Anda di halaman 1dari 55

Desain Penelitian

MARDAN GINTING/NITA ANDRIANI LUBIS


POLITEKKES MEDAN
Penelitian
Usaha untuk memecahkan masalah,
menembus tabir ketidaktahuan
dan mencari kebenaran
yang dilakukan secara ilmiah

Rancangan/Desain Penelitian
Desain penelitian

Desain penelitian memaparkan apa, mengapa,


dan bagaimana masalah tersebut diteliti sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan penelitian
 membantu peneliti untuk mendapatkan
jawaban atas pertanyaan penelitian
dengan sahih, objektif akurat dan
hemat.
• Desain penelitian merupakan pedoman dalam
melakukan proses penelitian diantaranya dalam
menentukan instrumen pengambilan data,
penentuan sampel, pengumpulan data serta
analisa data.
Jenis Penelitian

•Penelitian Kualitatif
•Penelitian Kuantitatif
Pelaksanaan Penelitian Kesehatan
a. Penelitian survey deskriptif
b. Penelitian survey analitik
- Cross Sectional Study
- Retrospektif Study
- Prospective Study
C. Penelitian eksperimen/uji coba
d. Penelitian klinik
Penelitian Survey Deskriptif
• Penelitian diarahkan utk mendeskripsikan
atau mengurai suatu keadaan di dalam suatu
komunitas atau masyarakat
• disebut juga Exploratory Study
• Didalam survey deskriptif pd umumnya
penelitian menjawab pertanyaan bagaimana
(how)
Jenis penelitian survey deskriptif
1. Survey, bertujuan u membuat penilaian thp
suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu
program dimasa sekarang kemudian hslnya
digunakan u menyusun perencanaan program
tsb. Cth : * Survey rumah tangga
* Survey morbiditas (bertujuan
mengetahui kejadian atau distribusi
penyakit di masy.)
* Survey analisa jabatan
* Survey pendapat umum
2. Studi atau penelaahaan kasus (case study)
Cth : penelitian ttg kasus keracunan makanan pd
masy.
3. Studi perbandingan (comparative study)
* dilakukan dgn cara membandingkan persamaan
dan perbedaan sbg fenomena u mencari faktor-
faktor apa atau situasi bagaimana yg
menyebabkan timbulnya suatu peristiwa
4. Studi korelasi
* merupakan penelitian atau penelaahan hub.
antara 2 varibel
* cth : “ hub. antara BB bayi wkt lahir dgn paritas dari
ibunya”
“ hub. pendidikan ibu dgn status gizi anak balita”
“ hub. antara kematian anak balita dgn kelengkapan
immunisasi ”
5. Study prediksi
* Cth : memperkirakan penurunan angka kematian akibat
kecelakaan dari berlakunya aturan penggunaan helm
bagi pengendara motor
6. Penelitian evaluasi
* dilakukan u menilai program yg sednag atau sudah
dilakukan
* cth : penelitian evaluasi ttg perkembangan pelayanan
puskesmas
: penelitian evaluasi ttg program perbaikan gizi
: penelitian ttg program pemberantasan penyakit
menular
* hsl penelitian digunakan u perbaikan atau peningkatan
program
* analisa statistik sederhana yaitu ; analisa persentase
Penelitian Survey Analitik
• Penelitian diarahkan utk menjelaskan suatu
keadaan atau situasi. Mis. mengapa penyakit
menyebar di suatu masy. mengapa penyakit
tjd pd seseorang, dsb
• umumnya berusaha menjawab pertanyaan
mengapa (why)
• disebut juga Explanatory Study
1. Cross Sectional Study
• Di dalam penelitian ini, variabel sebab
(variabel independent) dan variabel akibat
(variabel dependent) yg terjadi pd objek
penelitian diukur atau dikumpulkan secara
simultan (dalam waktu yang bersamaan).
Cth : Cross Sectional Study
• Penelitian yg ingin mengetahui hubungan antara anemia
ibu hamil dgn berat badan bayi lahir (BBL)
• Langkah :
1. Identifikasi variabel-variabel
 Variabel dependent (efek) : BBL
 Variabel independent (risiko) : anemia
 Variabel independent (risiko) yg dikendalikan: paritas,
umur ibu, perawatan kehamilan, dll
2. Menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampel.
Subjek penelitian : ibu-ibu yg baru melahirkan
3. Melakukan pengumpulan data, observasi atau
pengukuran thp variabel dependent dan independent
scr bersamaan. Caranya : mengukur BB bayi yg tlh
dilahirkan, menanyakan umur ibu, paritas dan
memeriksa Hb darah ibu
4. Mengolah dan menganalisis data dgn cara
membandingkan antara BBL dari ibu-ibu yg diperiksa
Hbnya
Dari analisis akan diperoleh bukti ada atau tdknya hub
antara anemia dgn BBL
Retrospective Study
( Case Control Study)
• Penelitian ini berusaha melihat ke belakang
(backward looking), artinya pengumpulan
data dimulai dari efek atau akibat yg telah
terjadi. Kemudian dari efek tsb ditelusuri
penyebabnya atau variabel2 yg
mempengaruhi akibat tsb.
Cth : Case Control Study
• Penelitian ingin membuktikan hub. antara
malnutrisi pd balita dgn prilaku pemberian
makanan oleh ibu
• Langkah :
1. Identifikasi variabel
 Variabel dependent : malnutrisi
 Variabel independent : prilaku ibu dlm memberi
mkn anak
 Variabel independt : pendidikan ibu, pendapatan
keluarga, jlh anak, dsb
2. Menetapkan objek penelitian : pasangan ibu dan
balitanya
3. Mengidentifikasi kasus yaitu : anak balita
malnutrisi (berat perumur kurang dari 75%
standart harvard)
4. Pilih subjek sbg kontrol yaitu : ibu dan anak
balitanya yg karakteristiknya mirip dgn objek
penelitian
5. Melakukan pengukuran scr restrospektif yaitu
menanyakan kpd ibu balita ttg prilakunya
memberi mkn anaknya
Faktor resiko +
Retrospektif Efek +
Faktor resiko - (kasus)

Populasi
(Sampel)
Faktor resiko +
Retrospektif Efek -
Faktor resiko - (kontrol)
6. Melakukan pengolahan dan analisa data yaitu
membandingkan prilaku ibu yg baik dan yg
kurang baik dlm hal memberikan mkn kpd
anaknya pd kelompok kasus dan kontrol
Prospective Study
( Cohort Study)
• Penelitian ini bersifat melihat ke depan
(forward looking), artinya penelitian dimulai
dari varibel penyebab, kemudian diikuti
akibatnya pada waktu yang akan datang.
Cth : Cohort Study
• Penelitian yg ingin membuktikan adanya hubungan
antara cancer (Ca) paru (efek) dgn merokok (risiko)
• Langkah :
1. Mengidentifikasi variabel
 Variabel dependent : Ca paru
 Variabel independent : merokok
 Variabel idenpendent : umur, pekerjaan, dsb
2. Menetapkan subjek penelitian : semua pria di suatu t4
umur 40-50 thn, baik merokok maupun tdk merokok
3. Mengobservasi perkembangan efek pd perokok
dan tdk perokok selama 10 thn utk mengetahui
ada tidaknya Ca paru
4. Mengolah dan analisa data : membandingkan
proporsi org-org yg menderita Ca paru dan tdk
menderita pd kelompok perokok dan tdk
perokok
Efek +

Faktor resiko + Prospektif


Efek -
Populasi
(Sampel)
Efek +
Faktor resiko - Prospektif

Efek -
Bentuk Pendekatan Penelitian Survey Analitik

Faktor Retrosp Efek


Resiko ektif

Prospe Akibat
Penyebab
ktif

Independent Cross Dependent


variable sectional variable
Metoda Penelitian Eksperimental
• Peneliti melakukan percobaan atau perlakuan
terhadap variabel independen, kemudian
mengukur akibat atau pengaruh percobaan tsb pd
variabel dependen.

• Perlakuan --> suatu usaha modifikasi kondisi


secara sengaja dan terkontrol dlm menentukan
peristiwa atau kejadian serta pengamatan thd
perubahan yg tjd akibat dari perlakuan tsb.
• Bertujuan menguji hipotesis sebab akibat dengan
melakukan intervensi.
• = Penelitian intervensi =Intervention Study
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN

Terdiri dari:
• 1). Rancangan–rancangan pra-eksperimen
(pre-experiment designs)
• 2). Rancangan–rancangan eksperimen sungguhan
(true experiment designs)
• 3). Rancangan–rancangan eksperimen semu
(quasi experiment designs)
RANCANGAN PRA-EKSPERIMEN

1. Posttest Only Design (the one shot case study)


• Treatment Posttest

X T2

2. One Group Pretest–Posttest Design


• Pretest Treatment Posttest

T1 X T2
3. Perbandingan Kelompok Statis
(Statis Group Comparison)

•Treatment Posttest

X T2
T2
Kelompok eksperimen menerima perlakuan (X) yang diikuti dengan
pengukuran kedua atau postest (T2). Sedang pada kelompok kontrol
tidak menerima perlakuan atau intervensi, diukur dengan postest (T2)
Cth : pra eksperimental
(Posttest Only Design /the one shot case study)

• Sekelompok pengrajin diberi pelatihan (X),


kemudian dievaluasi produktivitasnya (T)
• Sekelompok pengusaha diberi penyuluhan
hukum dan perpajakan (X), kemudian dipantau
kesadaran dan besarnya membayar pajak (T)
• Sekelompok masy. Diberi penyuluhan kes. dan
immunisasi (X), kemudian dipantau
kesadarannya dan byknya masy. diimmunisasi
(T)
Kelemahan pra eksperimental
(Posttest Only Design /the one shot case study)

• Tdk ada kontrol, jd validitas internal sgt rendah,


krn efek bisa disebabkan faktor luar bukan krn
X dan hsl tdk dpt dikomparasikan
• Tdk dpt disimpulkan sesuatu kecuali kesimpulan
yg bersft impresif dari peneliti
Cth : Pra Eksperimental
(One Group Pretest–Posttest Design)
• Penelitian utk mengetahui apakah daun confrey
dpt menyembuhkan penderita anemia (kurang
darah)
• Cara : sekelompok penderita anemia mula-mula
diukur kdr Hbnya (T1) kmdn diberi seduhan
daun confrey, 3x sehari dlm wkt 3 bln (X).
Kmdn kadar Hb-nya diukur lg (T2). Bandingkan
T1 dan T2 dgn uji komparasi (mis. Uji t) utk
menentukan apakah ada perbedaan kadar Hb
antara sesdh dan sblm perlakuan
Kelemahan pra eksperimental
(One Group Pretest–Posttest Design)
• Validitas internal sgt rendah krn tdk ada
kelompok kontrol shg tdk ada jaminan bhw X
adalah satu-satunya penyebab terjadinya efek
• Dlm kasus ini kadar Hb dpt berubah
kemungkinan krn :
Selama perlakuan gizi penderita menjadi lbh
baik shg terjadi perubahan kdr Hb (history efek)
Dlm wkt bersamaan dgn perlakuan dlm tbh
terjadi reaksi biokimia yg dpt memperbaiki
proses pembentukan Hb (maturation effect)
Oleh krn merasa diobati mk scr psikologis
mereka merasa lbh sht shg nafsu mkn meningkat
dan kemudian Hb berubah (testing effect)
Perbedaan alat ukur atau cara pengukuran kadar
Hb pd awal (T1) dan akhir (T2) (instrumention
effect)
Perbedaan dihslkan krn yg dibandingkan adalah
harga-harga ekstrims kecil/besar (statistical
effect)
Cth : pra eksperimental
Perbandingan Kelompok Statis (Statis Group Comparison)

• Suatu penelitian ingin mengetahui apakah bekatul


mempunyai efek menurunkan kdr kolesterol dlm darah
• Cara : sekelompok org dgn kdr colesterol tinggi diberi
diet yg tercampur dgn bekatul (X) sampai periode
tertentu, kmdn diukur kdr colesterol dlm darahnya (T2)
• Sekelompok org lainnya tanpa diberi diet bekatul diukur
kdr colesterolnya jg (T2), kmdn bandingkan T2 yg
diberi diet dan T2 yg tdk diberi diet utk melht pengaruh
bekatul (X)
Kelemahan pra eksperimental
Perbandingan Kelompok Statis (Statis Group Comparison)

• Dlm rancangan ini sdh mulai ada kelompok


kontrol walaupun blm ada randomisasi antara
kelompok perlakuan dan kontrol shg history
effect, maturation effect, testing effect dan
instrumentation effect dpt dikontrol
RANCANGAN EKSPERIMEN SUNGGUHAN
(TRUE EXPERIMENT)

1. Pretes-Postes With Control Group


Pretest Treatment Posttest

T1 X T2
T1 T2

• Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi. Kemudian


dilakukan pretes (T1) pada kedua kelompok tsb, dan
diikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah
beberapa waktu dilakukan postes (T2) pd kedua
kelompok tsb.
• Cth : sebuah penelitian ingin mengetahui efek
hepatotoksik dari jamu galian singset. Utk mengetahui
adanya efek hepatotoksik diukur aktivitas enzim
SGOT/SGPT dari hwn coba tikus
• Cara :
 Secara random(R), kelompokkan tikus dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan/test
 Ukur SGOT/SGPT dari darah tikus pd keadaan awal
baik thdp kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
 Kpd kelompok perlakuan diberikan seduhan jamu
galian singset (X) sedangkan kpd kelompok kontrol
diberikan air
Stlh jangka wkt tertentu ukur SGOT/SGPT dari
darah tikus, baik kelompok kontrol maupun
kelompok perlakuan
Uji ada/tidaknya perbedaan antara harga (T2-
T1) pd kelompok perlakuan dgn harga (T2-T1)
pd kelompok kontrol utk mengetahui
ada/tdknya efek (X) seduhan galian singset,
misalnya dgn uji t
• 2.Randomized Salomon Four Group

Pretest Treatment Posttest

T1 X T2
T1 T2
X T2
T2
3. Faktorial desain
rancangan faktorial digunakan bila ingin
diketahui sekaligus efek dari kombinasi dua
atau lbh perlakuan pd unit eksperiment

Cth : ingin diteliti efek obat anti hipertensi (H) yg


diberikan bersama-sama dgn obat tidur (T) thp
penurunan tekanan darah. Misalnya 3 mcm obat anti
hiper tensi (H1, H2, H3) dan 2 mcm obat tidur (T1,
T2). Dgn demikian ada 6 mcm perlakuan kombinasi
antara tiap jenis H dan T yaitu :
Faktor T Faktor H

H1 H2 H3
T1 H1T1 H2T1 H3T1
T2 H1T2 H2T1 H3T2
Rancangan faktorial di atas disbt
rancangan faktorial 2 x 3, sebab ada 2
mcm perlakuan, msg-msg dgn 2 level
dan 3 level
RANCANGAN EKSPERIMEN SEMU
(QUASI EXPERIMENT)

• Penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan


eksperimen semu (quasi experimen). Desain ini tidak
mempunyai pembatasan yg ketat thd randomisasi.

• Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum


atau tidak memiliki ciri–ciri rancangan eksperimen yg
sebenarnya, karena variabel–variabel yg seharusnya
dikontrol atau dimanipulasi tdk dpt dikontrol atau
dimanipulasi.
1. Time Series Design

• Rancangan ini seperti rancangan pretes – postes, kecuali


mempunyai keuntungan dengan melakukan observasi
(pengukuran yang berulang – ulang), sebelum dan
sesudah perlakuan.

• Pretest Treatment Posttest

T1 T2 T3 X T4 T5 T6
2. Control Time Series Design

• Pretest Treatment Posttest

T1 T2 T3 X T4 T5 T6
T1 T2 T3 T4 T5 T6
3. Nonrandomized Control group
Pretes-Posttest Design
(Nonequivalent Control Group)

• Pretest Treatment Posttest

T1 X T2
T1 T2
4. Separate sample pretest posttest

• Pengukuran pertama (pretest) dilakukan thd sampel yg


dipilih scr acak dr populasi ttt. Kmdn dilakukan intervensi
atau program pd seluruh populasi tsb.

• Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (posttest) pd


kelompok sampel lain, yg juga dipilih scr acak (random) dr
populasi yg sama.

Pretest Treatment Posttest

T1 X
X T2
Penelitian Klinik (clinical trial)
• Terdiri dari dua pengertian :
1. Clinical trial sbg rangkaian kegiatan penelitian
obat pd manusia
2. Clinical trial sbg metode penelitian yg bersft
eksperimen
Penelitian klinik sasarannya adalah manusia dan
menyangkut masalah etik, hkm, sosial, budaya dsb mk
diperlukan UU tersendiri. Indo. blm punya
• Menurut UU penelitian klinik hrs memenuhi 3
kriteria :
1. kegiatan penelitian klinik mencakup
pemberian obat oleh dokter atau dokter gigi
kpd pasien
2. ada bukti-bukti yg menyatakan bhw obat tsb
memp. efek yg bermanfaat bg pasien
3. pemberian obat tsb bertujuan u menentukan
berapa besar dan sampai berapa jauh suatu
obat memp. efek menguntungkan atau
merugikan
Tahap penelitian klinik
1. Tahap pertama : pemberian obat kpd man. stlh
obat tsb lolos dari penelitian farmakologi dan
toksikologi pd binatang percobaan
2. Tahap kedua : menentukan kerja farmakologi
(melihat dampak obat thp penyembuhan
penyakit mis. : mengukur penurunan kdr
kolesterol stlh diberi obat)
3. Tahap ketiga : melht insident efek samping
obat
4. Tahap empat : pemasaran obat
Komponen penelitian klinik
1. Tujuan : membuktikan derajat dan keamanan
obat yg digunakan pd man.
2. Seleksi : seleksi penderita berdsrkan peny. yg
diderita
a. Seleksi demarkasi diagnostik : membedakan
org sakit dgn sehat dan membedakan
berbagai penderita dari penyakit yg memp.
gejala yg sama
b. Seleksi antisipasi prognostik : membedakan
stadium peny. dan faktor-faktor lain yg
mempengaruhi hsl pengobatan
3. Desain penelitian : metoda eksperiment yg
bersft prospektif
Perbedaan penelitian ekperiment
dan non eksperiment
No Item P. eksperiment P. noneksperiment

1. Penggunaan Kontrol Ada Tidak ada


2. Intervensi Ada Tidak ada
3. Randominasi Ada Tidak ada
4. Penggunaan analisa Hrs ada Tdk hrs (dpt sj dgn analisa
statistik (Statistik deskriptif spt : mean,
parametrik) median, mode,analisa
persentase dan apabila
menggunakan analisa
statistik yg digunakan
analisa nonparametrik)
5. Ketepatan hasil/presisi P (p value) < -
0,01 atau 0,05
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai