Anda di halaman 1dari 21

GLAUKOMA

A 2017 3
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

Ayu Anita Siti Khairunnisa


Riska Apriani Syntya Eka Putri
Anisa Arrasy S Anggi Wahyudi
Wulandari Putri Melda N
Idzni Nelia Najla Nailufar
Mustafa
Shindy Yurisca
DEFINISI

Menurut Herman 2010, glaukoma


merupakan suatu kumpulan penyakit
yang mempunyai karakteristik umum
neuropatik yang berhubungan dengan
hilangnya fungsi penglihatan.

Pendapat yang lain mengatakan bahwa


glaukoma adalah suatu kelainan dimana
tekanan didalam bola mata meningkat,
sehingga terjadi kerusakan pada saraf
mata optikus dan menyebabkan
penurunan fungsi penglihatan.
ETIOLOGI

Riwayat Tekanan Riwayat Penyakit


Umur Keluarga bola mata trauma lain
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI

Primary open angle glaucoma (or chronic glaucoma)


• Definisi: Ini adalah bentuk yang paling umum dari glaukoma. Hal ini juga dikenal
sebagai glaukoma sudut terbuka kronis, makna kronis tahan lama atau terus
menerus.
• Cause: terlalu banyak tekanan di dalam mata (tekanan intraokular atau IOP)
• Symtopms: POAG tidak memberikan gejala peringatan pada tahap awal. Tidak ada
rasa sakit dan banyak kasus dengan kondisi ini, seseorang sama sekali tidak
menyadari kerusakan yang telah terjadi pada penglihatan mereka
• Diganosis: Spesialis mata akan melakukan berbagai tes untuk melihat berapa
banyak kerusakan yang telah dilakukan. Ini akan mencakup pemeriksaan visual
dari saraf penglihatan di mana ia meninggalkan mata (disk optik), cek tekanan di
mata (tekanan intraokular) dan tes untuk memetakan tambalan kosong yang dapat
ditemukan di lapang penglihatan (ini adalah tiga screening tes untuk glaukoma).
Tes lain mungkin termasuk mengukur ketebalan kornea pusat dan melihat sudut
drainase di mata (gonioskopi), untuk mengkonfirmasi diagnosis.
• Treament: Glaukoma sudut terbuka primer biasanya diobati dengan tetes mata
untuk mengurangi tekanan pada mata.
KLASIFIKASI

Primary angle closure (acute) glaucoma


• Definisi: Ini adalah jenis glaukoma sudut tertutup, yaitu iris ditemukan
menghalangi drainase mata melewati trabecular meshwork.
• Cause: Primary angle closure (acute) cenderung sangat menyakitkan karena
kenaikan tekanan terjadi tiba-tiba. Gejalanya termasuk melihat lingkaran cahaya di
sekitar sumber terang, mata merah, cloudy vision dan, terkadang sakit. Itu harus
diobati langsung dan sebagian besar penglihatan pulih sepenuhnya
• Symtopms: POAG tidak memberikan gejala peringatan pada tahap awal. Tidak ada
rasa sakit dan banyak kasus dengan kondisi ini, seseorang sama sekali tidak
menyadari kerusakan yang telah terjadi pada penglihatan mereka
• Diganosis: Jika mengalami salah satu gejala primary angle closure, anda harus
mencari bantuan segera dari GP yang akan merujuk anda ke spesialis mata darurat.
Kondisi harus ditangani dengan cepat
• Treament: Acute angle closure awalnya diobati dengan tetes dan suntikan intravena
untuk menurunkan tekanan pada mata. Setelah tekanan diturunkan, prosedur laser
atau pembedahan dilakukan untuk melewati penyumbatan pada sistem drainase
pada mata dan mencegah kekambuhan penyakit.
KLASIFIKASI

Secondary glaucoma
• Definisi: Glaukoma semacam ini baik dapat menjadi sudut terbuka atau sudut
tertutup di mana tekanan pada mata naik
• Cause: Dalam secondary angle closure glaucoma, sudut drainase alami ‘sempit’.
• Symtopms: Pada tahap awal glaukoma penutupan sudut sekunder, mungkin tidak
ada gejala – penglihatan Anda mungkin tampak sangat normal dan tidak ada rasa
sakit. Kondisi ini biasanya pertama kali diambil ketika mata Anda diperiksa oleh
Optometris Anda (optician), atau ketika kondisi yang menyebabkan glaukoma
diidentifikasi.
• Diganosis: Pendeteksian glaukoma sudut sekunder, seperti bentuk glaukoma
simtomless lainnya, tergantung pada pemeriksaan mata rutin yang mencakup
ketiga tes glaukoma
• Treament: Dalam semua bentuk glaukoma sekunder kondisi yang mendasari
ditangani jika mungkin, dan karena hilangnya penglihatan dalam glaukoma adalah
permanen, terapi glaukoma biasanya dimulai tanpa penundaan sehingga kerusakan
pada penglihatan dapat diminimalisir.
KLASIFIKASI

Glaukoma kongenital

• Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah


kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di
dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata
meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan
mata berair, berkabut dan peka terhadap cahaya. Glaukoma Kongenital
merupakan perkembangan abnormal dari sudut filtrasi dapat terjadi
sekunder terhadap kelainan mata sistemik jarang (0,05%) manifestasi
klinik biasanya adanya pembesaran mata, lakrimasi, fotofobia
blepharospme.
MANIFESTASI KLINIS

• Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga).


• Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu.
• Mual, muntah, berkeringat.
• Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar.
• Visus menurun.
• Edema kornea.
• Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada
glaukoma sudut terbuka).
• Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya.
• TIO meningkat.(Tamsuri A, 2010 : 74-75)
PATOFISIOLOGIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Glaukoma Akut : Pengukuran dengan tonometrischiotZ menunjukkan


peningkatan tekanan, parimetri genioskopi dan tonografi dilakukan setelah
edema kornea menghilang.
• Glaukoma Kronik : Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan
tonomebri menunjukkan peningkatan, nilai dianggap mencurigakan bila
berkisar antara 21-25 mmHg dan dianggap patologik bila berada diatas 25
mmHg
• Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit,
depresi bagian nasal, tangga rone, atau stroma busur
• Pengukuran tekanan intraocular (dengan tonometer), pemeriksaan keadaan
sudut bola mata dengan genioskopi
• Pengecekan terhadap kondisi syaraf mata digunakan alat Heidelberg
Retinal Tomography (HRT) atau Optical Coherence Tomography (OCT)
• Pemasangan keran Ahmed Valve
KOMPLIKASI

Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total


akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.
Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea terlihat keruh, bilik
mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan)
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.
PENATALAKSANAAN

1. Terapi medikamentosa
a. Agen osmotic : gliserin, mannitol, ureum intravena
b. Karbonik anhidrase inhibitor : asetazolamid
c. Miotik kuat : pilokarpin
d. Beta-bloker : timolol
e. Apraklonidin
2. Obervasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat menyelamatkan
visus penderita, untuk tindakan selanjutnya, observasinya meliputi:
• Monitor ketajaman visus, edema kornea dan ukuran pupil.
• Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit (yang terbaik dengan tonometer
aplanasi).
• Periksa sudut dengan gonioskopi, terutama apabila tekanan intraokularnya
sudah turun dan kornea sudah mulai jernih.
PENATALAKSANAAN

3. Parasintesi
4. Bedah laser : laser iridektomi, laser iridoplasti
5. Bedah insisi : iridektomi bedah insis,
trabekulektomi
6. Ektransi lensa
7. Tindakan profilaksis
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat Perubahan aktivitas biasanya/hobi
sehubungan dengan gangguan penglihatan
2. Makanan/Cairan Mual, muntah (glaukoma akut)
3. Neurosensori : Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar
terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap
penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat/merasa di ruang gelap(katarak).Penglihatan
berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar
4. Nyeri/Kenyamanan : Ketidak nyamanan ringan/mata berair
(glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan
pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
ASUHAN KEPERAWATAN

B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan
mual dan muntah
2. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan,
gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang
progresif.
3. Ansietas b/d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan
ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian
hidup
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b/d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi ditandai dengan pertanyaan, pernyataan salah persepsi,
tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah
ASUHAN KEPERAWATAN

C. Intervensi keperawatan
1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan
mual dan muntah
Tujuan: nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
• Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian nyeri
• Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
• Ekspresi wajah rileks
Intervensi:
• Kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri
• Kaji tingkatan nyeri untuk menentukan dosis analgesic
• Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang
• Atur sikap fowler 30° atau dalam posisi nyaman.
• Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan TIO
• Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan
• Berikan analgesi sesuai anjuran
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan, gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
Tujuan: penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria Hasil:
• Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
• Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih
lanjut
Intervensi:
• Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
• Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan
penglihatan
• Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal,
tidak salah dosis
• Lakukan tindakan untuk membantu pasien menanganiketerbatasan penglihatan,
contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang
terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam
• Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi
ASUHAN KEPERAWATAN

C. Evaluasi
• Nyeri hilang atau berkurang
• Penggunaan penglihatan yang optimal
• Cemas hilang atau berkurang
• Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan
pengobatannya
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai