Anda di halaman 1dari 14

Presented by:

1. Alela Putri Nurfinda 172211101130


2. Mutholiatul Masyrifah 172211101131
3. Dyah Fatimatussholichah 172211101132
4. Shinta Aprilia Rizky 172211101133
5. Rika Ratnasari 172211101134
Antibiotik adalah substrat yang bisa membunuh atau
menghentikan pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat
fungsi penting dari sel bakteri. Antibitik dapat melawan infeksi
bakteri pada berbagai jenis organisme seperti tumbuhan, hewan
dan terutama manusia. Tetapi tidak dapat mengobati segala jenis
penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus, protozoa, dll.

Antibiotik
Landasan Hukum Terkait Antibiotik

Peraturan Menteri Peraturan Menteri Keputusan Direktur


Kesehatan Republik Kesehatan Republik Jenderal Bina Kefarmasian
Indonesia Nomor Indonesia Nomor 8 Tahun Dan Alat Kesehatan Nomor:
2406/Menkes/Per/Xii/2011 2015 Hk.03.05/Iii/569/11
• Tentang Pedoman Umum • Tentang Program • Tentang Pembentukan Tim
Penggunaan Antibiotik Pengendalian Resistensi Penyusun Pedoman
Antimikroba Di Rumah Pelayanan Kefarmasian
Sakit Untuk Terapi Antibiotik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2406/Menkes/Per/Xii/2011
Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik

Prinsip Penggunaan Antibiotik

Penggolongan Antibiotik

Penggunaan Antibiotik

Penilaian Penggunaan Antibiotik di


Rumah Sakit

Antimicrobial Stewardship Program


pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015
Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit

Resistensi antimikroba yang


dimaksud adalah resistensi
terhadap antimikroba yang efektif
untuk terapi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, jamur,
virus, dan parasit. Bakteri adalah
penyebab infeksi terbanyak maka
penggunaan antibakteri yang
dimaksud adalah penggunaan
antibiotik.
Strategi Pengendalian Resistensi
Antimikroba

• penggunaan antibiotik yang sesuai dengan


penyebab infeksi dengan rejimen dosis
Penerapan Penggunaan optimal, lama pemberian optimal, efek
samping minimal, dan dampak minimal
Antibiotik Secara Bijak terhadap munculnya mikroba resisten.

• Meningkatkan kewaspadaan standar


Penerapan Prinsip • Melaksanakan kewaspadaan transmisi
Pencegahan • Dekolonisasi
Penyebaran Mikroba • Tata laksana Kejadian Luar Biasa (KLB)
Resisten mikroba multiresisten
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
NOMOR : HK.03.05/III/569/11 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN UNTUK TERAPI ANTIBIOTIK.

1. Apoteker Sebagai Anggota Tim Pengendalian Resistensi Antibiotik

2. Apoteker Dalam Panitia/Komite Farmasi Terapi (KFT )

3. Apoteker Sebagai Anggota Komite Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Rumah


Sakit (KPPI-RS)

4. Apoteker menangani pasien dengan penyakit infeksi

5. Apoteker berperan dalam memberikan edukasi dan informasi tentang pengendalian


resistensi antibiotik serta pencegahan dan pengendalian infeksi kepada tenaga
kesehatan, pasien dan keluarga pasien
Pedoman penggunaan antibotik

Pemberian antibiotik lebih dari


1 satu jenis untuk mengatasi infeksi

Cmax
2 Penggunaan Terapi Antibiotik
Khusus Waktu Paruh
AUC
Penggunaan antibiotik
pada anak-anak
Penggunaan antibiotik
pada usia lanjut
Penggunaan antibiotik
pada penurunan fungsi
ginjal dan hati

3 Kebijakan pembatasan penggunaan antibiotik

4 Penggantian terapi antibiotik intravena ke


antibiotik oral
Mengetahui jumlah
Sebagai indikator penggunaan antibiotik di
pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit

Tujuan evaluasi
penggunaan antibiotik

Mengetahui dan
Sebagai dasar dalam mengevaluasi kualitas
menetapkan surveilans penggunaan antibiotik di
penggunaan antibiotik Rumah Sakit
di Rumah Sakit secara
sistematik dan
terstandar
Pembelian obat antibiotik di sarana selain
apotek?

Hal ini tidak diperkenankan, mengingat antibiotik merupakan salah satu


obat keras yang harus diberikan dengan resep dokter. Selain itu, tidak
tersedia nya apoteker dalam toko obat atau toko kelontong (sebagai
sarana selain apotek) menjadi salah satu penghalang pemberian informasi
obat kepada pasien terutama antibiotik.
Hubungan tingkat infeksi nosokomial di Rumah
Sakit dengan penggunaan antibiotik
Bakteri resisten
Infeksi Nosokomial
Penularan oleh pasien lain,
tenaga kesehatan, pegawai
rumah sakit, dll

Penggunaan antibiotik yang


berlebihan dapat meningkatkan resiko
Gejala yang dirasakan pasien setelah
terjadinya reaksi obat yang tidak
perawatan berbeda dengan awal
diinginkan (ROTD)
masuk

Penggunaan antibiotik
(tambahan)
Dalam Kepmenkes No. 129 Tahun 2008

Ditetapkan suatu standar minimal pelayanan rumah sakit, termasuk


didalamnya pelaporan kasus infeksi nosokomial untuk melihat sejauh
mana rumah sakit melakukan pengendalian terhadap infeksi ini. Data
infeksi nosokomial dari surveilans infeksi nosokomial di setiap rumah sakit
dapat digunakan sebagai acuan pencegahan infeksi guna meningkatkan
pelayanan medis bagi pasien
Pasien membeli antibiotik tanpa resep untuk
mengobati batuk pilek?

Memastikan kepada pasien tujuan pembelian


antibiotik

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada


pasien terhadap penyakit batuk pilek, terkait
penyebab flu (bakteri dan virus)

Menyarankan untuk memberikan obat batuk pilek


dan multivitamin untuk meningkatkan imunitas
tubuh
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai