Anda di halaman 1dari 31

Pulmonary Function Responses to Active Cycle

Breathing Techniques in Heart Failure Patients at


the University Teaching Hospital (UTH), Lusaka,
Zambia
(Respon Fungsi Paru terhadap Teknik Pernafasan Siklus Aktif pada Pasien
Gagal Jantung di Rumah Sakit Pendidikan Universitas (UTH), Lusaka, Zambia )
Oleh :

Zahra Addina G99181071


Nurul Hidayah G99172130
Abdul Fatah R. G99181001
Fhany Grace L. G99171053
Khoirunnisa G99181038
Pembimbing :
DR. Dr. Noer Rachma, Sp.KFR
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2019
ABSTRAK
ABSTRAK
Pasien gagal jantung kronis Gangguan pernapasan restrikti
Perubahan FEV1, FVC dan FEV / FVC

Teknik Bernapas Siklus Aktif (ACBT) adalah cara tradisional yang digunakan oleh
Fisioterapis dalam pengelolaan kondisi pernapasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek fisiologis ACBT pada fungsi paru
pada pasien Stable Hearth Failure (HF) (New York Heart Association Functional kelas II
dan III) di Rumah Sakit Pendidikan Universitas (UTH) di Lusaka, Zambia
Metode:
• Penelitian kohort prospektif
• Kuesioner Minnesota >mengumpulkan data antropometrik dan
kualitas hidup
• Tes fungsi pernapasan dilakukan dengan spirometer genggam pada
sampel awal, 6 minggu dan 12 minggu. ACBT dilakukan pada 3 hari
dalam seminggu untuk total 12 minggu.
• Analisis data menggunakan STATA versi 11.2
Hasil
Subjek: 23 pasien, usia rata-rata 54,0 tahun
Volume fungsi paru-paru :
Awal
FVC = 2.9L, FEV1 = 2.0L dan FEV1 / FVC = 70.1%
6 minggu
FVC = 2,7 L, FEV1 = 1,9 L dan FEV1 / FVC = 70.2%
12 minggu
FVC = 2.8L, FEV1 = 2.0 L dan FEV1 / FVC = 73.0%
(p = 0.73).

Peningkatan kualitas hidup pada intervensi 6 dan 12 minggu ((p <0,0001).


Kesimpulan
Latihan ACBT memfasilitasi peningkatan fungsi ventilasi yang sederhana tetapi
secara signifikan meningkatkan gejala terkait gagal jantung, sangat meningkatkan
kualitas hidup pada pasien gagal jantung.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Gagal jantung kronis Perubahan restriktif


Perubahan struktural, atau obstruktif ringan
fungsional dan
biologis disfungsi jalan nafas restriktif
dan mengurangi pemenuhan
paru-paru, kekakuan dan
kongesti parenkim paru>
pengurangan Kapasitas Vital
Paksa (FVC) dan Volume
Ekspirasi Paksa di satu detik
(FEV1)

Dispnea, batuk, kelelahan, berkurangnya massa otot


pernapasan, dan retensi cairan, menghasilkan pengurangan 30-
50% pada kapasitas fungsional
PENDAHULUAN

Kelas II
Sedikit keterbatasan aktivitas
fisik, nyaman saat istirahat, tetapi
Klasifikasi gagal jantung aktivitas fisik biasa menyebabkan
oleh NYHA berdasarkan kelelahan, palpitasi atau dispnea
kelas fungsional dan
Kelas III
keparahannya Keterbatasan aktivitas fisik,
merasa nyaman saat istirahat,
tetapi kurang dari aktivitas biasa
menghasilkan kelelahan,
palpitasi atau dispnea
PENDAHULUAN
ACBT Penelitian ini meneliti
Membersihkan sekresi efek fisiologis ACBT
bronkial, peningkatan pada fungsi paru pada
fungsi paru-paru dan pasien gagal jantung.
penguatan otot-otot
pernapasan
METODE
METODE
• Penelitian kohort prospektif menentukan respon fungsi paru terhadap ACBT
pada fungsi HF NYHA kelas II dan III dari Cardiology Outpatient Clinic di UTH.
• Data dikumpulkan menggunakan Spirometer portabel (DATOSPIR-70, SN117-
B696), skala penimbangan, stadiometer dinding (SECA220, pabrikan) dan
kuesioner Minnesota
• Kuesioner Minnesota >mengumpulkan data antropometrik dan kualitas hidup
• Pre-tes dilakukan pada 5 pasien gagal jantung yang dipilih secara acak. Analisis
data dilakukan dengan uji ANOVA dalam STATA versi 11 dan diringkas
menggunakan statistik deskriptif. Semua nilai dinyatakan sebagai mean ± SD
(standar deviasi). Nilai P <0,05 dianggap signifikan dalam semua kasus yang
membandingkan awal, 6 minggu dan 12 minggu.
PROTOKOL LATIHAN ACBT
• Tiga puluh menit latihan ACBT yang diawasi per sesi diberikan kepada
peserta dalam posisi duduk. Ini dilakukan pada 3 hari dalam seminggu
untuk jangka waktu 12 minggu. Latihan terdiri dari latihan kontrol
pernapasan untuk meningkatkan relaksasi paru-paru dan otot-otot
paru.
• Peserta mengambil nafas yang lembut, tenang dan santai. Ini diulangi
4 - 5 kali dalam posisi duduk. Ekspansi Thoracic yang melibatkan
inspirasi dalam dikombinasikan dengan 3 - 4 detik menahan nafas
sebelum menghembuskan napas pasif. Akhirnya Teknik Ekspirasi
Paksa (Huffing) pun dilakukan.
UJI FUNGSI PARU
• Pada awal, rata-rata FVC : 2,7 ± 1,1 liter, FEV1 : 1,9 ± 0,7L, dan FEV1 /
FVC : 70,1 ± 14,7%.
• 12 minggu FVC : 2,8 ± 1,1L, FEV1 : 2,0 ± 0,8 L dan FEV / FVC : 73,0%.
• ACBT tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (Tabel 2).
UJI FUNGSI PARU

Karateristik dasar subjek berdasarkan jenis kelamin


UJI FUNGSI PARU
• Perubahan persentase dari awal ke 12 minggu di FVC adalah 3,6%,
FEV1 5,3% dan FEV1 / FVC 4,0% (Tabel 3).
UJI FUNGSI PARU
• Tabel 3. Presentase perubahan FVC, FEV, dan FEV/FVC
Kualitas hidup partisipan setelah dilakukan
ACBT selama 12 minggu
Pengukuran kualitas hidup dibagi menjadi tiga domain yaitu,
1) faktor fisik,
2) faktor psiko-sosial dan
3) faktor mental / emosional,
Masing-masing memiliki bobot yang berbeda sesuai kuesioner
Minnesota.
Faktor Fisik
Faktor sosial-psikologis
Faktor mental/emosional
Perubahan kualitas hidup dari berbagai
domain setelah 12 minggu
DISKUSI
DISKUSI
• Penelitian ini telah menunjukkan bahwa ACBT memiliki efek yang
tidak begitu besar pada kapasitas volume paru-paru, tetapi memiliki
efek yang cukup besar pada kualitas hidup.
• Usia rata-rata peserta dalam penelitian ini adalah 54,0 tahun (kisaran
25-77). Ini menunjukkan prevalensi gagal jantung di Afrika cenderung
terjadi pada dekade ke-5 dan ke-6 kehidupan yang kebanyakan
dikarenakan penyakit jantung rematik dan hipertensi yang terjadi
pada usia muda di kalangan kulit hitam.
• Manfaat berolahraga pada pasien gagal jantung yang stabil telah
banyak dibuktikan dan; termasuk peningkatan volume paru, kapasitas
fungsional paru dan kualitas hidup terkait kesehatan.
Parameter fungsi respirasi
• Peningkatan terlihat pada parameter paru meskipun tidak begitu signifikan.
Rendahnya nilai FVC diawal penelitian menunjukkan penurunan fungsi
paru dan dinding dada. Peningkatan kecil dalam nilai FVC rata-rata
dikaitkan dengan efek ACBT yang meningkatkan kedalaman pernapasan,
kekuatan otot dan oksigenasi. Hal ini adalah salah satu mekanisme untuk
mengurangi dispnea dan meningkatkan kualitas hidup.
• Nilai rata-rata FEV1 diawal penelitian yang rendah menunjukkan adanya
peningkatan resistensi jalan napas atau pengurangan elastisitas recoil paru.
Rata-rata FEV1 sedikit meningkat setelah 12 minggu diyakini disebabkan
oleh berkurangnya bronkospasme.
• Dalam studi ini nilai FVC dan FEV1 pada pertisipan menurun secara paralel
sementara rasionya tetap normal, menunjukkan mekanisme patofisiologis
yang restriktif.
KUALITAS HIDUP
• Kualitas Hidup juga dipelajari sebagai cara untuk menilai dampak
ACBT pada dimensi fisik, psiko-sosial dan emosional/mental; yang
diukur menggunakan Kuisioner Minnesota yang andal dan valid.
Faktor fisik
• Pada awal penelitian, sebagian besar pasien memiliki gangguan fisik
yang cukup besar. Ada perbaikan dalam gejala fisik yang terlihat pada
6 minggu setelah intervesi ACBT. Peningkatan yang lebih signifikan
juga terlihat setalah 12 minggu dimana ditemukan peningkatan
ketahanan dalam aktivitas fisik. Besarnya perubahan ini mencapai
signifikansi statistik (p <0,001). Temuan ini patut dicatat karena terjadi
di hadapan peningkatan kecil volume paru yang dilaporkan dalam
penelitian ini.
Faktor sosial-psikologis
• Parameter yang dipertimbangkan dalam faktor sosio-psikologis juga
menunjukkan peningkatan setelah 6 minggu dan 12 minggu. Studi ini
menunjukkan peningkatan dalam status kesehatan peserta dan
mereka melaporkan penurunan angka mondok di rumah sakit sebesar
15%.
Faktor mental/emosional
• Gagal jantung disertai dengan gangguan mental/emosional yang
signifikan merupakan faktor penentu kualitas hidup seseorang.
Depresi menjadi kondisi medis serius yang mengganggu kinerja. Pada
pasien rawat jalan dengan gagal jantung, prevalensi depresi dikatakan
berkisar antara 13 hingga 48%. Pada awal penelitian, sejumlah besar
pasien menunjukkan gejala gangguan mental/emosional. Gejala ini
tercatat membaik setelah 6 minggu dan 12 minggu intervensi di mana
saat itu pasien melaporkan pengurangan ketergantungan dan depresi.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
• Penelitian ini menunjukkan pentingnya latihan fisik untuk pengobatan
gagal jantung. Manfaatnya terlihat bahkan dalam latihan ringan
seperti ACBT. Walaupun perbaikan dalam parameter fungsi paru
mungkin kecil, perubahan dalam kualitas hidup terlihat sangat
signifikan. Oleh karena itu, Latihan ACBT dalam Fisioterapi harus
direkomendasikan sebagai terapi tambahan untuk intervensi
farmakologis pada gagal jantung.

Anda mungkin juga menyukai