Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN PRAKTIKKUM HISTOLOGI

Bagian 2

Tim penyusun :

Staf Pengajar Bagian Histologi


PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019
Tim Penyusun

1. Prof. Dr. dr. Hj. Eryati Darwin, PA (K)


2. dr. Ifdellia Surjadi
3. dr. Nita Afriani, M. Biomed
4. dr. Roza Silvia, M.ClinEmbriol
5. dr. Malinda Meinapuri, MSi. Med
6. dr. Biomechy Oktomalio Putri, M. Biomed

1
DAFTAR ISI

Sampul Depan
Kata Pengantar
Bab 1. Sistem kardiovaskuler ....................................................................................... 4
Bab 2. Organ Limfoid................................................................................................. 10
Bab 3. Histologi darah tepi ......................................................................................... 13
Bab 4. Sistem respiras ................................................................................................ 17

2
3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
Bagian Histologi FK Unand dapat menyelesaikan buku Panduan praktikkum
Histologi bagian 2.

Panduan praktikkum ini berisi 4 topik praktikkum Histologi untuk blok 1.2,
berisi narasi singkat yang disertai gambar mikroskopis. Panduan ini disusun
disesuaikan dengan urutan praktikkum Histologi di dalam sistem blok 1.2 Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang, yaitu kardiovaskuler yang mencakup
jantung, pembuluh darah arteri, dan vena, organ limfoid (limfonodus, timus, limpa,
dan tonsila palatina), sistem repsirasi berupa hidung, trakea, bronkus, bronkiolus,
alveolus, serta sel-sel darah (basofil, eosinofil, netrofil batang dan segmen, monosit,
dan limfosit.

Buku ini tak lepas dari kekurangan, untuk itu kami mengharap masukan
membangun demi perbaikan panduan praktikkum ini.

Padang, September 2019

Penulis

4
BAB 1

SISTEM KARDIOVASKULER

Tujuan pembelajaran :
1. Mengidentifikasi mikroskopis jantung (endokardium, miokardium, perikardium,
serabut purkinye)
2. Mengidentifikasi mikroskopisvena besar, vena sedang, vena kecil, venula
3. Mengidentifikasi mikroskopis arteri besar, arteri sedang, arteri kecil, arteriola

Strategi pembelajaran :
1. Kuis
2. Asistensi
3. Responsi
4. Laporan

Sistem kardiovaskuler merupakan system yang tertutup, terdiri dari :


 Jantung sebagai organ pemompa
 Arteri yang membawa darah dari jantung ke kapiler
 Vena yang mengembalikan darah ke jantung

KAPILER
1. Merupakan anyaman pembuluh darah yang terkecil
2. Dilapisi oleh selapis endotel
3. Sitoplasma mempunyai vesicle pinocytotic
4. Diikuti oleh sel makrofag
5. Sel perisit/sel adventisia/sel perivaskuler(+), yaitu sel mesenchym dengan
tonjolan sitoplasma yang panjang melingkari sebagian sel-sel endotel dan
menyelubungi membrane basalis dan mempunyai potensi untuk membentuk
sel-sel yang lain.

ARTERIOL DAN VENULA


Tiga lapisan utama yang membentuk struktur ini adalah :

5
1. Tunika intima, terdiri dari lapisan endotel, subendotelial yang disusun olej
jaringan ikat, dan membrane elastika.
2. Tunika media
3. Tunika adventisia
Arteriol
 Lumen bundar atau lonjong, lebih kecil dibanding venula
 Tunika intima terdiri dari selapis endotel, membrane elastika tersusun atas
serat-serat elastin yang berkelok-kelok melingkari dinding pembuluh
 Tunika media terdiri dari 1-2 lapis serat otot polos yang tersusun melingkari
dinding pembuluh
 Tunika adventisia terdiri dari jaringan ikat jarang
Venula
 Lumen biasanya tidak bundar, kebanyakan lonjong mengarah gepeng dan
biasanya lebih besar dari arteriol yang setaraf
 Tunika intima terdiri dari selapis endotel

 Tunika media tipis, hanya terdiri dari 1-beberapa lapis otot polos
 Tunika adventisia

Gambar. Arteriol dan Venula

ARTERI DAN VENA SEDANG


Arteri sedang

 Lumen bulat atau lonjong


 Dinding relatif tebal

6
 Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel dengan jaringan ikat tipis
dibawahnya, membrane elastika interna sangat jelas dan berkelok-kelok
mengelilingi lumen
 Tunika media lebih tebal terdiri dari serat otot polos yang tersusun melingkar
 Pada bagian luar tunika media dapat ditemukan kapiler yang mendarahi
tunika media yang disebut vena vasorum
 Tunika adventisia terdiri dari jaringan ikat jarang dengan vasa vaorum yang
lebih jelas
Vena sedang
 Lumen jauh lebih besar dan biasanya mirip ban kempis
 Dinding relatif lebih tipis dari arteri setara
 Jaringan subendotelial tipis atau tidak ada
 Tunika media tampak jelas tapi jauh lebih tipis dari arteri
 Tunika adventisia terdiri dari jaringan ikat jarang

Tunika intima

7
Tunika media

Tunika adventisia

Gambar. Arteri sedang

Tunika intima

Tunika media

Tunika adventisia

Gambar. Vena Sedang

ARTERI BESAR DAN VENA BESAR


Arteri Besar
 Terdapat pada aorta dan arteri pulmonalis.
 Terdiri dari :
a. Tunika intima :
 Selapis endotel
 Jaringan subendotel sangat jelas
 Membrane elastika interna tidak jelas karena serabut-serabut elastic
menyebar dan tersausun seperti anyaman jala yang disebut fenestrated
elastic membrane, yang berlanjut ke tunika media

8
b. Tunika media :
Otot polos 40-60 lapis yang tersusun berselang-seling dengan fenestrated
elastic membrane (seperti kue lapis)
c. Tunika adventisia terdapat jaringan ikat, serabut kolagen memanjang,dan terdapat
vasa vasorum

Vena Besar
Terdapat pada vena cava, vena porta, vena pulmonalis.
a. Tunika Intima
 Selapis endotel
 Jar sub endotel agak tebal
b. Tunika media
 Tidak berkembang dengan baik
 Tipis, kadang tidak tampak
c. Tunika adventisia, paling tebal, terdapat otot polos dengan arah membujur

JANTUNG
Terdiri dari empat ruangan yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan
ventrikel kiri. Dinding jantung terdiri dari 3 lapis :
 Endokardium
 Myocardium
 Pericardium

ENDOKARDIUM
Lapisan endokardium atrium lebih tebal dibandingkan ventrikel.
Terdiri dari :
1. Lapisan endotel, merupakan lapisan yang terdalam, terdiri dari epitel selapis
gepeng
2. Lapisan subendotel terdiri dari jaringan ikat yang mengandung serabut-serabut
elastic dan sel-sel fibroblast
3. Lapisan subendokardium, lapisan dibawah endokardium, menghubungkan
endokard dengan miokardium. Terdiri dari jaringan ikat kendor dengan
pembuluh darah dan kadang-kadang mengandung serat purkinye.
MIOKARDIUM
 Merupakan anyaman otot jantung yang tersusun berlapis-lapis secara spiral
sehingga daya pompa besar.
 Miokardium atrium lebih tipis dibandingkan ventrikel. Pada miokardium
atrium terdapat anyaman serabut elastic diantara serat otot.

9
 Miokardium ventrikel lebih tebal dibandingkan atrium, sedikit serabut elastic,
dan terdapat Trabeculae Carnae yaitu tonjolan-tonjolan berkas otot jantung
kedalam rongga.

PERIKARDIUM
Terdiri dari :
 Mesotelium yang terdiri dari epitel selapis gepeng
 Sub mesotelium yang terdiri dari serabut kolagen dan serabut elastic
 Sub epikardial yang terdiri dari jaringan ikat kendor yang bersisi banyak sel
lemak, pembuluh darah dan syaraf, dan menghubungkan miokardium dengan
pericardium.

RANGKA FIBROSA
Adalah struktur penyangga yang merupakan tempat melekatnya sebagian besar
miokard dan katup jantung. Terdiri dari :

 Septum membranacea, terdapat pada septum interventrikulare bagian atas,


strukturnya seperti aponeurosis yang terdiri dari serabut kolagen.
 Trigonum fibrosa, berupa jaringan ikat padat diantara 2 pasang annulus fibrosa
 Annulus Fibrosa, membatasi ostium atrioventrikularis, merupakan tempat
melekatnya serabut-serabut otot jantung dan katup.

