Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN P.

D PASIEN
OSTEOSARKOMA

KELOMPOK 3
ANGGA ADIARSA
FRISKA REZA KHARISMA
INDAH DWI ANGGITA
DEFINISI OSTEOSARKOMA

Adalah tumor yang dapat menjadi kanker, umumnya


berkembang pada masa pertumbuhan anak-anak hingga orang
dewasa. Rata-rata usia penderita adalah 15 tahun dan
biasanya terjadi pada pria dan wanita.

Tidak hanya anak-anak pada orang dewasa hingga orang tua


pun bisa terjadi.

Penyebab tumor ini bisa jadi karena faktor keturunan atau


karena pengaruh lingkungan. Umumnya tulang yang diserang
adalah tulang yang pertumbuhannya cepat seperti tulang dekat
lutut (shin), tulang paha ( thigh) dan tulang lengan atas (upper
arm). Namun pada dasarnya semua tulang dapat diserang.
JENIS-JENIS OSTEOSARKOMA

1. Parosteal Osteosarkoma

2. Periosteal Osteosarkoma

3. Telangiectasis Osteosarkoma

4. Osteosarkoma Sekunder

5. Osteosarkoma Intrameduler Derajat rendah


7. Osteosarkoma Akibat Radiasi
TANDA & GEJALA
 Nyeri persendian
 Bengkak (Rheumatoid nodule)
 Kaku pada sendi, setelah bangun tidur pada pagi hari
Terbatasnya pergerakan sendi terasa panas
 Demam
 Kekuatan otot berkurang
 Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
 Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal.
CONTOH GAMBAR PADA
OSTEOSARKOMA
ETIOLOGI

Multisentrik Osteosarkoma Penyebab pasti dari osteosarkoma tidak


diketahui. Namun, sejumlah faktor risiko yang dapat
mempengaruhi adalah sebagai berikut:
1. Petumbuhan tulang yang cepat
2. Faktor lingkungan
3. Predisposisi genetik

4. Penurunan rentang gerak

5. Limfadenopati
PATOFISIOLOGI

Osteosarkoma terjadi karena osteoblast & osteoclast tumbuh tidak


terkendali, sehingga terjadi pertumbuhan & perusakan sel
abnormal. Tumor tumbuh ke dalam menggantikan jaringan
metafisis. Bermula dari medula, lalu merusak korteks & terjadi
erosi korteks periosteum akan membentuk dinding dari luar yang
disebut reaksi periosteal.

Invasi tumor melalui lapisan permukaan tulang akan mengangkat/


memisahkan periosteum dari korteks. Dinding dari reaksi periosteal
akan terdorong keluar, maka sel-sel tulang keluar ke jaringan lunak
& terjadi klasifikasi di jaringan lunak. Osteosarkoma terjadi pada
semua tulang. Tetapi, lebih banyak terdapat pada region metafisisi
dari tulang panjang ekstremitas.
PENATALAKSANAAN
OSTEOSARKOMA
BEDAH :
Mengambil sel kanker dalam oprasi.
 Seperti; amputasi atau operasi penyelamatan anggota tubuh.
KEMOTRAPI :
Menggunakan obat untuk membunuh sel kanker.
 Diberikan baik sebelum atau setelah operasi. Orang dengan
osteosarkoma diberi obat kemotrapi intravena ( melalui
pembuluh darah) atau secara oral.
TERAPI RADIASI
 Menggunakan terapi radiasi X-Ray atau energi sinar tinggi yang
lain, untuk membunuh sel kanker dan tumor yang bersembunyi.
PEMERIKSAAN YANG
BIASA DILAKUKAN :
Rontgen
 CT-Scan tulang
 Pemeriksaaan darah
 CT-Scan dada untuk melihat adanya penyebaran
ke paru-paru
 Biopsi
 Srening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

 Identitas pasien.

 Pemeriksaaan fisik:

a. Pegang daerah ekstremintas perlahan dan tinggikan, kaji ada/


keluhan nyeri,

b. Identifikasi ada/tida.k pembengkakan,

c. Pergerakan terbatas,

d. Ada/tidak kelemahan.
 Riwayat psikososial untuk mengetahui adanya kecemasan,

takut atau depresi.

 Riwayat kesehatan.

 Riwayat kesehatan keluarga.

 Pemeriksaan laboratorium.

 Pemeriksaan diagnostic untuk mengetahui adanya anemia,

hiperkalsemia, hiperkalsiuria atau hiperurisemia.


DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Defisit nutrisi/Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d status


hipermetabolik, konsekuensi; kemoterapi, radiasi, pembedahan;
distress emosional, keletihan atau control nyeri buruk.

 Nyeri b.d kompresi/destruktsi jaringan saraf, obstruksi jaras saraf


atau inflamasi, serta efek samping berbagai agen terapi saraf.

 Ansietas b.d krisis situasi (kanker), ancaman/perubahan pada status


kesehatan/social ekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancaman
kematian, perpisahan dari keluarga.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No DX KEP INTERVENSI
1 Defisit Nutrisi  Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Lakunan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
 Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Anjurkan posisi dudu, jika mampu
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antimietik), jika
perlu

 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
2 Nyeri Akut  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Monitor efek samping penggunaan
analgetik yang sudah diberikan
 Berikan teknik nonfarmakologis
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


3 Ansietas  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
 Monitor tanda – tanda ansietas (verbal dan
nonverbal)
 Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
 Latih teknik relaksasi

 Kolaborasi pemberian obat antiansietas,


jika perlu
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai