Jurnal Tina 12
Jurnal Tina 12
RAUDATUL AGUSTINA
G1A219032
PEMBIMBING :
dr. Lusiana Herawati Yammin, Sp. THT-KL
• Sel mast termediasi oleh alergen, memicu pelepasan mediator, seperti histamin
dan leukotrien, yang bertanggung jawab untuk pelebaran ateriol, peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, gatal-gatal, rhinorrhea, sekresi mukosa, dan
kontraksi otot polos di paru-paru.
• Mediator & sitokin dilepaskan selama fase awal respon kekebalan thdp alergen
memicu respons lebih lanjut inflamasi selama 4-8 jam (akhir-fase respons
inflamasi) yg menghasilkan gejala berulang (biasanya hidung tersumbat) yg
sering bertahan.
KLASIFIKASI
• Rhinitis alergi dikategorikan sebagai musiman (terjadi selama
musim tertentu)/abadi (terjadi sepanjang tahun).
• Tidak semua pasien masuk ke dalam klasifikasi ini.
• Contoh = beberapa pemicu alergi, seperti serbuk sari, mungkin
musiman di iklim dingin, tapi abadi di iklim hangat, dan pasien
dengan beberapa “musiman” alergi mungkin memiliki gejala
hampir sepanjang tahun.
KLASIFIKASI
• Rhinitis alergi diklasifikasikan menurut durasi gejala (intermiten
atau terus-menerus) dan keparahan (ringan, sedang atau berat).
Otonom Vasomotor
Rangsangan obat (medika mentosa rhinitis)
Hipotiroidisme
Hormonal
Rhinitis non alergi dengan sindrom eosinofilia (LPN)
Infeksi Dipicu oleh infeksi virus (paling umum), bakteri, atau jamur
Idiopatik Etiologi tidak dapat ditentukan
Rhinitis Kerja
• Rhinitis kerja = penyakit radang hidung ditandai dengan gejala
intermiten atau terus-menerus yang mencakup aliran udara
terbatas, hipersekresi, bersin dan gatal yang disebabkan
lingkungan kerja tertentu dan rangsangan tidak ditemui di luar
tempat kerja
Pasien dengan LAR memiliki tes kulit negatif dan / atau tes in
vitro untuk IgE, tetapi memiliki bukti produksi IgE lokal di
mukosa hidung.
Klasifikasi dari rhinitis alergi menurut lama
dan berat gejala
Komponen dari anamnesis lengkap dan
pemeriksaan fisik untuk suspek rhinitis
Lanjutan…
Medication/Penggunaan Obat Cairan dibelakang gendang telinga
Beta-blockers Sinuses
ASA • Palpasi sinus (tanda – tanda nyeri)
NSAIDs
ACE inhibitors • Sensitivitas gigi rahang atas
Terapi Hormon Posterior oropharynx
Penggunaan kokain rekreasional • Postnasal drip
Kualitas Hidup • Lymphoid hyperplasia
Kuesioner Khusus Rhinitis (“cobblestoning”)
Kormobiditas • Hipertropi Tonsil
Asma Dada dan Kulit
Napas dari Mulut • Penyakit Atopik
Snoring ± apnea • Wheezing/Mengi
Penurunan pembau dan pengecap
Keterlibatan Sinus
Otitis media
Nasal polyps
Conjunctivitis
Menanggapi Intervensi Sebelumnya
Hindari alergen
Cuci Hidung dengan Salin
Antihistamine Generasi Ke 2 Oral
Cortikosteroid Intranasal
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pasien yang diduga rhinitis alergi harus
mencakup :
1. penilaian tanda-tanda fisik,
2. hidung,
3. telinga,
4. sinus,
5. orofaring posterior (daerah tenggorokan yang berada di
belakang mulut),
6. dada & kulit.
Tes Diagnostik
• Tes cukit/skin prick dianggap sebagai metode utama untuk
mengidentifikasi pemicu alergi tertentu rhinitis.
2. Terapi lain pada pasien tertentu = dekongestan dan kortikosteroid oral. Jika gejala
pasien bertahan meskipun pengobatannya tepat, rujukan ke ahli alergi harus
dipertimbangkan. Rhinitis alergi dan asma muncul untuk mewakili penyakit
inflamasi gabungan saluran napas dan pengobatan asma juga merupakan
pertimbangan penting pada pasien dengan rhinitis alergi.
Menghindari Alergen
• Pengobatan lini pertama = menghindari alergen yang relevan
(misalnya, debu rumah tungau, jamur, hewan peliharaan, serbuk
sari) dan iritasi (misalnya, asap tembakau).
Sodium cromogylycate
intranasal
Terbukti dapat mengurangi bersin, rinore, gatal pada hidung oleh
karena itu bisa digunakan sebagai pilihan terapi pada beberapa
pasien.
Pilhan terapi lainnya
omalizumab
Terbukti efektif pada rhinitis alergi musiman dan asma, namun saat
ini tidak disetujui sebagai pengobatan rhinitis alergi.
Terapi bedah
Terapi bedah juga bisa membantu pada pasien tertentu dengan
rhinitis alergi, poliposis atau penyakit sinus kronis yang kebal
terhadap pengobatan medis. Kebanyakan tindakan bedah dilakukan
dibawah pengaruh anestesi lokal.
Pilhan terapi lainnya