Anda di halaman 1dari 20

FISIOLOGI OTOT

AFRIWARDI
Penyebaran potensial aksi
dari syaraf ke otot:
Neuro-muscular transmision

Melalui myo-neural junction

Neuro-transmitter
- Asetilkolin
Penyebaran potensial aksi ke otot:
Myoneural junction
Mekasime Kopeling
Eksitasi - Kontraksi

Mekanisme yang menerangkan


bagaimana potensial aksi dapat
menimbulkan kontraksi serat otot
(myofibril)
Organisasi Serat Otot Rangka
Mekasime Kopeling
Eksitasi - Kontraksi
Organisasi Otot Rangka
Mekanisme Umum Kontraksi
Otot
1. Penyebaran potensial aksi dari syaraf motorik
ke myoneural junction
2. Penglepasan neurotransmiter asetilkolin ke otot
3. Serat otot juga mengalami potensial aksi
4. Sarkoplasmik retikulum melepaskan ion Ca
5. Ion Ca menyebabkan filamen aktin dan miosin
saling tarik-menarik  mekanisme geser
(sliding)  kontraksi otot
6. Pompa Ca memompakan kembali ion Ca dari
serat otot  filamen aktin dan miosin menjauh
 kontraksi berakhir (relaksasi)
Tipe Kontraksi Otot

Kontraksi isometrik:
> panjang otot tidak berubah (iso = sama,
metrik = panjang)
> tonus otot meningkat

Kontraksi isotonik:
> tonus otot tidak berubah (iso = sama,
tonik = tonus)
> panjang otot memendek
Sumasi Kontraksi Otot
Sumasi adalah penjumlahan kontraksi individual
Sumasi serat multipel : kontraksi yang lebih
besar sebagai hasil penjumlahan kontraksi
beberapa serat otot
Sumasi frekwensi : kontraksi yang lebih besar
sebagai hasil penjumlahan suatu seri kontraksi
yang berulang dari suatu / sekumpulan serat otot
Bila frekwensi kontraksi sangat cepat, maka
kontraksi menjadi menyatu, yang dinamakan
tetani
Sumasi Kontraksi sampai Tetani
Tipe Serat Otot
Faktor Tipe I Tipe II
- diameter kecil -moderat besar
- p. darah ekstensif kurang
- mioglobin banyak sedikit
- warna merah putih
- kontraksi lambat cepat
- ret.sarkoplas kurang ekstensifCa
- metabolisme okdidatif glikolotik
- mitokondria banyak sedikit
- fungsi postur tubuh halus,cepat,skill
- contoh otot otot otot extraokuler
tubuh punggung otot tangan
Energi untuk Kontraksi Otot
Energi diperlukan untuk:
- sliding aktin – miosin (terbanyak)
- memompakan kembali ion Ca ke dalam
retikulum sarkoplasmik setelah kontraksi
selesai
- pompa K-Na
Sumber energi:
- ATP yang ada
- Posfokreatin  Reposforilasi ADP  ATP
- Glikolisis anaerobik dan glikolisis aerobik
- Metabolisme oksidatif (dari makanan)  ATP
Energi untuk Kontraksi Otot
Kontraksi aerobik :
- glikolisis aerobik
- glikogen  piruvat  siklus sitrat 
pembentukan ATP

Kontraksi anaerobik:
- glikolisis anaerobik
- glikogen  piruvat  laktat
- piruvat tidak dapat masuk ke siklus sitrat
sebab tidak ada oksigen
Kelainan Kontraksi Otot Rangka Fisiologis
Kelelahan otot (muscle fatigue):
- setelah kontraksi yang lama
- kekurangan energi
Treppe (staircase effect):
- terjadi bila otot berkontraksi setelah rest lama
- kontraksi pertama rendah saja
- bila kontraksi berturut-turut, maka kontraksi
berikutnya makin tinggi, berbentuk anak tangga
- penyebab diduga karena ion Ca yang
dikeluarkan untuk proses kontraksi tidak dapat
dipompakan segera kembali ke dalam retikulum
sarkoplasmik
Kelainan Kontraksi Otot Rangka Fisiologis
Hipertrofi:
- pembesaran serat otot akibat pertambahan
jumlah protein kontraktil (aktin dan miosin)
- penambahan jumlah miofibril
- sistem enzim juga meningkat
- terjadi bila otot kontraksi simultan dan stretching
Atrofi:
- pengecilan serat otot akibat berkurangnya
jumlah protein kontraktil
- berkurangnya jumlah miofibril dan sistem enzim
- terjadi bila otot tidak digunakan dalam jangka
waktu lama
Kelainan Kontraksi Otot Rangka Fisiologis
Hiperplasia serat otot:
- penambahan jumlah serat otot
- sering sebagai akibat lanjutan dari hipertrofi
Rigor mortis:
- otot mengalami kontraktur  rigid (kaku)
- walaupun tidak ada potensial aksi
- terjadi akibat kehabisan ATP sehingga proses
sliding aktin-miosin tidak dapat relaksasi
- terjadi beberapa jam setelah meninggal
- rigor akan hilang bila protein otot rusak akibat
otolisis

Anda mungkin juga menyukai