A 2017 3
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
Secondary glaucoma
• Definisi: Glaukoma semacam ini baik dapat menjadi sudut terbuka atau sudut
tertutup di mana tekanan pada mata naik
• Cause: Dalam secondary angle closure glaucoma, sudut drainase alami ‘sempit’.
• Symtopms: Pada tahap awal glaukoma penutupan sudut sekunder, mungkin tidak
ada gejala – penglihatan Anda mungkin tampak sangat normal dan tidak ada rasa
sakit. Kondisi ini biasanya pertama kali diambil ketika mata Anda diperiksa oleh
Optometris Anda (optician), atau ketika kondisi yang menyebabkan glaukoma
diidentifikasi.
• Diganosis: Pendeteksian glaukoma sudut sekunder, seperti bentuk glaukoma
simtomless lainnya, tergantung pada pemeriksaan mata rutin yang mencakup
ketiga tes glaukoma
• Treament: Dalam semua bentuk glaukoma sekunder kondisi yang mendasari
ditangani jika mungkin, dan karena hilangnya penglihatan dalam glaukoma adalah
permanen, terapi glaukoma biasanya dimulai tanpa penundaan sehingga kerusakan
pada penglihatan dapat diminimalisir.
KLASIFIKASI
Glaukoma kongenital
1. Terapi medikamentosa
a. Agen osmotic : gliserin, mannitol, ureum intravena
b. Karbonik anhidrase inhibitor : asetazolamid
c. Miotik kuat : pilokarpin
d. Beta-bloker : timolol
e. Apraklonidin
2. Obervasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat menyelamatkan
visus penderita, untuk tindakan selanjutnya, observasinya meliputi:
• Monitor ketajaman visus, edema kornea dan ukuran pupil.
• Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit (yang terbaik dengan tonometer
aplanasi).
• Periksa sudut dengan gonioskopi, terutama apabila tekanan intraokularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih.
PENATALAKSANAAN
3. Parasintesi
4. Bedah laser : laser iridektomi, laser iridoplasti
5. Bedah insisi : iridektomi bedah insis,
trabekulektomi
6. Ektransi lensa
7. Tindakan profilaksis
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat Perubahan aktivitas biasanya/hobi
sehubungan dengan gangguan penglihatan
2. Makanan/Cairan Mual, muntah (glaukoma akut)
3. Neurosensori : Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar
terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap
penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat/merasa di ruang gelap(katarak).Penglihatan
berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar
4. Nyeri/Kenyamanan : Ketidak nyamanan ringan/mata berair
(glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan
pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
ASUHAN KEPERAWATAN
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan
mual dan muntah
2. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan,
gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang
progresif.
3. Ansietas b/d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan
ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian
hidup
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b/d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi ditandai dengan pertanyaan, pernyataan salah persepsi,
tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah
ASUHAN KEPERAWATAN
C. Intervensi keperawatan
1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan
mual dan muntah
Tujuan: nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
• Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian nyeri
• Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
• Ekspresi wajah rileks
Intervensi:
• Kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri
• Kaji tingkatan nyeri untuk menentukan dosis analgesic
• Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang
• Atur sikap fowler 30° atau dalam posisi nyaman.
• Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan TIO
• Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan
• Berikan analgesi sesuai anjuran
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan, gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
Tujuan: penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria Hasil:
• Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
• Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih
lanjut
Intervensi:
• Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
• Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan
penglihatan
• Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal,
tidak salah dosis
• Lakukan tindakan untuk membantu pasien menanganiketerbatasan penglihatan,
contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang
terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam
• Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi
ASUHAN KEPERAWATAN
C. Evaluasi
• Nyeri hilang atau berkurang
• Penggunaan penglihatan yang optimal
• Cemas hilang atau berkurang
• Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan
pengobatannya
Terima Kasih