Anda di halaman 1dari 17

TUGAS FARMASI INDUSTRI

LAYOUT RANCANGAN RUANG INDUSTRI FARMASI


SEDIAAN STERIL DENGAN PROSES ASEPTIS

Oleh:

HETTY SULASTRI
(192211101003)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2019
LAYOUT RANCANGAN RUANG INDUSTRI FARMASI
SEDIAAN STERIL DENGAN PROSES ASEPTIS

I. Dua Dimensi (2D)


II. Tiga Dimensi (3D)
A. Tampak Atas

B. Tampak Depan
C. Tampak Samping
D. Tampang Belakang

III.Spesifikasi Ruangan pada Industri Farmasi Sediaan Steril dengan Proses Aseptis
A. Ruang

Dalam melakukan produksi sediaan steril setiap ruangan yang dipakai harus selalu
terkontrol untuk menjaga kualitas sediaan nantinya. Oleh karena itu setiap ruangan
mempunyai kriteria tertentu yaitu ruangan dalam keadaan bersih.

Persyaratan ruangan bersih sebagai berikut:

1. Mencegah resiko tercampurnya obat atau komponen obat yang berbeda.


2. Kegiatan pengolahan bahan bagi produk bukan obat harus dipisahkan dengan bahan
produk obat.

3. Ruang terpisah untuk membersihkan alat yang dapat dipindah-pindahkan dan ruangan
untuk menyimpan bahan pembersih.

4. Kamar ganti pakaian terhubung langsung dengan ruang produksi tetapi letaknya terpisah.

5. Kamar mandi tidak terbuka langsung ke daerah produksi dan dilengkapi dengan ventilasi
yang baik.

Ruang produksi dapat ditinjau dari beberapa aspek diantaranya :

1. Ditinjau dari segi ruangan produksi antara lain :


a. Lantai. Pada ruang produksi tablet, kapsul, dan sirup terbuat dari semen yang dilapisi
epoksi sehingga lantai mempunyai permukaan yang rata, mudah dibersihkan, tidak
menahan parikel dan tahan terhadap detergent dan desinfektan. Sedangkan pada
ruangan produksi sediaan sterilisasi injeksi lantai tidak boleh ada sekat . Hal ini
meminimalisir adanya bakteri, mudah dibersihkan.

b. Dinding. Dinding pada ruangan produk steril injeksi harus terbuat dari tembok yang
dilapisi dengan epoksi sehingga permukaan dinding menjadi licin dan rata, kedap air,
mudah dibersihkan, tahan terhadap detergent, desinfektan serta tidak menjadi tempat
bersarangnya binatang kecil.

c. Langit-langit. Langit-langit pada ruangansteril sediaan injeksi tidak boleh ada sudut
dan terbuat dari beton yang dilapisi epoksi sehingga permukaan langit-langit menjadi
licin dan rata serta mudah dibersihkan. Tidak ada sudut untuk mencegah pertumbuhan
lumut atau mengatasi kelembaban yang menimbulkan adanya bakteri dan langit-langit
harus sering dibersihkan agar sediaan benar-benar steril.

2. Ditinjau dari segi ruang sterilasi

Tiap ruangan dengan klasifikasi berbeda-beda dipisahkan oleh ruangan. Tiap ruangan

diberi nomor ruangan untuk dokumentasi pabrik yang dibagi dalam tiga kelas ruangan/area

berdasarkan tingkat kebersihan, antara lain:

a. Grey area

Grey area merupakan area produksi, dimana proses produksi berlangsung. Pada area

ini kebebasan telah dikurangi, yaitu barang atau karyawan tidak bebas memasuki area ini.

Dilakukan penganganan khusus terhadap udara, rancang bangun dan konstruksi ruangan,

seperti lantai dan langit – langit tidak boleh bercelah dan tahan terhadap bahan kimia, dinding

harus terbuat dari beton dan dicat dengan cat yang tahan dicuci, serta pintu dan peralatan

lainnya tidak boleh terbuat dari kayu. (grey area) yang meliputi antara lain ruang

penimbangan, ruang sterilisasi akhir, dan ruang evaluasi.


Pada grey area supply udara yang akan disalurkan dalam ruang produksi berasal dari

2 sumber, yaitu berasal dari udara yang disirkulasi kembali (sebanyak 80%) dan berasal dari

udara bebas (20%). Supply udara tersebut melalui filter yang terdapat di dalam filter house

yang terdiri dari pre-filter yang memiliki efisiensi penyaringan sebesar 35% dan medium

filter yang memiliki efisiensi penyringan sebesar 95%. Selanjutnya, supply udara ini

melewati cooling coil (evaporator) yang akan menurunkan suhu dan kelembaban relatif

udara. Jumlah udara yang masuk ke dalam ruang produksi diatur dengan menggunakan

volume dumper. Kelas-kelas ruangan ini menunjukkan tingkatan kontaminasi partikel di

ruangan tersebut.

Untuk ruangan grey area ini :

 Personal harus mencuci tangan dan kaki serta pakaian nya pun harus bersih. Untuk

pakaian personel yaitu tidak berkantong, warna berbeda tiap bagian, tutup kepala, masker

dan sarung tangan.

 Desain ruangan di butuhkan perlakuan khusus. Seperti penanganan khusus terhadap

udara, rancang bangun dan kontruksi ruangan, seperti lantai dan langit-langit tidak boleh

bercelah dan tahan terhadap bahan kimia. Dinding harus terbuat dari beton dan di cat

dengan cat yang tahan dicuci, seperti pintu dan peralatan lainnya tidak boleh terbuat dari

kayu

 Kebebasan personal untuk masuk area ini sudah di kurangi

 Fungsi dari pembangunan area ini adalah sebagai tempat produksi obat-obatan,di mna

tempat ini sangat penting dari semua area yang ada, karena proses intinya ada di ruangan

ini

 Kelembaban yang ada pada Grey Area adalah 45-75% (khusus unuk ruangan kapsul = 30-

40%), mempunyai kelembaban 20-28°C.


b. White Area

White area merupakan area produksi untuk sediaan steril. Untuk memasuki white

area, karyawan harus mencuci tangan dan kaki serta mengganti pakaian dari grey area dengan

pakaian khusus yang steril. Peralatan yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu,

demikian juga ruangan harus dibersihkan dengan desinfektan.

Contoh area ini yaitu seluruh ruangan pada pembuatan obat steril. Pada white area

supply udara yang akan disalurkan dalam ruang produksi berasal dari 2 sumber, yaitu berasal

dari udara yang disirkulasi kembali (sebanyak 80%) dan berasal dari udara bebas (20%).

Supply udara tersebut melalui filter yang terdapat di dalam filter house yang terdiri dari pre-

filter yang memiliki efisiensi penyaringan sebesar 35% dan medium filter yang memiliki

efisiensi penyringan sebesar 95%.

Selanjutnya, supply udara ini melewati cooling coil (evaporator) yang akan

menurunkan suhu dan kelembaban relatif udara. Jumlah udara yang masuk ke dalam ruang

produksi diatur dengan menggunakan volume dumper. Selain itu, dalam white area ini harus

melewati HEPA filter yang memiliki efisiensi penyaringan sebesar 99,997%.

Syarat ruangan white area:

 Ruangan harus steril.

 Peralatan dan pakaian yang digunakan harus steril. pada ruangan ini pakaian kerjanya

model celana/baju terusan, sepatu, tutup kepala, masker dan sarung tangan.

 Karyawan yang akan memasuki area harus bersih dan steril.

 Ruangan mempunyai rancangan khusus, seperti tembok dengan cat yang tahan dicuci,

pintu dan peralatan lainnya tidak boleh terbuat dari kayu.

 Udara dari luar tidak boleh memasuki ruangan. Menggunakan sanitasi udara.

 White Area ini harus mempunyai kelembaban 44-45°C, temperaturnya 16-25%.


3. Black area

Black area merupakan ruangan, dimana pada ruangan ini seluruh produk obat sudah

dalam keadaan tertutup dalam kemasan primer. Dan pada daerah ini tidak perlu penanganan

khusus baik udara maupun konstruksi bangunan. Contoh area ini adalah kantor, loker, gudang

bahan baku, gudang obat jadi, gudang bahan pengemas primer dan sekunder, ruang

administrasi gudang, ruang pengemasan sekunder, dan ruang laboratorium kimia fisika.

Daerah pengolahan produk steril harus dipisahkan dari daerah produksi lain serta

dirancang dan dibangun secara khusus. Ruangan harus bebas dari debu, dialiri udara yang

melewati saringan bakteri. Saringan tersebut harus diperiksa pada saat pemasangan serta

dilakukan pemeriksaan secara berkala.

Syarat ruangan black area ini:

 Ruangannya tidak perlu steril.

 Jumlah karyawan yang berada di area tersebut.

 Ruangan dan alat tidak membutuhkan penangan yang khusus baik udara maupun

kontruksi bangunan.

 Fungsi dari pembangunan area ini adalah sebagai tempat penyimpanan bahan baku obat,

serta tempat dimana para karyawan bisa dengan leluasa melakukan tugas mereka tanpa

adanya penangan khusus.

 Ruangan ini mempunyai kelembaban 45-75% dan temperatur 20-28°C. area ini tidak

begitu memperhatikan penataan udara dikarenakan black area ini termasuk non steril.

B. Syarat Ruangan Produksi Steril

Ruangan produksi steril adalah tempat yang disiapkan secara khusus dari bahan-bahan

dan tat bentuk yang harus sesuai dengan cara pembuatan obat yang baik (CPOB). Ruangan

produksi steril harus memenuhi syarat sebagai berikut:


1. Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partike.

2. Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.

3. Suhu 18 – 22°C, Kelembaban 35 – 50%

4. Dilengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter atau udara yang ada didalam ruangan

disaring dengan HEPA (High Eficiency Particulate Air) filter agar mendapatkan udara

yang bebas mikroorganisme dan partikel.

5. Tekanan udara didalam ruangan lebih besar daripada udara diluar, sehingga udara didalam

mengalir keluar (udara diluar yang lebih kotor tidak dapat masuk kedalam ruangan yang

lebih bersih.

6. Minimal harus terbagi atas tiga area, yaitu area kotor (black area, intermediate area (grey

area),dan area bersih (white area).

Untuk menjaga sterilitas komponen dan produk selama-proses aseptis, perhatian perlu
diberikan pada :

a. lingkungan ;
b. personil;

c. permukaan yang kritis;

d. sterilisasi wadah / tutup dan prosedur pemindahannya;

e. waktu tunggu maksimum bagi produk sebelum pengisian ke dalam wadah akhir; dan

f. filter untuk sterilisasi

Untuk produk yang berisiko besar terhadap kontaminasi partikel selama proses,
misalnya infus bervolume > 100 ml, dan produk dalam wadah bermulut lebar maka
pembilasan akhir dan penanganan komponen setelah dicuci hendaklah dilakukan di bawah
LAF yang dipasang di lingkungan minimal Kelas D.

C. KLASIFIKASI RUANG BERSIH DAN SARANA UDARA BERSIH


Ruang bersih dan sarana udara bersih diklasifikasikan sesuai dengan EN ISO 14644-
1. Klasifikasi harus dibedakan dengan jelas dari pemantauan lingkungan pada saat
operasional. Jumlah maksimum partikulat udara yang diperbolehkan untuk tiap Kelas
kebersihan adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Kelas Udara Bersih – Ruangan Bersih

Sedangkan Rekomendasi Sistem Tata Udara (HVAC) di ruangan steril adalah :

Rekomendasi Sistem Tata Udara (HVAC) di ruang produksi Steril


Contoh Gambar Skematik Sistem Tata Udara Ruang Steril

Gambar Skematik HVAC ruang kelas A/B

Gambar Skematik HVAC ruang kelas C


Gambar Skematik HVAC ruang kelas D/E

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan KLASIFIKASI dan PEMANTAUAN


udara bersih di ruang steril, sebagai berikut :

1. Klasifikasi ruangan BERBEDA dengan pemantauan ruangan


2. Klasifikasi ruangan adalah bagian dari kualifikasi awal fasilitas dan biasanya juga
dilakukan saat rekualifikasi rutin.

3. Perlu mempunyai Protap yang mendefinisikan kondisi nonoperasional dan


operasional yang mungkin berbeda untuk tiap ruangan produksi dan mencantumkan
peralatan yang dipasang dan beroperasi serta jumlah karyawan yang ada dalam tiap
ruangan

4. Klasifikasi dilakukan : operasional dan non-operasional

5. Pengambilan sampel udara min. 1 m3 per lokasi untuk Kelas A

o Dipakai alat penghitung portabel selang pendek

o Klasifikasi operasional dapat dilakukan selama : Kegiatan rutin, Media fill dan
Kondisi terburuk
Untuk tujuan klasifikasi zona Kelas A, perlu diambil sampel udara minimum 1 m 3 per
lokasi pengambilan sampel. Untuk Kelas A klasifikasi partikulat udara adalah ISO 4.8
ditentukan oleh batas jumlah partikel dengan ukuran > 5,0 μm. Untuk Kelas B
(nonoperasional) klasifikasi partikulat udara adalah ISO 5 untuk kedua ukuran partikel.
Untuk Kelas C, klasifikasi partikulat udara adalah ISO 7 untuk nonoperasional dan ISO 8
untuk operasional. Untuk Kelas D (nonoperasional), klasifikasi partikulat udara adalah ISO 8.
Untuk tujuan klasifikasi, metodologi EN/ISO 14644-1 menjelaskan jumlah lokasi minimal
untuk pengambilan sampel udara dan volume sampel berdasarkan batas ukuran partikel
terbesar bagi kelas kebersihan terkait serta metode untuk mengevaluasi data yang terkumpul.
Ruang bersih dan sarana udara bersih dinyatakan terkualifikasi setelah didapat hasil
yang stabil dan memenuhi persyaratan selama 5 hari berturut turut pada kondisi non-
operasional.

RE-KUALIFIKASI

Sesuai dengan ISO 14644‐2, maka khusus untuk ruang produksi steril HARUS di-kualifikasi
ulang SETIAP 6 bulan sekali, dengan ketentuan sebagai berikut :

Frekuensi Pengujian Ulang sesuai ISO 14644‐2

Sedangkan menurut POPP – CPOB 2012, rekualifikasi ruangan diatur sebagai berikut :
Rekualifikasi Ruangan Steril menurut POPP CPOB 2012

PEMANTAUAN

 Ruang bersih dan sarana udara bersih hendaklah dipantau secara rutin pada saat
kegiatan berlangsung dan penentuan lokasi pengambilan sampel hendaklah
berdasarkan studi analisis risiko yang dilakukan secara formal dan dari data yang
diperoleh selama penentuan klasifikasi ruangan dan/atau sarana udara bersih.
 Untuk zona Kelas A, pemantauan partikel hendaklah dilakukan selama proses kritis
berlangsung, termasuk perakitan alat, kecuali bila dijustifikasi bahwa kontaminasi
yang terjadi dalam proses dapat merusak alat penghitung partikel atau menimbulkan
bahaya, misal organisme hidup dan bahan berbahaya radiologis. Pada kasus demikian,
pemantauan selama kegiatan rutin penyiapan alat hendaklah dilakukan sebelum
terpapar ke risiko kontaminasi tersebut di atas. Pemantauan selama kegiatan proses
yang disimulasikan hendaklah juga dilakukan. Frekuensi pengambilan sampel dan
ukuran sampel dalam pemantauan zona Kelas A hendaklah ditetapkan sedemikian
rupa sehingga mudah diintervensi. Kejadian yang bersifat sementara dan kegagalan
sistem apa pun dapat terdeteksi dan memicu alarm bila batas waspada terlampaui.
Jumlah rendah dari partikel yang berukuran > 5,0 μm di lokasi di titik pengisian pada
saat proses pengisian berlangsung tidak selalu dapat tercapai. Hal ini dapat diterima
karena ada sebaran partikel atau tetesan produk itu sendiri.
 Sistem yang sama dianjurkan untuk Kelas B, walaupun frekuensi pengambilan sampel
dapat dikurangi. Kepentingan akan sistem pemantauan partikel hendaklah ditetapkan
berdasarkan efektivitas pemisahan Kelas A dan Kelas B yang berdampingan.
Pemantauan Kelas B hendaklah dilakukan pada frekuensi dan jumlah sampel yang
memadai sehingga perubahan pola kontaminasi dan kegagalan sistem dapat terdeteksi
dan memicu alarm bila batas waspada terlampaui

 Sistem yang sama dianjurkan untuk Kelas B, walaupun frekuensi pengambilan sampel
dapat dikurangi. Kepentingan akan sistem pemantauan partikel hendaklah ditetapkan
berdasarkan efektivitas pemisahan Kelas A dan Kelas B yang berdampingan.
Pemantauan Kelas B hendaklah dilakukan pada frekuensi dan jumlah sampel yang
memadai sehingga perubahan pola kontaminasi dan kegagalan sistem dapat terdeteksi
dan memicu alarm bila batas waspada terlampaui.

 Sistem pemantauan partikel udara dapat terdiri dari beberapa alat penghitung partikel
yang independen; suatu jaringan dari serangkaian titik pengambilan sampel yang
dihubungkan dengan manifold pada satu penghitung partikel; atau kombinasi dari
kedua sistem tersebut. Sistem yang dipilih hendaklah disesuaikan dengan ukuran
partikel.

Continous Particle Counter – untuk PEMANTAUAN udara bersih


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawasan Obat dan Makanan 2012. Cara Pembuatan Obat yang Baik,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai