Anda di halaman 1dari 15

Journal Reading

PHYSICAL THERAPY CONSIDERATIONS FOR


CHRONIC KIDNEY DISEASE AND SECONDARY
SARCOPENIA
(PERTIMBANGAN TERAPI FISIK UNTUK PENYAKIT
GINJAL KRONIS DAN SARKOPENIA SEKUNDER)

OLEH:
ZAHRA ADDINA
G99181071

Pembimbing :
DR. Dr. Noer Rachma, Sp.KFR
LATAR BELAKANG
 Penyakit Ginjal Kronis (CKD) adalah masalah
kesehatan utama yang menyerang jutaan orang
dewasa.
 Kondisi kesehatan sekunder yang sering terjadi
akibat CKD adalah tekanan darah tinggi,
kekurangan gizi, gangguan tulang, dan penyakit
jantung dan pembuluh darah.
 Protein-energy wasting syndrome merupakan
komplikasi besar bagi pasien dengan CKD
namun masih kurang diperhatikan dan perlu
mendapat perhatian untuk terapi fisik.
 Tujuan dari laporan ini adalah merangkum
dampak CKD pada kesehatan muskuloskeletal
dan menyoroti peran terapi fisik dalam
mengatasi gangguan sekunder akibat kondisi ini.
Memahami komorbiditas penyakit ginjal dapat
membantu pendekatan rehabilitasi untuk
individu dengan CKD.
PENYAKIT GINJAL KRONIS DAN
KEPADATAN MINERAL TULANG
 Fungsi utama ginjal adalah untuk mengatur
kadar cairan air dalam tubuh, mempertahankan
homeostasis pH darah, dan menghilangkan
produk sampingan metabolisme dari darah.
 Selain itu, ginjal memainkan peran penting
dalam produksi hormon dan reabsorpsi glukosa
dan asam amino.
STADIUM CKD
Stage GFR Level (mL/min/1.73 Deskripsi
m2 )
1 90 atau lebih Kerusakan ginjal yang termasuk GFR normal atau
tinggi
2 60–89 Kerusakan ginjal yang termasuk GFR sedikit
menurun
3A 45–59 CKD sedang dengan penurunan GFR ringan-sedang

3B 30–44 CKD sedang dengan penurunan GFR sedang-berat

4 15–29 CKD parah dengan penurunan GFR parah

5 <15 Penyakit ginjal stadium akhir/gagal ginjal dimana


diperlukan cuci darah

Kriteria untuk gangguan ini didasarkan pada laju


filtrasi glomerulus (GFR) kurang dari 60 mL/menit/1,73
m2 selama lebih dari tiga bulan, terlepas dari
penyebabnya.
 CKD sering dikaitkan dengan kekurangan gizi dan
gangguan pada komposisi tubuh dan kesehatan
muskuloskeletal.
 Penggunaan dual-energy X-ray absorptiometry (DXA)
atau peripheral computerized tomography (CT) dapat
memberikan perkiraan tingkat kepadatan mineral
tulang (BMD) dan kemungkinan patah tulang pada
penderita CKD.
 Meningkatnya resiko patah tulang pada orang-orang
dengan CKD tercermin dalam mineralisasi tulang
yang tidak teratur, pergantian, dan pertumbuhan
linier yang disebabkan oleh kelainan pada
metabolisme vitamin D dan serum kalsium, fosfat, dan
kadar hormon paratiroid (PTH).
PENYAKIT GINJAL KRONIS DAN MASSA TUBUH
TANPA LEMAK

 Komplikasi CKD  mengakibatkan penurunan


kinerja otot dan fungsi fisik.
 Hilangnya massa otot tanpa lemak (LBM)
sekunder akibat penyakit ginjal sering disebut
“muscle wasting” karena etiologinya sebagian
besar tidak tergantung pada usia dengan
presentasi klinis yang tampaknya merupakan
bentuk sarkopenia yang dipercepat
 Kondisi seperti CKD, malnutrisi, dan penyakit kronis
lainnya dianggap sebagai penyebab sarkopenia
sekunder.
 Sarkopenia sekunder akibat CKD pada dasarnya
adalah hasil dari keseimbangan yang berubah antara
proses katabolik dan anabolik untuk mengendalikan
homeostasis otot.
 Magnetic resonance imaging (MRI) dan CT Scan
merupakan alat yang valid untuk memperkirakan
LBM dan aspek kualitas otot
MANAJEMEN KLINIS SARKOPENIA
SEKUNDER TERKAIT DENGAN PENYAKIT
GINJAL KRONIS.
 alat yang digunakan untuk pendeteksian dan
pengelolaan sarkopenia meliputi kuesioner
sarkopenia dan kualitas hidup yang baru
dikembangkan dan dirancang khusus untuk
mereka yang menderita sarkopenia dan
kuesioner skrining lima item singkat yang
berkaitan dengan kekuatan, fungsi, dan
kejatuhan yang tidak disengaja (menggunakan
kuesioner Timed up and Go test)
 Pendekatan yang disarankan untuk memerangi
sarkopenia dan meminimalkan dampaknya 
modifikasi diet dan peningkatan olahraga untuk
meningkatkan kebugaran kardiopulmoner dan
otot.
 Kebugaran kardiopulmoner  latihan aerobik
 Sarkopenia dengan kombinasi latihan kekuatan
progresif, suplemen vitamin D yang tepat, dan
asupan protein yang dipantau dapat mengarah
pada peningkatan risiko jatuh dan patah tulang
pada mereka yang menderita sarkopenia terkait
CKD.
 Temuan penelitian lain menunjukkan bahwa
latihan kekuatan progresif saja sudah efektif
dalam meningkatkan massa otot pada pasien
dengan stadium akhir CKD (stadium 3b hingga
4).
 Gejala sisa yang terkait dengan CKD seperti
sarkopenia sekunder akibat protein-energy wasting
syndrome dan kekuatan tulang yang terkompromikan
memerlukan penilaian rehabilitasi terfokus dan
rencana perawatan yang meliputi:
1. Skrining sarkopenia
2. Deteksi risiko jatuh
3. Penilaian perilaku menghindar jatuh
KESIMPULAN
 CKD adalah kondisi progresif yang
mempengaruhi kesehatan muskuloskeletal.
 Sarkopenia sekunder akibat CKD dikaitkan
dengan malnutrisi, osteoporosis, keterbatasan
mobilitas, dan peningkatan risiko jatuh.
 Terapi fisik merupakan elemen penting dari
rencana perawatan untuk individu dengan CKD.
 Pelatihan kekuatan tetap menjadi bagian
penting dari manajemen CKD yang
komprehensif.
 Namun, keterlibatan yang lebih besar dari tim
perawatan kesehatan diperlukan untuk
memberikan resep latihan formal dan memantau
efektivitas program.
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai