Anda di halaman 1dari 20

Nama anggota Kelompok:

irvan nugraha
Muhammad Poeji Hartadinata
Muhammad Rafi Ihsan
Nabilla Zahraini
Prasatya ilham nugraha bahri

Termal bangunan
Pengertian Kenyamanan Termal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal
yang dirasakan oleh manusia, bukan oleh benda, binatang,
dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan
benda-benda disekitar arsitekturnya atau kondisi pikir
seseorang yang mengekspresikan kepuasan dirinya
terhadap lingkungan thermalnya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kenyamanan Termal
a. Temperatur Udara
Temperatur udara merupakan salah satu faktor yang paling
dominan dalam menentukan kenyamanan termal. Satuan yang
digunakan untuk temperatur udara adalah Celcius, Fahrenheit,
Reamur, dan Celvin. Temperatur udara antara suatu daerah
dengan daerah lainnya sangat berbeda. Hal ini disebabkan
adanya beberapa faktor, seperti sudut datang sinar matahari,
ketinggian suatu tempat, arah angin, arus laut, awan, dan
lamanya penyinaran.

b. Temperatur Radiant
Temperatur radiant adalah panas yang berasal dari radiasi
objek yang mengeluarkan panas, salah satunya yaitu radiasi
matahari.
c. Kelembaban Udara d. Kecepatan Angin
Kelembaban udara Kecepatan angin adalah
merupakan kandungan uap kecepatan aliran udara yang
air yang ada di dalam udara, bergerak secara
sedangkan kelembaban mendatar atau horizontal
relatif adalah rasio antara pada ketinggian dua meter
jumlah uap air di udara di atas tanah. Kecepatan
dengan jumlah maksimum angin dipengaruhi oleh
uap air dapat ditampung di karakteristik permukaan
udara pada temperatur yang dilaluinya. Adapun
tertentu. Adapun faktor- faktor-faktor yang
faktor yang mempengaruhi mempengaruhi kecepatan
kelembaban udara, yakni angin antara lain berupa
radiasi matahari, tekanan gradien barometris, lokasi,
udara, ketinggian tempat, tinggi lokasi, dan waktu.
angin, kerapatan udara, serta
suhu.
e. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia pada umumnya menghasilkan kalor yang akan dilepaskan ke
lingkungan. Kalor ini berbeda-beda untuk setiap aktivitas. Aktivitas berat seperti
berolahraga, mengangkat beban dan pekerjaan berat lain yang memerlukan energi yang
besar akan menghasilkan kalor yang besar pula. Sedangkan aktivitas seperti istirahat atau
tidur menghasilkan kalor yang minimum

f. Pakaian
Kalor yang dilepaskan seseorang ke lingkungan dipengaruhi juga oleh pakaian yang
dikenakan. Ketika pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang tipis dan pendek maka
pelepasan kalor akan banyak terjadi. Hal ini biasanya dilakukan di daerah dengan suhu
udara yang tinggi. Sebaliknya jika pakaian yang dipakai adalah pakaian tebal dan panjang
maka pelepasan kalor dari kulit akan minimum. Biasanya pakaian seperti ini dipakai di
daerah dengan suhu rendah.

👪 💃 🏃 💑

Beberapa strategi Pencapaian
Suhu Nyaman
1. Penanaman pohon
Penanaman pohon lindung di sekitar bangunan sebagai
upaya menghalangi radiasi matahari langsung pada
material keras sperti halnya atap, dinding, halaman
parkir atau halaman yang ditutup dengan material
keras, seperti beton dan aspal, akan sangat
membantu untuk menurunkan suhu lingkungan.

2. Memaksimalkan pelepasan panas dalam bangunan.


Hal ini dapat dilakukan dengan pemecahan
rancangan arsitektur yang memungkinkan terjadinya
aliran udara silang secara maksimum di dalam
bangunan. Alirang udara sangat berpengaruh dalam
menciptakan ‘efek dingin’ pada tubuh manusia, sehingga
sangat membantu pencapaian kenyamanan termal.
Bangunan yang
menerapkan
kenyamanan termal
Villa Sandmeier
Villa Sandmeier- Lacroix Chessex
Architects

Lantai pertama rumah terdapat kamar


mandi, ruang tamu, dan ruang keluarga.
Kemudian kamar tambahan
ditempatkan di ruang bawah tanah.
Lantai dua berisi tiga kamar tidur
01 02
Cahaya masuk pada jendela yang terdapat
pada bangunan ini . Pada bangunan ini
menggunakan sistem cantilever shading yang
berguna untuk menahan sinar matahari dari
atas. Menjadikan cahaya tersebut masuk
sebagian dan tidak terlalu membuat hawa dalam
ruangan panas juga masih masuk dalam
kenyamanan termal yang stabil.
Penghawaan pada bangunan
ini dapat dikatakan stabil dikarenakan
keadaan lingkungan sekitar yang
banyak dikelilingi oleh pohon. Dengan
adanya pohon pada sekitar rumah
menjadikan bangunan ini tidak terlalu
panas walaupun menggunakan banyak
bukaan / kaca , pohon menetralisir
panas yang langsung dari atas maupun
melalui sudut yang rendah dikarenakan
kelemahan sistem shading yaitu
cantilever (overhang) tidak dapat
menahan sinar matahari yang datang
dari sudut rendah.
Pabrik rakit bambu Wuyishan
Pabrik rakit bambu Wuyishan - Trace Architecture Office

Arsitektur dan tata letaknya mencerminkan persyaratan


programatik, topografi, dan iklim yang berbeda. Lokakarya
manufaktur “L” menampung enam wilayah kebakaran untuk
pembengkokan bambu dan perakitan rakit. Bagian dalam
bengkel adalah tata letak terbuka dari rentang 14 meter yang
diperlukan untuk ruang kerja. Cahaya alami disaring melalui
skylight miring, yang berorientasi ke utara untuk mendapatkan
cahaya yang lebih lembut dan homogen.
Selain dari area kerja, bengkel memiliki tempat
istirahat, ruang penyimpanan, toilet, halaman, dan
fungsi layanan lainnya. Gedung kantor dan asrama
menggunakan tata ruang beranda, dengan kantor
yang menempati lantai pertama, dan asrama dan
kafetaria yang menempati lantai dua. Tangkai
bambu diaplikasikan di sepanjang beranda untuk
membentuk shading louvers, yang juga
menyediakan insulasi berventilasi baik.
Mempertimbangkan prinsip lokalisasi dan
ekonomi, beton in-situ digunakan untuk struktur,
blok beton berongga untuk sistem dinding eksterior,
ubin semen untuk bahan atap, dan bambu dan kayu
untuk sunshading, pintu, jendela dan pegangan
tangan. Tanpa terlalu banyak finishing permukaan,
semua materi menampilkan karakter mereka
sendiri.
Karakter industri dari proyek ini menghambat
desain yang berlebihan; dengan menggunakan
elemen paling dasar untuk konstruksinya, arsitektur
secara alami mengungkap logika struktural dan
materialnya. Proyek ini menyatukan kesederhanaan
estetika dengan ekonomi sarana, di mana arsitektur
dapat menunjukkan resolusi bentuk dan fungsinya.
SOMJAI HOUSE
SOMJAI HOUSE - NPDA STUDIO
THAILAND - THONG SALA, KOH PHAGNAN, SURAT THANI

rumah ini terutama dirancang sebagai


rumah setelah pensiun untuk pemilik dan,
pada saat yang sama, juga berfungsi
sebagai resepsi untuk Coco-NutNume
resort di mana keluarga, teman dan tamu
dapat mampir dan bersenang-senang.

Warna utama yang digunakan merah


untuk membuat bangunan menonjol dari
hijau perkebunan kelapa dan biru laut.
Bata dan beton yang dipoles adalah bahan
01 melindungi
karena properti pendingin untuk 02
rumah dari panas dan karena keahlian
pekerja konstruksi setempat. Tangga besi
tipis juga menunjukkan pengerjaan pekerja
lokal sebagai pekerja konstruksi di
dermaga yang terampil dalam pekerjaan
logam.
Termal bangunan ini memberi
kenyamanan pada pencahayaan alami
dan udara yang melewati pohon kelapa
menjadikan udara yang masuk pada
bangunan ini akan bagus dan segar
bangunan ini sengaja menggunakan
kantilever supaya mengurangi masuknya
matahari secara keseluruhan pada
bangunan

20

Anda mungkin juga menyukai