Anda di halaman 1dari 7

Kupastuntas.co.id - Lagi, buruk rupa pelayanan kesehatan mendera pasien miskin.

RSUD Sukadana Lampung Timur


‘mengusir' pasien pemegang kartu jamkesda meski belum sembuh betul. Kebijakan tak berperikemanusiaan? Tiga pasien
miskin pengguna kartu jamkesda disuruh buru-buru pulang oleh pihak RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur
(Lamtim), Rabu (23/10). Padahal, ketiganya masih menjalani perawatan di ruang kelas III penyakit dalam rumah sakit plat
merah itu. Masing-masing pasien merasa masih sakit dan butuh perawatan, namun mereka terpaksa harus angkat kaki.

Informasi yang dihimpun Kupas Tuntas, ketiga pasien jamkesda tersebut adalah Ramzi (53), warga Braja Asri Kecamatan Way
Jepara, Lamtim. Dia mengidap penyakit liver yang masih menjalani proses penyembuhan. Kemudian Sunadi (73), warga Desa
Pakuan Aji Kecamatan Sukadana, Lamtim. Mengidap penyakit paru-paru dan pembengkakan jantung, serta Muhayat (58)
warga Desa Sukadana Darat Kecamatan Sukadana, Lamtim, menderita sakit kepala dan sesak nafas. Ketiganya mengaku
kecewa atas upaya pengusiran secara halus tersebut. Apalagi, perintah pengusiran tesebut disampaikan paramedis tanpa
alasan jelas. "Sudah empat hari saya dirawat. Sebenarnya saya belum benar, tapi sudah disuruh pulang. Perut sebelah kanan
saya masih terasa mengeras," aku Ramzi, sambil pergi meninggalkan ruang perawatan, Rabu (23/10). Lelaki itu mengaku,
sebenarnya dia tidak ingin buru-buru pulang hingga kondisi fisiknya memungkinkan. "Tapi saya diusir sama dokternya. Apa
karena saya pakai kartu jamkesda, ya," tanyanya miris.

Ramzi lantas bergumam, pelayanan kesehatan bukanlah milik masyarakat miskin. Apalagi berobat menggunakan kartu
jamkesda. "Sakit hati kita dibuatnya, mas. Kami yang tidak mampu hanya berharap belas kasihan rumah sakit,"
keluhnya.Pasien miskin lain yang juga dipaksa pulang lebih cepat, adalah Sunadi. Dia mengalami komplikasi paru dan
pembengkakan jantung. Baru dua hari dirawat di RSUD Sukadana, langsung disuruh pulang. "Kondisi saya belum ada
perubahan apa-apa. Saya juga merasa belum sembuh-sembuh amat. Ya sudah, saya terima kalau disuruh pulang cepat,"
ujarnya.

Perasaan kecewa juga menghinggapi Muhayat, pasien lain. Baru dirawat dua hari di RSUD Sukadana, tiba-tiba diminta oleh
pihak rumah sakit agar berobat jalan."Mulanya saya menolak dipulangkan. Saya ngotot gak mau pulang kalau belum sembuh.
Tapi, karena dipaksa, ya mau apa lagi," katanya pasrah.Pelayanan buruk RSUD Sukadana sebenarnya sudah sering disorot
DPRD Lamtim maupun lembaga swadaya masyarakat. Tapi sayang, kritik dan saran yang disampaikan, belum mempu
mengubah pelayanan kesehatan di instansi tersebut.
Kupastuntas.co.id, Lampung Timur - Setelah menuai protes dari sejumlah elemen masyarakat,
pengelola Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukadana, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim)
kembali merawat satu orang pasien dari tiga pasien yang sempat dipulangkan beberapa waktu lalu.
Direktur RSUD Sukadana dr.Jhon Lukman mengatakan, seorang pasien dari tiga pasien yang
menggunakan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkeada) yang sempat dipulangkan pada Senin
(28/10) kembali datang ke RSUD Sukadana untuk mengecek kesehatannya. "Kebetulan pasien itu
ketemu saya. Saya langsung perintahkan agar pasien itu kembali dirawat di RSUD Sukadana.
Namun, saya lupa namanya," kata Jhon, kemarin.

Jhon menuturkan, kebijakan tersebut juga akan diberlakukan kepada kedua pasien lainnya jika ingin
kembali berobat di RSUD Sukadana. Ketiga pasien Jamkesda yang dipulangkan saat berobat di RSUD
Sukadana adalah Kamsi (53) warga Braja Asri Kecamatan Way Jepara yang mengidap penyakit liver.
Sunadi (73) warga Desa Pakuan Aji Kecamatan Sukadana yang mengidap penyakit paru-paru dan
Muhayat (58) warga Desa Sukadana Kecamatan Sukadana yang menderita sakit kepala dan sesak
nafas. Saat bersamaan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cabang Bandarlampung melayangkan
somasi kepada pengalola RSUD Sukadana. Somasi ditandatangani Direktur LBH Bandarlampung
Wahrul Fauzi Silalahi. Dalam somasinya, LBH Bandarlampung menuding RSUD Sukadana diduga
telah melanggar hak aksesbilitas ketiga pasien yang mengalami kesulitan ekonomi dan sudah lanjut
usia.
Menurut Wahrul, semua orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa diskriminasi
terutama bagi masyarakat adat, orang cacat, lanjut usia maupun anak-anak.
Menanggapi somasi tersebut, Direktur RSUD Sukadana Jhon Lukman mengaku belum menerima
somasi tersebut. "Belum saya terima. Tapi kalau ada surat somasi itu, pasti kita jawab,"
ujarnya.(Nainggolan)

Anda mungkin juga menyukai