Anda di halaman 1dari 17

Amoebiasis

Amoebiasis

Adanya infestasi Entamoeba histolytica dlm


tubuh, satu-satunya yg patogen di antara 7
spesies amoeba.
Amoebiasis intestinal
ekstra-intestinal
Amoebiasis intestinal :
Cara infeksi : kista infeksius E.histolytica mencemari
makanan/min. ekskistasio di usus
minuta berkembangbiak di colon histolytica
invasi jaringan dinding colon.

Sering terjadi invasi di caecum, sigmoid, rectum dan


flexura colica dxt. & sin.
Mula-mula terjadi abses kemudian menjadi ulkus.
Ulkusnya berliang (flask-shaped). Mucosa usus di
sela-sela ulcera tampak sehat.
Kadang-kadang ulcus diisi jaringan fibrotik menjadi
granuloma yg disebut amoeboma.
Kista mencemari makanan/min. terutama
melalui pencemaran tinja, ditambah melalui
vektor lalat di negara-negara berkembang.
Selain itu, penularan langsung orang ke orang
dpt terjadi di kalangan homosexual pria.
Amoebiasis jg bnyk dijumpai di lingk. sosio-
ekonomi rendah yg kerapkali disertai
keadaan higiene-sanitasi yg buruk dan
berjejal (overcrowded). Dlm keadaan begini
pun mudah terjadi penularan langsung orang
ke orang di dlm satu keluarga.
Amoebiasis extra-intestinal :
Dari usus amoeba dpt menyebar ke luar

extra-intestinal, paling sering ke hepar


amoebic hepatic abscess.
Kadang-kadang metastase ke otak.

Amoebic abscess, sebenarnya adalah suatu


pseudoabscess karena isinya bukan pus
tetapi jaringan organ yg nekrotis. Jaringan
hepar yg nekrotis dinamai “anchovy sauce”.
Trophozoit E.histolytica terdapat di dinding
pseudoabscess.
Abses hepar, tergantung dari lokasinya, dpt pecah (ruptur) ke:
1. cavum peritonei peritonitis, acute abdomen
2. lumen usus
3. cavum pericardii pericarditis, heart tamponade
4. cavum pleurae pleuritis, empyema
5. paru konsolidasi, abses paru, fistula hepatobronchial
6. kulit keluar
Klinik
Amoebiasis intestinal :
Sering asymptomatis, atau gejala-gejala ringan berupa :
 diare yg hilang-timbul
 flatulens
 nyeri setentang tempat ulcera
 Tenesmus

Pd kasus berat dijumpai syndroma dysenteriae, yaitu diare yg


disertai lendir & darah.
Amoebiasis extra-intestinal :
Dpt terjadi di mana saja dlm tubuh,
umumnya berupa abses.

Amoebic liver abscess :


Sering terjadi pd pria, dewasa muda, tanda/gejala :
 Demam, 39°C atau lebih.
 Rasa perih atau sakit di daerah hepatik atau
epigastrik.
 Nyeri dan bengkak di kulit setentang hepar
 Sakit di pleura kanan bawah, kadang sampai
ke bahu.
 Tanda pleuritis kanan bawah dgn krepitasi
 Keringat dingin, badan bungkuk ke depan
 Kadang disertai mual, muntah diare atau
constipasi.
 Hepatomegalia
Laboratorium:
1. leukocytosis (15-25,000/mm3)
2. LED meningkat.
3. Serum transaminase & alkaline phosphatase meningkat
4. Ratio alb/glob terbalik dgn total protein normal
5. Pemeriksaan tinja kadang menemui kista
6. Pemeriksaan serologik positif

Radiologik
 hepatomegalia
 diaphragma kurva kanan meninggi dan
pergerakannya kurang/hilang
 kadang disertai pleural effusion, infiltrat
basiler, atelectasis, atau kollaps atau
konsolidasi paru kanan.
Ultrasonogram/CT Scan :
Sangat tepat dan banyak digunakan untuk
menentukan lokasi dan besarnya abses.

Aspirasi :
Aspirasi “pus” yang paling meyakinkan
diagnosis.
Anchovy sauce yang tidak berbau dan
steril.

