Anda di halaman 1dari 36

BATU SALURAN KEMIH

(UROLITHIASIS)

DR. ANINDHITA WIJAYA


DEFINISI

Batu saluran kemih ( urolithiasis) adalah adanya batu


didalam saluran kemih, mulai dari ginjal hingga
uretra, dimana komposisi batu yang terbentuk dapat
terdiri atas salah satu atau campuran dari asam urat
,kalsium oksalat, kalsium fosfat, sistin, struvit, atau
xantin.
EPIDEMIOLOGI

 Penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi.


(setelah ISK dan BPH)
 Di seluruh dunia rata-rata 1-12% penduduk.
 Di negara berkembang  >> batu buli – buli
 Di negara maju  >> batu saluran kemih bagian
atas
 Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita (3:1)
dengan puncak insidensi antara dekade keempat
dan kelima
ETIOLOGI

 Gangguan aliran urin (urin stasis)


 Gangguan metabolik
 Infeksi saluran kemih
 Dehidrasi
 Idiopatik
FAKTOR RISIKO

FAKTOR INTRINSIK FAKTOR EKSTRINSIK

• Herediter • Geografi  stone Belt (sabuk batu)


• Umur  paling sering usia 30-50 • Iklim dan tempratur
tahun • Asupan air  kurangnya asupan air
• Jenis kelamin  laki-laki : dan tingginya kadar mineral kalsium
perempuan (3:1) pada air yang dikonsumsi
• Diet  banyak purin, oksalat dan
kalsium
• Pekerjaan  banyak duduk / kurang
aktifitas / sedentary life
TEORI PROSES PEMBENTUKAN
BATU SALURAN KEMIH

TEORI NUKLEASI TEORI INHIBITOR

Terdiri atas Terbentuk atau tidaknya batu di


presipitasi
kristal –kristal
salam saluran kemih ditentukan
Dipengaruhi oleh :
oleh adanya keseimbangan
• Suhu
• PH larutan antara zat pembentuk batu
• Konsentrasi solut dalam urin
• Laju aliran urin dan inhibitor
• Korpus alienum

Agregasi nukleasi

Menempel pada epitel saluran kemih


(membentuk retensi kristal)
KOMPOSISI BATU
KOMPOSISI BATU

• Paling banyak dijumpai  70-80%


BATU KALSIUM • Terdiri dari  kalsium oksalat, kalsium fosfat, campuran
• Bentuk bergerigi
Faktor terjadinya batu kalsium
hiperkalsiuria Kadar kalsium urin >250-300 mg/hari Penyebab :
Adanya gangguan pada
1. Absorbsi
2. Renal
3. resorptif
hiperoksaluria Ekskresi oksalat urine > 45 gr/hari • Gangguan usus
• Konsumsi oksalat >>
hiperurikosuria Kadar asam urat dalam urine > 850 Konsumi purin >>
mg/24 jam
hipositraturia • Penyakit RTA (renal tubular asidosis)
• Pemakaian diuretik golongan thiazide jangka lama
hipomagnesuria Penyakit inflamasi usus (inflamatory bowel disease)
KOMPOSISI BATU

BATU STRUVIT = BATU INFEKSI


Kuman golongan pemecah urea
(urea splitter) = enzim urease

Proteus Spp, Klebsiella, Serratia,


Enterobakter, Pseudomonas, dan CO(NH2)2 + H20  2NH3 + CO2
Stafilokokus

Urine menjadi basa


Garam Magnesium,amonium fosfat, karbonat 
Batu triple-phospat (Ca, Mg, NH4)
• Batu magnesium amonium fosfat
(MAP) [MgNH₄PO₄.H₂O]
• karbonat apatit [Ca₁₀[PO₄]₆CO₃]
KOMPOSISI BATU

BATU ASAM URAT

 5-10% dari seluruh batu saluran kemih


 75-80% asam urat murni, sisanya campuran kalsium oksalat
Faktor predisposisi
- Penyakit gout,
- Terapi antikanker, obat urikosurik (sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat)
- kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein
METABOLISME ASAM URAT

• Diet purin Asam inosinat hipoxantin


• Metabolisme endogen
Xantin oxidase

xantin
Xantin oxidase
Pada manusia
Ekskresikan ke dalam urin :
- Asam urat bebas  batu asam urat Asam urat
- Garam urat  + natrium  natrium
Urikase  tidak ada
urat (> larut dalam air)
pada manusia

Allantoin
(larut dalam air)
FAKTOR PENYEBAB
• Urin yang bersifat asam (pH <6)
• Volume urin sedikit (<2L/hari), dehidrasi
• Hiperurikosuria  Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 jam

SIFAT BATU
• Ukuran batu  bervariasi  besar : staghorn (mengisi seluruh pelvikalises
ginjal)
• Bentuk batu  Batu bulat, halus  seringkali keluar spontan

PENCEGAHAN
 minum banyak (usahakan produksi urin 1500-
2000 mL/hari)
 Pemeriksaan pH urin setiap hari dengan kertas
nitrazin (alkalinisasi urin  pertahankan PH
diantara 6,5-7
 Pemeriksaan kadar asam urat darah secara
berkala (bila hiperurisemia, konsumsi obat
inhibitor xanthin oksidase allupurinol
BATU JENIS LAIN

• Batu sistin  kelainan absorpsi sistin di mukosa usus


• Batu xanthin  defisiensi enzim xanthin oxidase
• Batu silikat  penggunaan antasida berlebihan atau jangka panjang
KLASIFIKASI BATU
(BERDASARKAN POSISI)

BATU GINJAL
(nefrolithiasis)

BATU URETER
(ureterolithiasis)

BATU BULI
(vesikolithiasis)

BATU URETRA
(uretrolithiasis)
BATU GINJAL
(NEFROLITHIASIS)

MANIFESTASI KLINIS
Batu staghorn
- Nyeri  pinggang (paling sering)
• Nyeri kolik  aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises yang meningkat 
tekanan intraluminal meningkat  peregangan dari terminal saraf  sensasi nyeri
• Nyeri non-kolik  Peregangan kapsul ginjal (Hidronefrosis, infeksi ginjal)
- Hematuria  trauma mukosa oleh batu
- Demam  curiga urosepsis

Pemeriksaan fisik :
Nyeri ketok CVA
Teraba ginjal  hidronefrosis
BATU URETER
(URETEROLITHIASIS pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kaliks
) ginjal, yang turun ke ureter

Terdapat tiga penyempitan sepanjang


ureter yang biasanya menjadi tempat
berhentinya batu yang turun dari kalik
yaitu :
1. ureteropelvic junction (UPJ)
2. persilangan ureter dengan vasa iliaka
3. muara ureter di dinding buli. (UVJ)
Komposisi batu ureter :
• sebagian besar  garam kalsium,
seperti kalsium oksalat monohidrat
dan kalsium oksalat dihidrat

• sebagian kecil  batu asam urat, batu


struvit dan batu sistin.
MANIFESTASI KLINIS
• nyeri kolik, akibat peristaltik yang sifatnya hilang timbul
• mual
• nyeri alih
Batu ukuran kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar secara spontan, sedangkan batu yang
lebih besar seringkali tetap berada pada ureter dan menyebabkan radang (periureteritis) serta
obstruksi kronis

• Batu pada daerah ureter hidroureter


• Batu pada pielum hidronefrosis
• batu pada kaliks mayor kaliektasis

• Pionefrosis
• Urosepsis
Infesi sekunder • Abses ginjal,
paranefrik,
perinefrik
• Pielonefritis
Kerusakan ginjal

Gagal ginjal permanen


BATU BULI Sering pada pasien :
(VESIKOLITHIA • gangguan miksi  BPH, striktur uretra, divertikel buli, buli neuro
SIS) • Benda asing di buli  kateter jangka lama
Asal  batu ginjal atau ureter  buli

MANIFESTASI KLINIS
• Khas  gejala iritasi
• Nyeri suprapubik
• Sifat nyeri  refered pain (ujung penis,
skrotum, perineum, pinggang, sampai
kaki)
• Jika batu berada di pangkal uretra 
aliran miksi dapat berhenti tiba- tiba 
lencar kembali setelah perubahan posisi

PEMERIKSAAN FISIK
• Nyeri tekan suprapubik
BATU URETRA
(URETROLITHI • Asal  biasanya dari batu ginjal / ureter  buli  uretra
ASIS)
Angka kejadian  1% dari seluruh batu saluran kemih

MANIFESTASI KLINIS

 Paling sering (Miksi tiba- tiba


terhenti)  retensi urin , sebelumnya
didahului nyeri pinggang

 Urin menetes

 Batu uretra anterior  dapat diraba


oleh pasien berupa benjolan keras di
uretra pars bulbosa ataupun
pendularis, kadang tampak di meatus
uretra eksternum

 Batu uretra posterior  nyeri


perineum atau rektum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan Urin:
 Leukosituria, hematuria, kristal pembentuk batu
 Bakteriuri (nitrit), Ph urin
 Kultur urin
Pemeriksaan Darah :
 Hemoglobin
 Leukosit
 Ureum & Kreatinin
 Asam urat
 Foto polos abdomen (BNO)  melihat batu radioopak

Jenis batu Radioopasitas


Kalsium Opak
MAP Semiopak
Urat/sistin Non-opak

BNO POLOS NORMAL NEFROLITHIASIS SINISTRA


 Pielografi intravena (IVP)  menilai anatomi dan
fungsi ginjal, deteksi batu semi opak / non opak
• Batu lucent
pada pelvis
ginjal
kanan
 USG
- Bila IVP tidak memungkinkan
- Dapat melihat semua jenis batu
 CT Urografi tanpa kontras

- Standar baku untuk evaluasi batu pada ginjal dan


traktus urinarius, termasuk batu asam urat

- Sensivitas dan spesivitas terbaik


TATALAKSANA

Tujuan tatalaksana : Terapi konservatif / ESWL(Extracorpor


1. Mengurangi nyeri terapi ekspulsif eal Shockwave
medikamentosa Lithotripsy)
2. Menghilangkan batu yang sudah
ada
3. Mencegah pembentukan batu
endoneurologi Pembedahan
berulang
Terapi konservatif • Ukuran batu < 5 mm  batu keluar spontan
/ terapi ekspulsif • Tujuan  mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin
medikamentosa
(+ diuretikum), minum banyak

Terapi konservatif
1. Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretik  target diuresis 2liter/hari
2. α-blocker  nifedipin, tamsulosin
3. NSAID

syarat lain untuk observasi adalah :


1. berat ringannya keluhan pasien
2. ada tidaknya infeksi dan obstruksi
3. Ada tidaknya kolik berulang atau ISK

Pemantauan berkala setiap 1-14


hari sekali selama maksimal 6
minggu
INDIKASI PENGELUARAN BATU SALURAN
KEMIH (EAU 2014) Didasarkan pada :
• KEMUNGKINAN KECIL UNTUK BATU KELUAR • ukuran,
SPONTAN • lokasi,
• OBSTRUKSI SALURAN KEMIH PERSISTEN
• ada tidaknya infeksi,
• UKURAN BATU > 15 MM
• fungsi ginjal
• INFEKSI
• NYERI MENETAP ATAU BERULANG
Tujuan tatalaksana :
• DISERTAI INFEKSI
1. Mengurangi nyeri
• BATU METABOLIK YANG CEPAT TERBENTUK
2. Menghilangkan batu yang sudah
• ADANYA GANGGUAN FUNGSI GINJAL
ada
INDIKASI SOSIAL 3. Mencegah pembentukan batu
berulang
Menggunakan gelombang kejut yang dialirkan
ESWL(Extracorpor
eal Shockwave melalui air dan dipusatkan pada batu  batu
Lithotripsy) diharapkan pecah menjadi ukuran < 2mm  keluar
bersama urin
• Diperkenalkan pertama kali oleh Caussy (1980)
• Non invasif
• Dapat menimbulkan nyeri kolik dan hematuria
• Kontraindikasi  hamil, perdarahan diastesis, ISK tidak terkontrol, obesitas berat, aneurisma
arteri sekitar batu, obstruksi anastomosis distal dari batu
endoneurologi

• Invasif minimal  memecah dan mengeluarkan


batu, melalui alat yang dimasukan langsung ke
dalam saluran kemih
• Macam tindakan:
1. Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)
2. Litotripsi
3. Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)
4. Ekstraksi Dormia
Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)

Pengeluaran batu saluran ginjal

Litotripsi

Memecah batu buli-buli atau uretra


Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)

Melihat keadaan ureter dan


sistem pelvikalises

Ekstraksi dormia

Mengeluarkan batu ureter dengan


menjaring melalui alat keranjang dormia
Pembedahan

Indikasi Pembedahan :
• Batu kaliks  adanya hidrokaliks, kasus nefrolithiasus kompleks, tidak berhasil
dengan ESWL
• Batu Pelvis  Jika terjadi hidronefrosis, infeksi, atau nyeri hebat, batu staghorn
• Batu ureter  telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat, terdapat impaksi
ureter
• Batu buli  ukuran > 3 cm
Berupa :
- Pielolitotomi atau nefrolitotomi (mengambil batu saluran ginjal sudah tidak berfungsi
ginjal)  Berisi nanah (Pionefrosis)
- Ureterolitotomi (batu ureter)  Korteks sudah sangat tipis
- Vesikolitotomi (batu vesika urinaria)  Mengalami pengkerutan
- Nefrektomi atau pengambilan ginjal  jika :
REKOMENDASI PILIHAN METODE
AKTIF PENGELUARAN BATU URETER
(IAUI 2007 DAN EAU 2004)

LOKAS UKUR LINI LINI


I AN PERTAMA KEDUA
Ureter < 10 SWL URS atau
Proksim MM Uretero
al(di atas litotomi
pelvic
brim) > 10 URS atau SWL
MM Ureterolitotomi

Ureter < 10 URS atau Uretero


Distal MM SWL litotomi
(di bawah
pelvic
brim) > 10 URS Uretero
MM Litotomi
atau SWL
PENCEGAHAN

 Angka kekambuhan rata-rata 7% per tahun atau


kurang lebih 50% dalam 10 tahun.
 Didasarkan pada  Analisis batu
Pencegahan umum
1. menghindari dehidrasi (produksi urin 2-3L/hari)
2. diet (rendah protein, oksalat, garam, dam purin)
3. aktivitas harian cukup
4. medikamentosa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai