Bagian 2
Tim penyusun :
1
DAFTAR ISI
Sampul Depan
Kata Pengantar
Bab 1. Sistem kardiovaskuler ....................................................................................... 4
Bab 2. Organ Limfoid................................................................................................. 10
Bab 3. Histologi darah tepi ......................................................................................... 13
Bab 4. Sistem respiras ................................................................................................ 17
2
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
Bagian Histologi FK Unand dapat menyelesaikan buku Panduan praktikkum
Histologi bagian 2.
Panduan praktikkum ini berisi 4 topik praktikkum Histologi untuk blok 1.2,
berisi narasi singkat yang disertai gambar mikroskopis. Panduan ini disusun
disesuaikan dengan urutan praktikkum Histologi di dalam sistem blok 1.2 Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang, yaitu kardiovaskuler yang mencakup
jantung, pembuluh darah arteri, dan vena, organ limfoid (limfonodus, timus, limpa,
dan tonsila palatina), sistem repsirasi berupa hidung, trakea, bronkus, bronkiolus,
alveolus, serta sel-sel darah (basofil, eosinofil, netrofil batang dan segmen, monosit,
dan limfosit.
Buku ini tak lepas dari kekurangan, untuk itu kami mengharap masukan
membangun demi perbaikan panduan praktikkum ini.
Penulis
4
BAB 1
SISTEM KARDIOVASKULER
Tujuan pembelajaran :
1. Mengidentifikasi mikroskopis jantung (endokardium, miokardium, perikardium,
serabut purkinye)
2. Mengidentifikasi mikroskopisvena besar, vena sedang, vena kecil, venula
3. Mengidentifikasi mikroskopis arteri besar, arteri sedang, arteri kecil, arteriola
Strategi pembelajaran :
1. Kuis
2. Asistensi
3. Responsi
4. Laporan
KAPILER
1. Merupakan anyaman pembuluh darah yang terkecil
2. Dilapisi oleh selapis endotel
3. Sitoplasma mempunyai vesicle pinocytotic
4. Diikuti oleh sel makrofag
5. Sel perisit/sel adventisia/sel perivaskuler(+), yaitu sel mesenchym dengan
tonjolan sitoplasma yang panjang melingkari sebagian sel-sel endotel dan
menyelubungi membrane basalis dan mempunyai potensi untuk membentuk
sel-sel yang lain.
5
1. Tunika intima, terdiri dari lapisan endotel, subendotelial yang disusun olej
jaringan ikat, dan membrane elastika.
2. Tunika media
3. Tunika adventisia
Arteriol
Lumen bundar atau lonjong, lebih kecil dibanding venula
Tunika intima terdiri dari selapis endotel, membrane elastika tersusun atas
serat-serat elastin yang berkelok-kelok melingkari dinding pembuluh
Tunika media terdiri dari 1-2 lapis serat otot polos yang tersusun melingkari
dinding pembuluh
Tunika adventisia terdiri dari jaringan ikat jarang
Venula
Lumen biasanya tidak bundar, kebanyakan lonjong mengarah gepeng dan
biasanya lebih besar dari arteriol yang setaraf
Tunika intima terdiri dari selapis endotel
Tunika media tipis, hanya terdiri dari 1-beberapa lapis otot polos
Tunika adventisia
6
Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel dengan jaringan ikat tipis
dibawahnya, membrane elastika interna sangat jelas dan berkelok-kelok
mengelilingi lumen
Tunika media lebih tebal terdiri dari serat otot polos yang tersusun melingkar
Pada bagian luar tunika media dapat ditemukan kapiler yang mendarahi
tunika media yang disebut vena vasorum
Tunika adventisia terdiri dari jaringan ikat jarang dengan vasa vaorum yang
lebih jelas
Vena sedang
Lumen jauh lebih besar dan biasanya mirip ban kempis
Dinding relatif lebih tipis dari arteri setara
Jaringan subendotelial tipis atau tidak ada
Tunika media tampak jelas tapi jauh lebih tipis dari arteri
Tunika adventisia terdiri dari jaringan ikat jarang
Tunika intima
7
Tunika media
Tunika adventisia
Tunika intima
Tunika media
Tunika adventisia
8
b. Tunika media :
Otot polos 40-60 lapis yang tersusun berselang-seling dengan fenestrated
elastic membrane (seperti kue lapis)
c. Tunika adventisia terdapat jaringan ikat, serabut kolagen memanjang,dan terdapat
vasa vasorum
Vena Besar
Terdapat pada vena cava, vena porta, vena pulmonalis.
a. Tunika Intima
Selapis endotel
Jar sub endotel agak tebal
b. Tunika media
Tidak berkembang dengan baik
Tipis, kadang tidak tampak
c. Tunika adventisia, paling tebal, terdapat otot polos dengan arah membujur
JANTUNG
Terdiri dari empat ruangan yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan
ventrikel kiri. Dinding jantung terdiri dari 3 lapis :
Endokardium
Myocardium
Pericardium
ENDOKARDIUM
Lapisan endokardium atrium lebih tebal dibandingkan ventrikel.
Terdiri dari :
1. Lapisan endotel, merupakan lapisan yang terdalam, terdiri dari epitel selapis
gepeng
2. Lapisan subendotel terdiri dari jaringan ikat yang mengandung serabut-serabut
elastic dan sel-sel fibroblast
3. Lapisan subendokardium, lapisan dibawah endokardium, menghubungkan
endokard dengan miokardium. Terdiri dari jaringan ikat kendor dengan
pembuluh darah dan kadang-kadang mengandung serat purkinye.
MIOKARDIUM
Merupakan anyaman otot jantung yang tersusun berlapis-lapis secara spiral
sehingga daya pompa besar.
Miokardium atrium lebih tipis dibandingkan ventrikel. Pada miokardium
atrium terdapat anyaman serabut elastic diantara serat otot.
9
Miokardium ventrikel lebih tebal dibandingkan atrium, sedikit serabut elastic,
dan terdapat Trabeculae Carnae yaitu tonjolan-tonjolan berkas otot jantung
kedalam rongga.
PERIKARDIUM
Terdiri dari :
Mesotelium yang terdiri dari epitel selapis gepeng
Sub mesotelium yang terdiri dari serabut kolagen dan serabut elastic
Sub epikardial yang terdiri dari jaringan ikat kendor yang bersisi banyak sel
lemak, pembuluh darah dan syaraf, dan menghubungkan miokardium dengan
pericardium.
RANGKA FIBROSA
Adalah struktur penyangga yang merupakan tempat melekatnya sebagian besar
miokard dan katup jantung. Terdiri dari :
VALVULA
SERABUT PURKINYE
10
Pericardium
miokardium
endokardium
Atrium
Ventrikel
Gambar. Valvula Jantung (endokardium yang dibentuk oleh atrium lebih tebal
daripada ventrikel)
11
12
BAB 2
ORGAN LIMFOID
Tujuan Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi mikroskopis organ limfoid primer yaitu timus
2. Mengidentifikasi mikroskopis organ limfoid sekunder berupa MALT (tonsila
palatina), limfonodus dan limpa
Jaringan limfoid merupakan jaringan ikat retikuler yang diisi oleh banyak limfosit.
Jaringan limfoid diisi oleh limfosit menyebar atau jaringan yang ditutupi kapsul.
Limfosit memiliki nukleus basofilik dengan sedikit sitoplasma dan dengan pewarnaan
HE terpulas berwarna biru pekat. Pada semua jaringan limfoid sekunder, limfosit
ditopang oleh jaringan retikulin. Serat retikulin diproduksi oleh sel retikuler. Selain
limfosit dan sel retikuler, terdapat juga antigen precenting cell (APC) dan sel plasma.
TIMUS
Timus dibungkus kapsul yang masuk ke dalam membagi parenkim atas lobulus-
lobulus. Gambaran mikroskopis :
1. korteks tampak lebih gelap, mengandung limfoblast (limfosit immatur)
2. medulla tampak lebih terang, mengandung limfosit matur, dan terdapat
Corpusculus Hassal yang merupakan timus epitelial cell (TEC)
13
sepanjang traktus respiratori, digestive, dan urinarius. Saluran-saluran tersebut
merupakan saluran terbuka yang berhubungan dengan dunia luar sehingga mudah
diinvasi oleh patogen. Untuk mengatasi invasi patogen tersebut, maka disepanjang
saluran-saluran tersebut terdapat MALT baik itu menyebar atau berbentuk agregat
yang terdiri dari limfosit, APC, nodulus limfoid.
Tonsila Palatina merupakan jaringan limfoid yang terletak di rongga mulut dan
ditutupi mukosa oral yang merupakan epitel berlapis gepeng. Epitel tersebut berlipat-
lipat sekitar 10-20 lipatan yang disebut kripti.
LIMFONODUS
Limfonodus merupakan struktur berbetnuk kacang, berkapsul, terletak di sepanjang
saluran limfe di ketiak, usus, inguinal, leher. Fungsi limfonodus adalah filter terhadap
antigen dan APC, menghasilkan antibodi, dan memfilter sel tumor yang menyebar
melalui limofonodus (KGB).
Terdiri dari korteks yang berisi nodulus, apar korteks merupakan peralihan korteks ke
msdulla, dan medulla yang berisi sinusoid yang terdiri dari limfosit dan sel-sel plasma
yang akan menuju limfatik efferen.
14
LIMPA (SPLEEN)
Limpa merupakan organ limfoid yang berfungsi memfilter darah. Secara mikroskopis
terdiri dari:
1. Pulpa putih, sekitar 20%, merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi arteri
centralis
2. Pulpa merah, merupakan sinusoid yang diisi oleh sel darah
Penamaan pulpa putih dan merah berdasarkan warna limpa ketika masih merupakan
jaringan segar.
15
BAB 3
Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi mikroskopis eritrosit
2. Mengidentifikasi mikroskopis trombosit
3. Mengidentifikasi mikroskopis leukosit (basofil, eosinofil, netrofil batang, netrofil
segmen, monosit, limfosit)
Strategi pembelajaran :
1. Kuis
2. Asistensi
3. Responsi
4. Laporan
ERITROSIT
16
Eritrosit pada mamalia yang sudah lahir tidak mempunyai inti.
Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dengan diameter 7-8 mikron.
Mudah menyesuaikan diri dengan bentuk kapiler.
Fungsi eritrosit mengangkut gas O2 dan CO2 dengan mengikatnya pada
hemoglobin.
Jumlah eritrosit normal rata-rata 4 juta/mm3.
Eritrosit yang baru dilepas dari sumsum tulang masih mengandung ribosom RNA
yang tampak seperti jala-jala atau reticulum disebut retikulosit
Umur eritrosit yang beredar dalam pembuluh darah hanya 120 hari dan eritrosit
yang sudah tua akan dikeluarkan dari sirkulasi oleh system makrofag tubuh
misalnya dalam limpa.
2. Krenasi (crenation)
Bentuk ini terjadi bila eritrosit berada di dalam larutan hipertonis sehingga cairan
di dalam eritrosit akan tertarik ke luar yang berakibat mengkerutnya permukaan
eritrosit. Eritrosit tampak seperti berduri.
17
anisositosis, ukuran eritrosit yang bermacam-macam
4. warna eritrosit:
hipokhromik, bagian tengah yang pucat melebar
hiperkhromik, bagian tengah yang pucat menyempit
LEUKOSIT
Leukosit beredar dalam pembuluh darah dan melaksanakan fungsinya dalam jaringan.
1. Granulosit
a. Basofil
Jumlah sel sedikit 0-1 %
Sulit dijumpai dalam sediaan sel darah tepi
Diameter kira-kira 12 mikron
Inti tidak teratur biasanya berbentuk huruf S
Butir-butir kasar, ukuran berbeda dan bersifat basofilik (biru). Butir-butir
seringkali menutupi inti sehingga bentuk inti menjadi tidak jelas
Jumlah sel meningkat pada infeksi virus
b. Eosinofil
Jumlah sekitar 1-4 %
Diameter sekitar 12-17 mikron
Inti umumnya terdiri dari dua segmen seperti kaca mata
Granula bersifat asidofilik atau merah, ukuran sama besar dan tersebar
merata di dalam sitoplasma
Jumlah sel meningkat pada keadaan alergi atau infeksi parasit
c. Netrofil
Jumlah 70 % dari seluruh jumlah leukosit dimana 20 % terdiri dari bentuk
Stab / Band dan 50 % terdiri dari bentuk segmen
Granula spesifiknya bersifat netral (hampir tidak mengambil bahan warna)
dan halus sehingga seringkali tidak bisa dibedakan dengan warna
sitoplasmanya (tampak homogen)
Diameter 12 mikron dengan bentuk inti yang sangat jelas stab / band atau
segmen
Fungsi netrofil adalah memfagosit / memakan kuman atau benda asing
yang masuk sehingga merupakan pertahanan tubuh yang pertama
Segmen netrofil adalah bentuk sel terminal, sekali melaksanakan tugas
fagositnya dia akan mengalami kematian
2. Agranulosit.
Kelompok sel ini tidak mempunyai butir-butir spesifik. Terdiri dari limfosit dan
monosit.
a. Limfosit
Jumlah sel ini kira-kira 20-40 % dari seluruh jumlah leukosit
18
Bentuk seperti bola
Berdasarkan diameter dibedakan menjadi limfosit kecil dan limfosit besar
Inti sel gelap bulat seperti bola
Mempunyai sitoplasma yang sangat sedikit dan berwarna biru muda
b. Monosit
Merupakan sel darah yang terbesar dengan diameter 12-15 mikron
Jumlah 2-8 % dari seluruh leukosit
Mempunyai inti seperti ginjal atau bergelambir dengan susunan kromatin
yang kendor
Sitoplasma biru muda dengan jumlah yang cukup banyak
TROMBOSIT
1. Struktur ini merupakan pecahan atau kepingan sitoplasma yang mmpunyai selaput
sel lengkap dan mengandung granula ungu di dalamnya
2. Jumlahnya 150.000 – 300.000 / mm3, ukuran 2-5 mikron
3. Berasal dari sel metamegakaryosit yang tedapat dalam sumsum tulang
4. Fungsi:
Berperan dalam proses pembekuan darah
Mengangkut epinefrin dan serotonin sebagai vasokonstriktor
Memakan virus, bakteri dan partikel kecil lain
Gambar. Eritrosit
19
a b
c d
e f
Gambar. Basofil (a), eosinofil (b), netrofil segmen ( c), limfosit (d), monosit ( e), dan
keping-keping trombosit (f).
20
BAB 4
SISTEM RESPIRASI
Tujuan pembelajaran :
1. Mengidentifikasi mikroskopis cavum nasi
2. Mengidentifikasi mikroskopis epiglotis
3. Mengidentifikasi mikroskopis trakea
4. Mengidentifikasi mikroskopis bronkus
5. Mengidentifikasi mikroskopis bronkiolus
6. Mengidentifikasi mikroskopis alveolus
Strategi pembelajaran :
1. Asistensi
2. Kuis
3. Responsi
4. Belajar mandiri
Dibagi atas :
1. System konduksi
2. System respiratorik
System konduksi
Aliran udara mulai dari cavum nasi bronkiolus terminalis
Belum terjadi pertukaran gas karena belum ada muara alveoli.
Berfungsi menyaring, membasuh, melembabkan, dan menghangatkan udara
System respiratorik
Bronkiolus resparatorius duktus resparatorius saccus respiratorius alveoli
21
Mempunyai kelenjar keringat dan kelenjar lemak. Makin kearah dalam,
menjadi epitel berlapis gepeng tak bertanduk dan tipis, tidak ada lagi kelenjar
keringat dan lemak.
Bagian respiratorik dari cavum nasi
Regio resparatorik dilapisi oleh mukosa respiratoria yaitu epitel bertingkat
silindris dengan silia dan sel goblet
Regio olfaktoria dilapisi oleh mukosa olfaktoria, terdapat pada seluruh atap
concha nasalis superior dan septum nasi bagian atas. Epitel dilapisi oleh epitel
bertingkat silindris yang tebal dengan sel pembau, sel penyangga, dan sel
basal. Mukosa respirasi tidak mempunyai sel goblet.
Septum nasi mempunyai struktur kerangka tulang rawan hyaline dan dan jaringan
tulang.
PHARYNX
Rongga yang bentuknya pipih, dilewati oleh udara dan makanan.
Terdiri dari nasopharynx, oropharynx, dan laryngopharynx.
Pada waktu menelan, palatum mole menempel ke dinding post pharynx
sehingga nasopharynx akan terpisah dari oropharynx yang mengakibatkan
makanan tidak salah masuk ke nasopharnx.
Lapisan 2 :
Epitel bertingkat silindris dengan silia dan sel goblet
Pada permukaan yang sering mengalami gesekan dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng
Lamina propria terdiri dari jaringan ikat kendor dan serabut elastic
Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat kendor yang mengandung
banyak jaringan limfoid
22
EPIGLOTIS
Mempunyai kerangka tulang rawan elastic
Mempunyai 2 permukaan :
1. Permukaan pharyngeal/ permukaan oral, dilapisi epitel berlapis gepeng
2. permukaan laryngeal, dilapisi epitel bertingkat silindris dengan sel goblet (epitel
respiratorik)
LARYNX
Penghubung pharynx dengan trakea, dan merupakan organ pembentuk suara.
Mempunyai 2 lipatan mukosa :
1. Plika ventrikularis / falls vocal cord, dilapisi epitel bertingkat silindris, tidak
mempunyai muskularis vokalis
2. Plika vokalis /true vocal cord, dilapisi epitel berlapis gepeng, terdapat otot lurik
muskularis vokalis, dan ligamentum vokalis
Gambar. Larynx
TRAKEA
Epitel bertingkat silindris dengan silia dan sel goblet (epitel respiratorik)
23
Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar, merupakan lapisan tipis
dengan serabut2 elastis. Terdapat infiltrasi limfosit
Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar didalamnya terdapat :
Kelenjar campur terletak terutama di sela2 cincin tulang rawan, sedangkan
bagian posterior terletak diluar atau didalam otot polos. Terdapat pembuluh
darah dan syaraf.
Tulang rawan hialin, berbentuk tapal kuda dan ujung posteriornya terbuka
yang dihubungkan oleh otot polos yang arahnya longitudinal dan transversal
Tunika Adventisia, terdiri dari jaringan ikat kendor yang berisi pembuluh
darah dan saraf
Gambar. Trakea
BRONKUS
Tunika mukosa
Dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet
Lamina propria terdiri dari jaringan ikat kendor
Terdapat otot polos
Tunika submukosa
Terdapat disebelah dalam tulang rawan, terdiri dari jaringan ikat kendor yang
mengandung kelenjar campur dan mukoud. Terdapat juga jaringan limfoid.
Tulang rawan hialin
Berupa lempengan2 tulang rawan yang irregular mengelilingi lumen
sehingga pada potongan melintang tampak seperti kepingan2 atau pulau2.
24
Tunika adventisia
Terdiri dari cabang2 arteri dan vena bronchialis.
Tunika muskularis
Gambar. Bronkus
BRONCHIOLUS
Mukosa dilapisi epitel selapis silindris dengan silia dan sel goblet
Lamina propria mengandung serabut2 elastis dan otot polos
Tidak terdapat tulang rawan
Tunika adventisia tipis
Tunika muskularis
Gambar. Bronkiolus
BRONCHIOLUS RESPIRATORIUS
Dilapisi oleh epitel selapis kubis bersilia sampai selapis gepeng
Muara alveoli sudah mulai ada, sehingga pertukaran gas sudah mulai terjadi
Mempunyai serabut otot tapi tidak melingkari lumen, hanya tampak sebagai
benjolan2 atau garis tebal yang terputus2 karena disela oleh muara2 alveoli
25
DUKTUS ALVEOLI
Berdinding tipis dilapisi oleh epitel selapis gepeng
Serabut otot polos hanya tampak seperti titik2 oleh karena disela oleh muara
alveoli yang sangat banyak dan otot polos ini tampak jelas pada ujung2 muara
alveoli
SACCUS ALVEOLI
Dibentuk oleh beberapa alveoli
Tidak terdapat otot polos dan septum interalveolaris
Mempunyai serabut2 elastis untuk mengembangkempiskan paru
Serabut elastic untuk mencegah over distensi paru
ALVEOLI
26