Biopsi:
Jaringan peripher abses kadang-kadang
memperlihatkan Tropozoit E.histolytica.
Therapi amoebiasis : Target
1. Diiodohydroxy quinolin lumen usus
Carbarson (direct)
Chlorophenoxamide
2. Tetracycline lumen + ddg
usus (indirect)
3. Emetine HCl ddg usus + hepar
Dehydroemetin
4. Chloroquin hepar
5. Metronidazole (Flagyl) semua tempat
Secnidazole (Sentyl) caplet 500 mg, a.c.
1. dysenteric : 2 g (single/divide in 4 hrs)
30 mg/kg BW
2. asymptomatic : 3 x 1 caplet (3 days)
3. hepatic : 1,5 g (single/div., 5-10 days)

Giardiasis
Infeksi oleh Giardia lamblia
Habitat : duodenum, ductus choledochus
Kadang-kadang sampai vesica fellea
Tidak menginvasi jaringan, sering
Asymptomatik
Bila infeksi berat, gejala :
- gangguan epigastrik
- nausea
- steatorrhoea
Infeksi lebih sering dan lebih berat pada anak balita,
menyebabkan diare berkepanjangan, anak menjadi kurus.

Diagnosis : menemukan trophozoit/kista dalam


tinja. Paling andal, pemeriksaan cairan
drainage duodenum
Therapi : Atabrine
Metronidazole
Epidemiologi : cara penularan menyerupai
amoebiasis
Trichomoniasis
Infeksi oleh Trichomonas vaginalis di tractus
urogenitalis, satu-satunya yang patogen di antara
3 spesies trichomonas dalam tubuh. Tidak
membentuk kista, menular langsung dengan
trophozoit melalui hubungan kelamin.

Trichomonas vaginalis adalah satu-satunya


protozoa yang menginfeksi vagina, menyebabkan
iritasi kronik pada mucosa vagina dan portio.
Infeksinya berhubungan erat dengan lapisan
masyarakat tertentu dan kebiasaan sexual dan
higiene. Pada beberapa kasus nyaris asymptomatik
(latent), sebaliknya sebagian dapat dijumpai cukup
parah dengan leukorrhoea, gatal, perih, dan sakit.
Radang mucosa vaginal dan portio merah seperti
arbei.
Sekret meliputi dinding vagina dan portio dan menumpuk di
fornix posterior. Pada kasus yang parah, exudat sangat banyak
dan encer sering berbuih mengalir terus-menerus ke vulva.
Terjadi maserasi kulit bisa sampai ke paha bawah. Rasa gatal dan
terbakar sehingga terjadi lesi pada vulva karena garukan (akut).
Keadaan demikian biasanya tidak lama. Disusul dengan tahap
culminant, menyerupai tahap akut, tetapi berlangsung bulanan
atau tahunan dengan gejala –gejala merata atau naik-turun.
Kemudian berlanjut ke tahap kronis. Terjadi gangguan psychis,
perasaan rendah diri, sulit tidur, dll.

Parasit ini tidak invasif ke jaringan dan tidak


menyebar jauh, tetapi dalam keadaan kronis
membentuk koloni di urethra dan kelenjar Skene
dan Bartholin.
Diagnosis :
Klinis : radang vagina seperti merah arbei

Laboratorium : pemeriksaan segar sekret vagina


mendapatkan T. vaginalis bila meragukan, kultur sekret
vagina.

Trichomoniasis pada pria kerapkali


asymptomatik, apalagi kalau sudah kronis.
Parasit menempati urethra, celah
preputium, kelenjar cowper dan
paraurethral, vesicula seminalis, prostata,
epididymis dan testis.
Dalam hubungannya sebagai
penyakit menular, pria sebagai
“carrier” dan wanita sebagai
“sufferer”. Dapat menular timbal-
balik merupakan “pingpong
phenomenon”

Therapi :
Nimorazol (Naxogin tab.250 mg)
500 mg/ hari selama 6 hr berturut
atau
2 g single dose
atau
1 g 3 doses selang 12 jam
Balantidiasis
Infeksi oleh Balantidium coli
Protozoa plg besar pd manusia
Trophozoit menginvasi jaringan dinding colon,
menyebabkan nekrosis dan ulcerasi.
Gejala-gejala :
1. Infeksi ringan : asimptomatik
2. Infeksi berat : diare, syndroma dysentiae
Reservoir : babi
Penularan : melalui kistaa mengkontaminasi mak &
min.
Penyakit ini tdk jarang dijumpai di Papua.
Diagnosis : menemukan trophozoit/kista dlm
tinja penderita dan pemeriksaan biopsi
jaringan dinding colon utk menemukan
trophozoit Balantidium coli

Terapi : Metronidazole

Anda mungkin juga menyukai