VALVULA

 Merupakan lipatan endokardium yang ditengahnya terdapat kerangka jaringan


ikat yang berhubungan dengan annulus fibrosa. Disangga oleh korda tendinea
yang dihubungkan dengan miokardium oleh muskulus papillaris.
 Pada pangkal miokardium masuk ke valvula
 Kedua permukaan dilapisi oleh endokardium
 Endokardium sisi atrium lebih tebal daripada ventrikel

SERABUT PURKINYE

 Terletak didalam lapisan subendokardium


 Berbentukl seperti otot jantung tetapi besar-besar dan berwarna pucat karena
jumlah myofibril lebih sedikit dan jarang
 Myofibril terkumpul ditepi sehingga daerah sekitar inti tampak lebih pucat
 Sitoplasma banyak
 Serabut purkinye dikelilingi oleh jaringan ikat

10
Pericardium

miokardium

Gambar. Dinding jantung

endokardium

Gambar. Otot jantung

Atrium

Ventrikel

Gambar. Valvula Jantung (endokardium yang dibentuk oleh atrium lebih tebal
daripada ventrikel)

11
12
BAB 2

ORGAN LIMFOID

Tujuan Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi mikroskopis organ limfoid primer yaitu timus
2. Mengidentifikasi mikroskopis organ limfoid sekunder berupa MALT (tonsila
palatina), limfonodus dan limpa

Jaringan limfoid merupakan jaringan ikat retikuler yang diisi oleh banyak limfosit.
Jaringan limfoid diisi oleh limfosit menyebar atau jaringan yang ditutupi kapsul.
Limfosit memiliki nukleus basofilik dengan sedikit sitoplasma dan dengan pewarnaan
HE terpulas berwarna biru pekat. Pada semua jaringan limfoid sekunder, limfosit
ditopang oleh jaringan retikulin. Serat retikulin diproduksi oleh sel retikuler. Selain
limfosit dan sel retikuler, terdapat juga antigen precenting cell (APC) dan sel plasma.

TIMUS
Timus dibungkus kapsul yang masuk ke dalam membagi parenkim atas lobulus-
lobulus. Gambaran mikroskopis :
1. korteks tampak lebih gelap, mengandung limfoblast (limfosit immatur)
2. medulla tampak lebih terang, mengandung limfosit matur, dan terdapat
Corpusculus Hassal yang merupakan timus epitelial cell (TEC)

Fungsi timus adalah produksi limfosit T dan central immunotolerans.

MUCOSA-ASSOCIATED LYMPHOID TISSUE (MALT)


MALT adalah jaringan limfoid yang berada di bawah mukosa seperti tonsil palatina,
Plaque Peyeri di usus halus, jaringan limfoid di appendiks, nodulo limfatikus di

13
sepanjang traktus respiratori, digestive, dan urinarius. Saluran-saluran tersebut
merupakan saluran terbuka yang berhubungan dengan dunia luar sehingga mudah
diinvasi oleh patogen. Untuk mengatasi invasi patogen tersebut, maka disepanjang
saluran-saluran tersebut terdapat MALT baik itu menyebar atau berbentuk agregat
yang terdiri dari limfosit, APC, nodulus limfoid.

Tonsila Palatina merupakan jaringan limfoid yang terletak di rongga mulut dan
ditutupi mukosa oral yang merupakan epitel berlapis gepeng. Epitel tersebut berlipat-
lipat sekitar 10-20 lipatan yang disebut kripti.

LIMFONODUS
Limfonodus merupakan struktur berbetnuk kacang, berkapsul, terletak di sepanjang
saluran limfe di ketiak, usus, inguinal, leher. Fungsi limfonodus adalah filter terhadap
antigen dan APC, menghasilkan antibodi, dan memfilter sel tumor yang menyebar
melalui limofonodus (KGB).

Limfonodus berbentuk seperti kacang, bagian yang cembung merupakan tempat


masuk limfatik afferen yang membawa antigen maupun APC, sedangkan bagian
konverks atau cekung yang disebut hillus merupakan tempat limgfatik efferen yang
mebawa sel-sel efektor maupun antibosi dan tempat lewat arteri, vena, dan saraf
limfonodus.

Terdiri dari korteks yang berisi nodulus, apar korteks merupakan peralihan korteks ke
msdulla, dan medulla yang berisi sinusoid yang terdiri dari limfosit dan sel-sel plasma
yang akan menuju limfatik efferen.

14
LIMPA (SPLEEN)
Limpa merupakan organ limfoid yang berfungsi memfilter darah. Secara mikroskopis
terdiri dari:
1. Pulpa putih, sekitar 20%, merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi arteri
centralis
2. Pulpa merah, merupakan sinusoid yang diisi oleh sel darah

Penamaan pulpa putih dan merah berdasarkan warna limpa ketika masih merupakan
jaringan segar.

15
BAB 3

HISTOLOGI DARAH TEPI

Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi mikroskopis eritrosit
2. Mengidentifikasi mikroskopis trombosit
3. Mengidentifikasi mikroskopis leukosit (basofil, eosinofil, netrofil batang, netrofil
segmen, monosit, limfosit)

Strategi pembelajaran :
1. Kuis
2. Asistensi
3. Responsi
4. Laporan

Jaringan darah terdiri dari :


 Sel-sel darah
1. Eritrosit
2. Leukosit
 Granulosit
 Basofil
 Eosinofil
 Netrofil
 Agranulosit
 Limfosit
 Monosit
3. Trombosit
 Plasma darah
1. Serum
2. Fibrinogen

ERITROSIT

16
 Eritrosit pada mamalia yang sudah lahir tidak mempunyai inti.
 Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dengan diameter 7-8 mikron.
 Mudah menyesuaikan diri dengan bentuk kapiler.
 Fungsi eritrosit mengangkut gas O2 dan CO2 dengan mengikatnya pada
hemoglobin.
 Jumlah eritrosit normal rata-rata 4 juta/mm3.
 Eritrosit yang baru dilepas dari sumsum tulang masih mengandung ribosom RNA
yang tampak seperti jala-jala atau reticulum disebut retikulosit
 Umur eritrosit yang beredar dalam pembuluh darah hanya 120 hari dan eritrosit
yang sudah tua akan dikeluarkan dari sirkulasi oleh system makrofag tubuh
misalnya dalam limpa.

Variasi Bentuk Eritrosit:


1. Rulo (rouleaux)
Rouleax merupakan bentuk yang menyerupai tumpukan uang logam akibat saling
melekatnya eritrosit karena daya tarik permukaan eritrosit sewaktu dibiarkan
berada di luar. Disebut juga stack of coins.

2. Krenasi (crenation)
Bentuk ini terjadi bila eritrosit berada di dalam larutan hipertonis sehingga cairan
di dalam eritrosit akan tertarik ke luar yang berakibat mengkerutnya permukaan
eritrosit. Eritrosit tampak seperti berduri.

3. Sel hantu (ghost-cell)


Jika eritrosit berada di dalam larutan hipotonis maka cairan sekitar akan masuk ke
dalam eritrosit sehingga eritrosit yang sebelumnya berbentuk cakram bikonkaf
akan menjadi bulat seperti bola, bila cairan terus-menerus masuk maka eritrosit
akan pecah sehingga isinya keluar dan tersisa selaput yang menjadi bentuk tak
beraturan.
Keadaan Patologis Dalam Eritrosit:
1. Adanya sisa fragmen inti
 Badan Howell-Jolly, berbentuk granula atau butir-butir
 Cincin Cabot, berbentuk cincin
2. Berbagai bentuk abnormal : poikilositosis:
3. Ukuran diameter
 makrosit (9 m - 12 m )
 mikrosit (> 6 m)

17
 anisositosis, ukuran eritrosit yang bermacam-macam
4. warna eritrosit:
 hipokhromik, bagian tengah yang pucat melebar
 hiperkhromik, bagian tengah yang pucat menyempit

LEUKOSIT
Leukosit beredar dalam pembuluh darah dan melaksanakan fungsinya dalam jaringan.
1. Granulosit
a. Basofil
 Jumlah sel sedikit 0-1 %
 Sulit dijumpai dalam sediaan sel darah tepi
 Diameter kira-kira 12 mikron
 Inti tidak teratur biasanya berbentuk huruf S
 Butir-butir kasar, ukuran berbeda dan bersifat basofilik (biru). Butir-butir
seringkali menutupi inti sehingga bentuk inti menjadi tidak jelas
 Jumlah sel meningkat pada infeksi virus

b. Eosinofil
 Jumlah sekitar 1-4 %
 Diameter sekitar 12-17 mikron
 Inti umumnya terdiri dari dua segmen seperti kaca mata
 Granula bersifat asidofilik atau merah, ukuran sama besar dan tersebar
merata di dalam sitoplasma
 Jumlah sel meningkat pada keadaan alergi atau infeksi parasit

c. Netrofil
 Jumlah 70 % dari seluruh jumlah leukosit dimana 20 % terdiri dari bentuk
Stab / Band dan 50 % terdiri dari bentuk segmen
 Granula spesifiknya bersifat netral (hampir tidak mengambil bahan warna)
dan halus sehingga seringkali tidak bisa dibedakan dengan warna
sitoplasmanya (tampak homogen)
 Diameter 12 mikron dengan bentuk inti yang sangat jelas stab / band atau
segmen
 Fungsi netrofil adalah memfagosit / memakan kuman atau benda asing
yang masuk sehingga merupakan pertahanan tubuh yang pertama
 Segmen netrofil adalah bentuk sel terminal, sekali melaksanakan tugas
fagositnya dia akan mengalami kematian

2. Agranulosit.
Kelompok sel ini tidak mempunyai butir-butir spesifik. Terdiri dari limfosit dan
monosit.
a. Limfosit
 Jumlah sel ini kira-kira 20-40 % dari seluruh jumlah leukosit

18
 Bentuk seperti bola
 Berdasarkan diameter dibedakan menjadi limfosit kecil dan limfosit besar
 Inti sel gelap bulat seperti bola
 Mempunyai sitoplasma yang sangat sedikit dan berwarna biru muda

b. Monosit
 Merupakan sel darah yang terbesar dengan diameter 12-15 mikron
 Jumlah 2-8 % dari seluruh leukosit
 Mempunyai inti seperti ginjal atau bergelambir dengan susunan kromatin
yang kendor
 Sitoplasma biru muda dengan jumlah yang cukup banyak

TROMBOSIT
1. Struktur ini merupakan pecahan atau kepingan sitoplasma yang mmpunyai selaput
sel lengkap dan mengandung granula ungu di dalamnya
2. Jumlahnya 150.000 – 300.000 / mm3, ukuran 2-5 mikron
3. Berasal dari sel metamegakaryosit yang tedapat dalam sumsum tulang

4. Fungsi:
 Berperan dalam proses pembekuan darah
 Mengangkut epinefrin dan serotonin sebagai vasokonstriktor
 Memakan virus, bakteri dan partikel kecil lain

Gambar. Eritrosit

19
a b

c d

e f

Gambar. Basofil (a), eosinofil (b), netrofil segmen ( c), limfosit (d), monosit ( e), dan
keping-keping trombosit (f).

20
BAB 4

SISTEM RESPIRASI

Tujuan pembelajaran :
1. Mengidentifikasi mikroskopis cavum nasi
2. Mengidentifikasi mikroskopis epiglotis
3. Mengidentifikasi mikroskopis trakea
4. Mengidentifikasi mikroskopis bronkus
5. Mengidentifikasi mikroskopis bronkiolus
6. Mengidentifikasi mikroskopis alveolus

Strategi pembelajaran :
1. Asistensi
2. Kuis
3. Responsi
4. Belajar mandiri

Dibagi atas :
1. System konduksi
2. System respiratorik
System konduksi
 Aliran udara mulai dari cavum nasi bronkiolus terminalis
 Belum terjadi pertukaran gas karena belum ada muara alveoli.
 Berfungsi menyaring, membasuh, melembabkan, dan menghangatkan udara
System respiratorik
Bronkiolus resparatorius  duktus resparatorius  saccus respiratorius alveoli

CAVUM NASI (rongga hidung)


Dibagi menjadi :
 Vestibulum nasi
Merupakan rongga terlebar, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng bertanduk
dengan rambut tebal yang mengarah keluar yang disebut vibrissae.

21
Mempunyai kelenjar keringat dan kelenjar lemak. Makin kearah dalam,
menjadi epitel berlapis gepeng tak bertanduk dan tipis, tidak ada lagi kelenjar
keringat dan lemak.
 Bagian respiratorik dari cavum nasi
Regio resparatorik dilapisi oleh mukosa respiratoria yaitu epitel bertingkat
silindris dengan silia dan sel goblet
Regio olfaktoria dilapisi oleh mukosa olfaktoria, terdapat pada seluruh atap
concha nasalis superior dan septum nasi bagian atas. Epitel dilapisi oleh epitel
bertingkat silindris yang tebal dengan sel pembau, sel penyangga, dan sel
basal. Mukosa respirasi tidak mempunyai sel goblet.
Septum nasi mempunyai struktur kerangka tulang rawan hyaline dan dan jaringan
tulang.

PHARYNX
 Rongga yang bentuknya pipih, dilewati oleh udara dan makanan.
 Terdiri dari nasopharynx, oropharynx, dan laryngopharynx.
 Pada waktu menelan, palatum mole menempel ke dinding post pharynx
sehingga nasopharynx akan terpisah dari oropharynx yang mengakibatkan
makanan tidak salah masuk ke nasopharnx.
 Lapisan 2 :
 Epitel bertingkat silindris dengan silia dan sel goblet
 Pada permukaan yang sering mengalami gesekan dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng
 Lamina propria terdiri dari jaringan ikat kendor dan serabut elastic
 Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat kendor yang mengandung
banyak jaringan limfoid

Gambar 1. Epitel respirasi (bertingkat torak bersilia dengan sel goblet)

22
EPIGLOTIS
 Mempunyai kerangka tulang rawan elastic
 Mempunyai 2 permukaan :
1. Permukaan pharyngeal/ permukaan oral, dilapisi epitel berlapis gepeng
2. permukaan laryngeal, dilapisi epitel bertingkat silindris dengan sel goblet (epitel
respiratorik)

LARYNX
 Penghubung pharynx dengan trakea, dan merupakan organ pembentuk suara.
 Mempunyai 2 lipatan mukosa :
1. Plika ventrikularis / falls vocal cord, dilapisi epitel bertingkat silindris, tidak
mempunyai muskularis vokalis
2. Plika vokalis /true vocal cord, dilapisi epitel berlapis gepeng, terdapat otot lurik
muskularis vokalis, dan ligamentum vokalis

Gambar. Larynx

TRAKEA
 Epitel bertingkat silindris dengan silia dan sel goblet (epitel respiratorik)

23
 Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar, merupakan lapisan tipis
dengan serabut2 elastis. Terdapat infiltrasi limfosit
 Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar didalamnya terdapat :
Kelenjar campur terletak terutama di sela2 cincin tulang rawan, sedangkan
bagian posterior terletak diluar atau didalam otot polos. Terdapat pembuluh
darah dan syaraf.
 Tulang rawan hialin, berbentuk tapal kuda dan ujung posteriornya terbuka
yang dihubungkan oleh otot polos yang arahnya longitudinal dan transversal
 Tunika Adventisia, terdiri dari jaringan ikat kendor yang berisi pembuluh
darah dan saraf

Tulang rawan hialin

Mukosa : epitel respiratorik

Gambar. Trakea

BRONKUS
Tunika mukosa
 Dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet
 Lamina propria terdiri dari jaringan ikat kendor
 Terdapat otot polos
Tunika submukosa
Terdapat disebelah dalam tulang rawan, terdiri dari jaringan ikat kendor yang
mengandung kelenjar campur dan mukoud. Terdapat juga jaringan limfoid.
Tulang rawan hialin
Berupa lempengan2 tulang rawan yang irregular mengelilingi lumen
sehingga pada potongan melintang tampak seperti kepingan2 atau pulau2.

24
Tunika adventisia
Terdiri dari cabang2 arteri dan vena bronchialis.

Tunika muskularis

Lempengan tulang rawan hialin

Gambar. Bronkus

BRONCHIOLUS

 Mukosa dilapisi epitel selapis silindris dengan silia dan sel goblet
 Lamina propria mengandung serabut2 elastis dan otot polos
 Tidak terdapat tulang rawan
 Tunika adventisia tipis

Tunika muskularis

Gambar. Bronkiolus

BRONCHIOLUS RESPIRATORIUS
 Dilapisi oleh epitel selapis kubis bersilia sampai selapis gepeng
 Muara alveoli sudah mulai ada, sehingga pertukaran gas sudah mulai terjadi
 Mempunyai serabut otot tapi tidak melingkari lumen, hanya tampak sebagai
benjolan2 atau garis tebal yang terputus2 karena disela oleh muara2 alveoli

25
DUKTUS ALVEOLI
 Berdinding tipis dilapisi oleh epitel selapis gepeng
 Serabut otot polos hanya tampak seperti titik2 oleh karena disela oleh muara
alveoli yang sangat banyak dan otot polos ini tampak jelas pada ujung2 muara
alveoli
SACCUS ALVEOLI
 Dibentuk oleh beberapa alveoli
 Tidak terdapat otot polos dan septum interalveolaris
 Mempunyai serabut2 elastis untuk mengembangkempiskan paru
 Serabut elastic untuk mencegah over distensi paru
ALVEOLI

 Ruang berbentuk hexagonal dengan lubang yang besar untuk keluar


masuknya udara
 Terdapat serabut elastic, reticular, dan septum interalveolaris

Gambar bronkiolus respiratorius, duktus, saccus, dan alveolus

26

Anda mungkin juga menyukai