Anda di halaman 1dari 28

STIKes Surya

Global

Kegawatdaruratan
System Respirasi
Suib.S.Kep.,Ns.,M.Kep.,CWCS
085643031865 ns.suib@yahoo.com

Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id


 Suatu gangguan pada saluran bronkial
yang mempunyai ciri bronkospasme
periodik (kontraksi spasme pada saluran
nafas)
 Berdasarkan penyebabnya terbagi
menjadi 3, yaitu:
–Asma alergik/ekstrinsik
–Idiopatik atau nonalergik
asma/intrinsik
–Asma campuran (Mixed Asma)
• Alergen
• Infeksi saluran nafas
• Perubahan cuaca yang
ekstrim
• Kegiatan jasmani yang
berlebihan
• Obat – obatan
• Polusi udara
• Lingkungan kerja
 Bisingmengi ( weezing ) yang
terdengar atau tanpa stetoskop
 Batuk produktif, sering pada malam
hari
 Sesak nafas
 Dada seperti tertekan atau terikat
 Pernafasan cuping hidung
 Keluhan :
– Sesak nafas tiba-tiba, biasanya ada faktor
pencetus
– Terjadi kesulitan ekspirasi / ekspirasi
diperpanjang
– Batuk dengan sekret lengket
– Berkeringat dingin
– Terdengar suara mengi / wheezing keras
– Terjadi berulang, setiap ada pencetus
– Sering ada faktor genetik/familier
 Airway
– jalan nafas : sumbatan lendir, lidah, benda
asing
– Auskultasi : suara sumbatan jalan nafas,
whezing, mengi.
 Breathing
– Saat serangan anak tampak gelisah, sesak
nafas tak ada perubahan dg merubah posisi
– Respirasi rate sedikit meningkat dengan
ekspirasi diperpanjang
 Circulasi
– Kadang disertai sianosis
Penatalaksanaan
• Prinsip umum pengobatan asma bronkial, yaitu:
– Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan
segera
– Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang
dapat mencetuskan serangan asma
– Memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenai penyakit asma, baik
pengobatannya maupun tentang perjalanan
penyakitnya sehingga penderita mengerti
tujuan pengobatan yang diberikan dan
bekerjasama dengan dokter atau perawat
yang merawatnya.
Pengkajian
 Riwayat kesehatan yang lalu
 Aktivitas
 Pernafasan
 Sirkulasi
 Integritas ego
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
bronkospasme
– Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi
nafas (ex: mengi)
– Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat rasio
inspirasi/ekspirasi
– Catat adanya dipsneu, ansietas, distress
pernafasan
– Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien
(ex: meninggikan kepala tempat tidur, duduk
pada sandaran tempat tidur)
 Pertahankan polusi lingkungan minimum (ex:
debu, asap, dll)
 Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000
ml/hari sesuai dengan toleransi jantung
memberikan air hangat
 Berikan obat sesuai dengan indikator
bronkodilator
 Kerusakan pertukaran gas b/d
gangguan suplai oksigen (spasme
bronkus)
– Kaji/awasi secara rutin kulit dan membran
mukosa
– Awasi tanda vital dan irama jantung
– Berikan oksigen tambahan sesuai dengan
indikasi hasil AGD dan toleransi pasien
Gagal Nafas
– Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan
untuk mempertahankan oksigenasi darah normal
(PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang
adekuat disebabkanoleh masalah ventilasi difusi atau
perfusi.
– Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen
terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat
memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan
karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga
menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg
(Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida
lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).
Patofisiologi Gagal Nafas
 Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas
akut dan gagal nafas kronik
 Indikator gagal nafas telah frekuensi
pernafasan dan kapasitas vital,
 Gagal nafas penyebab terpenting adalah
ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi
obstruksi jalan nafas atas.
 Pusat pernafasan yang mengendalikan
pernapasan terletak di bawah batang otak
(pons dan medulla)
Etiologi
 Depresi Sistem saraf pusat
 Kelainan neurologis primer
 Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
 Trauma
 Penyakit akut paru
 Gangguan di tingkat pusat.
 Gangguan system otot pernafasan, yang disebabkan
oleh :
Obat – obatan :obat pelumpuh otot ( pancuronium ),
keracunan obat (organophospat).
Tanda dan Gejala
TANDA
Gagal nafas total
Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela
iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi
Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi
buatan
Gagal nafas parsial
Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan
whizing.
Ada retraksi dada
GEJALA
 Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
 Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2
menurun)
Pathway
Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasan gas-gas darah arteri adanya hipoksemia :
 Ringan : PaO2 < 80 mmHg
 Sedang : PaO2 < 60 mmHg
 Berat : PaO2 < 40 mmHg
Pemeriksaan rontgen dada
 Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit
yang tidak diketahui
Hemodinamik Tipe I : peningkatan PCWP (Pulmonary Capillary
Wedge Pressure)
EKG : Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi
kanan
Disritmia
Sumbatan Jalan Nafas
 Trauma pada wajah
 Fraktur ramus mandibula, terutama bilateral, dapat
menyebabkan lidah jatuh ke belakang dan gangguan
jalan napas pada posisi terlentang.
 Perlukaan daerah leher mungkin menyebabkan
gangguan jalan napas karena rusaknya laring atau
trakea atau karena perdarahan dalam jaringan
lunak yang menekan jalan napas.
 Adanya cairan berupa muntahan, darah, atau yang lain
dapat menyebabkan aspirasi
 Edema laring akut karena trauma, alergi, atau infeksi.
Pengelolaan Jalan Nafas
 Pasien diajak berbicara.
 Berikan oksigen.
 Nilai jalan napas.
Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan
secara simultan, menilai jalan napas sekaligus fungsi
pernapasan:
 Obstruksi jalan napas (obtruksi parsial dan obstruksi
total)
 Menjaga stabilitas tulang leher, ini jika ada dugaan
trauma leher, yang ditandai dengan adanya trauma
wajah/maksilo-facial, ada jejas di atas clavicula,
Pembebasan Jalan Nafas
Tanpa Alat
 Head-tilt (dorong kepala ke belakang).
letakkan 1 telapak tangan pada dahi pasien, pelan-pelan tengadahkan
kepala pasien dengan mendorong dahi ke arah belakang sehingga kepala
menjadi sedikit tengadah (slight Extention).
 Chin-lift Maneuver (tindakan mengangkat dagu).
Gunakan jari tengah dan jari telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien,
kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan. Jika korban anak-anak,
gunakan hanya jari telunjuk dan diletakkan di bawah dagu, jangan terlalu
menengadahkan kepala
 Jaw-thrust Maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah ke
atas).
dilakukan dengan maksud mengangkat otot
pangkal lidah ke depan. Tindakan ini sering
dilakukan bersamaan dengan tindakan head tilt.
Tehnik ini bertujuan membuka jalan napas secara
maksimal.
Pembebasan Jalan Nafas
Dengan ALat
 Oropharyngeal Tube (pipa orofaring)
 Nasopharyngeal Tube (pipa nasofaring)
 Endotrcheal Tube ( ET T )
 Laringeal Mask Airway (LMA)
 Krikotiroidotomy ( dengan jarum atau pisau bedah )
Membersihkan Jalan Nafas
 Membersihkan Jalan Napas Secara Manual (Finger
Sweep)
 Mengatasi Sumbatan Jalan Napas Karena Benda Padat
(Sumbatan Total)
 Manual Trust
 Abdominal thrust
 Chest Trust
 Back Blow
 Membersihkan Benda Asing Padat Dengan Alat
 Laringoskop
 alat pengisap (suction)
 alat penjepit (forcep)
Pengkajian
Airway
 Peningkatan sekresi pernapasan
 Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi

Breathing
 Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
 Menggunakan otot aksesori pernapasan
 Kesulitan bernafas : diaforesis, sianosis

Circulation
 Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
 Sakit kepala
 Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk
 Papiledema
 Penurunan haluaran urine
Diagnosa
 Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan
ekspansi paru
 Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan abnormalitas ventilasi-perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi
 Kelebihan volume cairan b.d. edema pulmo
 Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan
curah jantung
Penanganan Medis
 Terapi oksigen
 Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi
atau nasal prong
 Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif
kontinu (CPAP) atau PEEP
 Inhalasi nebuliser
 Fisioterapi dada
 Pemantauan hemodinamik/jantung
 Pengobatan
 Brokodilator
 Steroid
 Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai