Anda di halaman 1dari 40

PENANGGULANGAN MASALAH

ANEMIA GIZI BESI


DAN
KURANG VITAMIN A
Oleh :
SEKSI KGM
Bidang KESMAS Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2018
Latar Belakang

2
Masalah Gizi

Gizi Kurang Gizi Lebih

1. Kurang Zat Gizi Makro :


 Kurang Energi Protein (KEP).
≈ Penyakit Degeneratif :
- Diebetes Mellitus.

2. Kurang Zat Gizi Mikro : - Penyakit Jantung.

- Anemia Gizi Besi (AGB) - Hypertensi.

- Kurang Vitamin A (KVA) - dan lain-lain

- Gangguan Akibat Kekurangan


Yodium (GAKY).

3
Batas Universal
Masalah Kesehatan Masyarakat

Kurang Energi Protein  BBK (BB/U)  GIZI KURANG > 10 %


GAM (BB/PB)  KURUS> 5 %
Stunting (PB/TB/U)  PENDEK > 20%

 Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)  Cakupan garam beryodium < 90%
Prev Median Urine Intake Ekresion
< 100  > 20%

 Anemia Gizi  Prevalensi diatas 20 %

 Kurang Vit amin A  Xerophthalmia > 0.5%


 Serum retinol < 20 ug/dl  > 15%

 Gizi lebih  MENINGKAT?
MASALAH ANEMIA GIZI BESI
%
14 12.8
12.2
12 11.3

10
7.7 8.1
8
6.2
6
4
2
0
Perempuan Laki-laki Anak-anak

Jatim Indonesia

Sumber : RISKESDAS, 2007 5


Masalah Kurang Vitamin A (KVA)
XEROPTHALMIA

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1978 1992 2007
SERUM RETINOL <20 µg/dl
60

50

40

30

20

10

0
1992: SUVITA 1992 2007
2007: Micronutrient Survey 6
7
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
MASALAH ANEMIA GIZI
PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DAN
REMAJA PUTRI
MELALUI PEMBERIAN
TABLET TAMBAH DARAH

8
LATAR BELAKANG

• Sebagian besar anemia disebabkan kurangnya zat besi (Fe) dalam tubuh, karena
masyarakat (wanita) Indonesia mengkonsumsi sumber makanan hewani yang
mudah diserap (heme-iron)
Sebagian bahan makanan nabati (non heme-iron) merupakan sumber zat besi
yang tinggi tetapi sulit diserap, sehingga dibutuhkan porsi yang besar.
 sulit terpenuhi.
• Kebutuhan zat besi wanita tiga kali lebih besar daripada laki-laki, karena wanita
mengalami haid setiap bulan yang berarti kehilangan darah secara rutin dalam
jumlah banyak.

Ibu hamil membutuhkan zat besi lebih banyak untuk pertumbuhan dan
perkembangan janinnya.
 Kebutuhan zat besi Ibu hamil 3 kali lebih besar daripada wanita tidak hamil.
Wanita juga mengeluarkan darah dalam jumlah yang cukup banyak pada saat
melahirkan.

9
lanjutan

• Hal lain yang memperberat terjadinya anemia pada wanita adalah sering
melakukan diet untuk mengurangi berat badan karena ingin langsing.
 sehingga seringkali ketika memasuki masa kehamilan cadangan zat besi
kurang atau terbatas.

Keadaan ini akan lebih parah jika hamil pada usia muda (< 20 tahun) karena ibu
muda memerlukan zat besi lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan dirinya
sendiri maupun janinnya.

Mengingat masalah anemia dan dampaknya yang dapat menurunkan kualitas


SDM maka penanggulangan anemia sebaiknya dilakukan sebelum wanita
tersebut hamil
 pada masa WUS

10
lanjutan

• Program penanggulangan anemia gizi pada WUS mempersiapkan kondisi fisik


wanita sebelum hamil agar siap menjadi ibu yang sehat dan pada waktu hamil
tidak menderita anemia.
Menyadari kondisi ekonomi saat ini, kebutuhan zat besi sulit dipenuhi dari
makanan sehari-hari.

Salah satu pilihan untuk mencegah dan menanggulangi anemia adalah melalui
suplementasi dengan cara mengkonsumsi Tablet Tambah Darah

11
TUJUAN
• Tujuan Umum :
Menurunkan prevalensi anemia gizi
• Tujuan Khusus :
1. Meningkatnya kemampuan nakes dan sektor lain dlm
penanggulangan anemia gizi pada WUS dan Remaja
2. Meningkatnya kemandirian keluarga dlm
penanggulangan anemia gizi pada WUS.
3. Meningkatnya pengetahuan, sikap, dan perilaku WUS
dan Remaja tentang masalah anemia gizi dan
akibatnya.
4. Meningkatnya jumlah WUS dan Remaja untuk
mengkonsumsi TTD secara tepat dan benar.

9
KEBIJAKAN

1. Jangka pendek :
 Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD)
2. Jangka menengah :
 fortifikasi
(menambahkan Zat Besi ke bahan makanan)
3. Jangka panjang :
 KIE (penyuluhan) atau promosi

4
STRATEGI OPERASIONAL
Dasar :
“ Kemitraan dan Pendekatan Keluarga”
Artinya :
Penanggulangan anemia merupakan upaya dari berbagai
sektor terkait dan swasta, serta kelompok masyarakat
dengan pemberdayaan keluarga.
Pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk kerjasama saling
menguntungkan, terbuka, dan setara, untuk meningkatkan
status kesehatan WUS melalui :
1. Kemitraan.
2. Mobilisasi Potensi.
3. Pemberdayaan keluarga.
5
1. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) :
• Metode :
 untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga tentang
kesehatan dan gizi khususnya bagi WUS, maka KIE tentang anemia dan
TTD dapat dilaksanakan melalui :
- Penyuluhan kelompok.
- Promosi.
- Kampanye.
- Diskusi “peer group” (kelompok sebaya)
- Bimbingan pra nikah.
- Belajar – mengajar.
- dsb
• Komponen isi :
 mempromosikan : TTD, bahan makanan hewani sumber zat besi,
sayuran, buah-buahan (sumber vit. C utk meningkatkan penyerapan Fe),
fortifikasi zat besi pada tepung terigu (seluruh terigu impor harus
mengandung zat besi 50 ppm)
• Media :
 antara lain : media cetak, media luar ruang, dan media elektronik.
lanjutan

2. Suplementasi TTD :
 TTD merupakan suplemen zat gizi yang mengandung : 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat (sesuai rekomendasi WHO).
TTD jika diminum secara teratur teratur dan sesuai dosis dapat mencegah
dan menanggulangi anemia gizi.
• Dosis dan Cara pemberian :
a. WUS :
Dianjurkan minum TTD secara rutin dengan dosis 1 tablet/minggu
b. Ibu hamil/ibu nifas :
Dianjurkan minum TTD dengan dosis 1 tablet setiap hari selama masa
kehamilannya dan 40 hari setelah melahirkan.

• Pengadaan TTD :
a. TTD Progam :
Disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis untuk
ibu hamil/ibu nifas melalui pelayanan kesehatan pemerintah
(tetapi jumlahnya terbatas)
16
lanjutan

b. TTD Generik :
Dapat disediakan oleh pemerintah dan swasta yang telah mendapat
ijin dengan harga TTD yang terjangkau oleh masyarakat.
(harga tidak boleh melebihi HET obat generik yang ditetapkan pem.)
TTD Generik dikembangkan untuk sasaran WUS secara mandiri, karena
adanya keterbatasan dari pemerintah dalam menyediakan TTD secara
gratis.
Oleh karena itu, bagi Ibu hamil/ibu nifas/WUS yang secara ekonomi
mampu, dianjurkan mengkonsumsi TTD Generik secara mandiri.
c. TTD bermerek :
Merupakan TTD dengan merek dagang yang memenuhi syarat (sesuai
spesifikasi WHO)
 TTD Program, TTD Generik, dan TTD Bermerek mempunyai
Komposisi Fe dan Asam Folatnya sama baik untuk : Ibu hamil,
Ibu Nifas, maupun WUS.

17
PERAN SEKTOR KESEHATAN
1. Upaya Kesehatan Ibu :
dilakukan pd ibu hamil/nifas pada saat periksa kehamilan
atau nifas di Puskesmas, Pustu, Posyandu, RS, dll
meliputi kegiatan :
- penyuluhan & konseling tentang gizi, anemia, dan TTD
- deteksi dini kejadian anemia melalui pemeriksaan Hb.
- suplementasi TTD.
2. Upaya Keluarga Berencana :
dilakukan pd peserta KB pada saat kunjungan ke
Puskesmas, Pustu, Posyandu, RS, dll meliputi kegiatan :
- penyuluhan & konseling tentang gizi, anemia, dan TTD
- deteksi dini kejadian anemia melalui pemeriksaan Hb.
- suplementasi TTD.
15
lanjutan

3. Upaya Kesehatan Reproduksi Remaja :


dilakukan pd remaja pada saat kunjungan ke Pusat Peduli
Remaja, Klinik remaja, ataupun yang dirujuk ke RS, dll
meliputi kegiatan :
- penyuluhan & konseling tentang gizi, anemia, dan TTD
- deteksi dini kejadian anemia melalui pemeriksaan Hb.
- suplementasi TTD.

15
PERAN SEKTOR AGAMA
1. Penyuluhan dan konseling tentang anemia dan
TTD
Dilaksanakan melalui :
- Calon pengantin pada saat menjelang pernikahan.
- Penyuluhan di pondok-pondok pesantren
- Penyuluhan di tempat-tempat pengajian
- Penyuluhan melalui organisasi keagamaan
(Muslimat, Fatayat, Aisyah, Nasiatul Aisyah dll)

2. Distribusi TTD, melalui :


- Calon pengantin
- Sekolah (Madrasah Aliyah, Madrasah Tsanawiyah) 18
- Pondok Pesantren Putri, dsb
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
MASALAH KURANG VITAMIN A

21
VITAMIN A
 salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak
 disimpan dalam hati
 tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus
dipenuhi dari luar
 berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan, dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

22
Manfaat Vitamin A
• Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit dan infeksi
• Membantu proses penglihatan dalam adaptasi
dari tempat terang ketempat gelap
• Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk
pada selaput lendir mata
• Mencegah terjadinya kekeringan pada mata 
xerosis konjungtiva
• Mencegah terjadinya kebutaan
• Esensial untuk proses pertumbuhan
• Membantu fungsi reproduksi

23
Kebutuhan Vitamin A

Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004


RE = Retinol Equivalent
SI / IU = Satuan Internasional / International Unit = 3.3 x RE

24
Kesimpulan Dari Hasil Riset Ilmiah :

 Balita yang mempunyai status vitamin A baik


mempunyai angka kematian lebih kecil
dibandingkan balita yang berstatus vitamin A tidak
baik

 Kebutuhan Vitamin A meningkat pada penderita


infeksi seperti ISPA, campak dan diare serta pada
ibu nifas

25
Sumber Vitamin A
Air Susu Ibu (ASI)
Pangan hewani : hati, ikan, daging, ayam, minyak hati
ikan, telur,
Sayuran daun hijau tua : bayam, daun ubi kayu, daun
singkong, daun katuk, daun bluntas, kecipir,kangkung,
daun papaya dan daun sawi hijau.
Sayuran warna oranye: labu kuning, tomat, wortel dan
ubi merah
Buah-buahan berwarna merah dan oranye:
semangka, mangga, dan jambu biji merah.
Makanan yang difortifikasi: susu dan produk susu,
mentega, Mie instant, Snack dan biskuit

26
Kurang Vitamin A (KVA)
Adalah keadaan dimana simpanan vitamin A dalam
tubuh berkurang
disebabkan oleh:
– Asupan vitamin A dari makanan tidak mencukupi
kebutuhan,
– Ada penyakit (misalnya : ISPA, campak dan diare)
– Adanya gangguan penyerapan zat gizi karena
kecacingan atau diare,
– Rendahnya konsumsi lemak, protein, zat besi dan
seng

27
Faktor Risiko KVA
 1. Faktor sosial,ekonomi, budaya dan pelayanan
kesehatan yang tidak mendukung:
o Kurang ketersediaan pangan sumber vitamin A
o Kemampuan daya beli yang rendah
o Kurangnya pengetahuan
o Pola dan cara makan tidak seimbang
o Adanya tabuh atau pantang terhadap makanan sumber
vitamin A
o Cakupan imunisasi dan vitamin A rendah
o Tingginya angka penderita penyakit infeksi
o Kurang tersedianya air bersih dan sanitasi lingkungan
yang sehat

28
 2. Faktor individu :

o Anak dengan BBLR


o Anak yg tidak dapat ASI eksklusif serta tidak diberi ASI
hingga 2 tahun,
o Anak tidak mendapat MP-ASI yg cukup baik mutu
maupun jumlah
o Anak kurang gizi atau BGM
o Anak menderita penyakit infeksi
o Anak tidak pernah mendapatkan kapsul vitamin A dan
imunisasi

29
 3. Faktor geografis
o Sulitnya akses ke sarana yankes
o Daerah tandus, sering paceklik atau rawan pangan,
o Keadaan darurat karena bencana alam

30
Akibat Kurang Vitamin A :
• Penurunan fungsi pertahanan epitel
(penurunan pertahanan sekresi (mukosa)
• Penurunan fungsi sistem imun
• Penurunan fungsi penglihatan
• Meningkatkan derajat infeksi
• Meningkatkan risiko kematian

31
Pencegahan KVA

• Berikanlah ASI-Ekslusif kepada bayi sampai berumur 6


bulan dan lanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia 2
tahun yang disertai pemberian MP-ASI yang cukup baik
dari segi kuantitas dan kualitas.
• Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
• Berikan kapsul Vitamin A sesuai dengan umur anak
• Berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk
mencegah kecacingan

32
K. West, Jr. 33
PROGRAM PENANGGULANGAN KVA
 Dilakukan pemerintah sejak tahun 1970-an.
 Kebijakan pemerintah dalam penanggulangan KVA :
1. Suplementasi Vitamin A .
2. Promosi vitamin A (Sosialisasi).
3. Fortifikasi makanan.

34
Suplementasi vitamin A

• Merupakan rencana program jangka pendek.


• Suplementasi vitamin A dapat mencegah
kemungkinan seseorang menderita KVA selama 4-6
bulan.

35
KAPSUL VITAMIN A

100.000 IU 200.000 IU

36
Sasaran Suplementasi kapsul Vitamin A

Umur Dosis Frequency


Bayi 6-11 bulan Kapsul Biru (100.000 IU) 1 kali

Anak 12-59 bulan Kapsul Merah (200.000 Setiap 6 bulan


IU) Februari dan Agustus
Ibu Nifas (0-42 Kapsul Merah (200.000 Diberikan 2 kapsul
hari) IU) (400.000 IU) 1 kapsul
segera setelah melahirkan
& 1 kapsul Lagi setidaknya
24 jam Setelah pemberian
kapsul pertama

” Vitamin A Dosis Tinggi tidak boleh diberikan kepada wanita hamil ! ”

37
Suplementasi kapsul Vitamin A untuk Ibu Nifas (0-42 hr)

Manfaat :
 Mempercepat pemulihan kesehatan ibu paska melahirkan
 Pemberian 1 kapsul vitamin A merah, cukup untuk
meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
 Pemberian 2 kapsul vitamin A merah, diharapkan cukup
menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi
berusia 6 bulan.
 Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah
 Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan
peningkatan daya tahan tubuh

38
Target Cakupan Suplementasi Vitamin A

Target cakupan suplementasi vitamin A sesuai dengan Rencana


Strategi Kementerian Kesehatan RI sampai tahun 2014 - 2019
adalah:
95 % balita usia 6 – 59 bulan mendapat kapsul vitamin A

39
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai