaikan, dan
tidak dijumpai komplikasi. Pengobatan dapat dilanjutkan
dirumah.
Pembahasan
Anamnesis
Fakta Teori
• Demam 6 hari sebelum MRS Demam tifoid:
tearutama pada malam hari yang Demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu
terus menerus meningkat tiap hari tertinggi pada akhir minggu pertama, minggu kedua
• Batuk kering demam terus menerus tinggi. Anak sering mengigau
• Nyeri perut (derilium), malaise, anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut,
diare atau konstipasi, muntah, perut kembung. Pada
demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan kesadaran,
kejang, dan ikterus.
Pemeriksaan Fisik
Fakta Teori
Compos mentis Kesadaran menurun, derilium
Nadi = 116x/menit Suhu badan meningkat
RR= 22x/menit Bradikardi relatif jarang dijumpai pada anak
Suhu = 38,30C Bibir kering dan pecah-pecah
Kepala: bibir kering, Lidah tampak kotor dengan putih di tengah sedangkan tepi
Dada: bintik merah (-), ronki (-/-) dan ujungnya kemerahan.
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba, Rose spot
tympani, BU (+) normal Ronki dapat terdengar
Hepatomegali, splenomegali, meteorismus
Pemeriksaan Penunjang
Fakta Teori
4 Agustus 2019 Anemia
Leukosit : 8820/mm3 Leukopenia
Hb : 11,7 g/dl Limfositosis relatif
Ht : 34 % Trombositopenia
Trombosit : 276.000/mm3 Serologi Widal: kenaikan titer Salmonella typhi O
Limfosit : 48% Biakan darah terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan
Tes Widal penyakit.
S. Typhii O : 1/320 Biakan feses dan urin positif biasanya pada minggu
S. Typhii H : 1/160 kedua, ketiga.
6 Agustus 2019 Biakan sumsum tulang masih positif sampai minggu ke-
Leukosis : 5.360/mm3 4.
Trombosit : 198.000/mm3
Dengue IgG : negatif
Dengue IgM : negatif
NS1 : negatif
Penatalaksanaan
Fakta Teori
Injeksi parasetamol 150 mg/IV Medikamentosa
Injeksi cefotaxime 500 mg/IV Antibiotik: kloramfenikol (drug of
choice), amoksisilin, kotrimoksazol,
seftriakson, sefiksim
Kortikosteroid diberikan pada kasus
berat dengan gangguan kesadaran
Bedah
Pada penyulit perforasi usus.
Suportif
Tirah baring
Isolasi memadai
Kebutuhan cairan dan kalori
dicukupi
kesimpulan
• Pasien dengan inisial An. D di diagnosis dengan demam
thypoid. Anamnesis hingga penatalaksanaan sesuai dengan
teori. Perlu kajian lebih lanjut untuk kondisi awalnya.
Terima kasih