Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

USHUL FIQIH
PENGERTIAN
USHUL FIQIH
DEFINISI USHUL
Kata “ushul” menurut bahasa Arab
adalah bentuk jamak (plural) dari
kata “ashl” (asal)

‫األصول هي األسس أو القواعد التي يبنى عليها غيرها‬

Kata “ushul” berarti asas-asas atau


dasar-dasar yang di atasnya
dibangun sesuatu yang lain.
DEFINISI FIQIH
‫الفقه لغة الفهم‬
Kata “fiqih” menurut bahasa Arab adalah
“al fahmu” (pemahaman)

‫الفقه اصطالحا هو العلم باألحكام الشرعية العملية‬


‫المستفادة من أدلتها التفصيلية‬
“Fiqih” menurut istilah adalah ilmu tentang
hukum-hukum syara’ yang amaliyah yang
diperoleh dari dalil-dalilnya yang
terperinci.
DEFINISI USHUL FIQIH
-Ushul fiqih intinya adalah metodologi yang
dipakai mujtahid dalam rangka menggali
hukum syara’ (istinbath) dari sumber-sumber
hukum syara’ (al-Qur’an, hadits, ijma sahabat,
qiyas syar’i).
(Hafidz abdurrahman, 2003:12)

-Ushul fiqh adalah kaidah berfikir bagi seorang


Muslim dalam menggali hukum, yang menjadi
solusi bagi seluruh problem kehidupan
manusia. (Hafidz abdurrahman, 2003:2)
GAMBARAN USHUL FIQIH
-Islam seperti pohon yang rindang dan manis
buahnya, untuk menikmati buahnya
dibutuhkan pemetik dan alat untuk memetik
buah. (al-Ghazali, w. 505 H).

-pemetik itu adalah mujtahid

-alat untuk memetik buah adalah ushul fiqh

*maka yang penting bukan hanya keberadaan


mujtahid yang bisa menggali hukum dari
sumbernya, tapi juga adanya ushul fiqh
merupakan hal yg sama pentingnya.
(Hafidz abdurrahman, 2003:1)
OBJEK KAJIAN
USHUL
OBJEK KAJIAN (maudhuu’)
USHUL FIQIH
(1) Dalil-dalil Ijmali, atau disebut juga Dalil Syara’
(sumber hukum), seperti Al Qur`an, As
Sunnah, Ijma’ Shahabat, & qiyas syar’i, yg
dibahas dari segi pembuktian kehujjahannya
sebagai dalil dan kedudukannya dalam istidlal
(pengambilan kesimpulan dari dalil)

(2) Hukum Syara’, dan hal-hal yang terkait


dengannya, seperti pembahasan apa itu
hukum syara’, macam-macam hukum syara’,
rukun hukum (pembuat hukum/hakim, sasaran
hukum, obyek yg dihukumi)
OBJEK KAJIAN USHUL FIQIH
(3) Dalalah lafazh (pengertian/makna yang
ditunjukkan dalil) dari Al Qur`an dan As
Sunnah, atau disebut juga Fahmu Dalil
(pemahaman terhadap dalil), spt
manthuq, mafhum, umum, khusus,
mutlak, muqayyad, dsb.

(4) Ijtihad dan Taqlid, spt pembahasan ttg


definisi, hukum, dan syarat Ijtihad atau
Taqlid. Juga pembahasan ttg Ta’adul dan
Tarajih.
OBJEK KAJIAN USHUL FIQIH

HUKUM SYARA’

IJTIHAD

DALIL SYARA’
PERBEDAAN USHUL
FIQIH DAN FIQIH
PERBEDAAN USHUL FIQIH DAN FIQIH

USHUL FIQIH FIQIH

PEMBAHASAN DALIL MEMBAHAS DALIL MEMBAHAS DALIL


IJMALI (global) JUZ`IY / TAFSHIILY
(rinci)
FAKTA ILMU KAIDAH UNTUK ILMU TENTANG
MENGISTINBATH HUKUM SYARA’
HUKUM SYARA’
ASPEK BAHASA MEMBAHAS ASPEK TIDAK MEMBAHAS
BAHASA ASPEK BAHASA

TUJUAN MENERAPKAN MENJELASKAN


KAIDAH UNTUK HUKUM SYARA’
MENGISTINBATH
HUKUM SYARA’
(Hafidz Abdurrahman,
2003:11-12)
TUJUAN BELAJAR
USHUL FIQIH
TUJUAN BELAJAR USHUL
FIQIH
(1) Untuk menetapkan (itsbat) secara pasti
(qath’i) bahwa suatu dalil ijmali/global
(misal Al Qur`an dan As Sunnah) adalah
benar-benar wahyu dari Allah SWT.

Dalil ijmali / dalil syar’i termasuk masalah


masalah ushul (aqidah) yang wajib
ditetapkan berdasarkan dalil qath’i,
bukan dalil zhanni. (Lihat QS Yunus : 36,
QS Al Isra` : 36.)
M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 20-21

(Hafidz Abdurrahman, 2003: 14-17)


TUJUAN BELAJAR USHUL
FIQIH
(2) Bagi mujtahid : untuk menerapkan kaidah-
kaidah ushul fiqih pada dalil-dalil tafshili
untuk mengistinbath hukum syara’ yang
mutlak diperlukan oleh kaum muslimin
dalam kehidupan mereka.

Ini tujuan yg amat mulia, karena akan


membantu manusia beribadah, sbg tujuan
diciptakannya manusia oleh Allah SWT (QS
Adzariyat : 56), yang tak mungkin ibadah
itu terlaksana tanpa mengetahui hukum
syara’. (M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 20-21)
TUJUAN BELAJAR USHUL
FIQIH
(3) Bagi muqallid : untuk memahami kaidah-
kaidah yang digunakan oleh mujtahid
dalam mengistinbath ( menggali) hukum
syara’ dari dalil syara’.

Ini penting, karena di samping menjadi


satu tahapan kompetensi pra ijtihad, juga
untuk memantapkan hati bahwa para
mujtahid terdahulu adalah ulama yang
layak untuk diikuti dan pendapat mereka
adalah hukum syara’ yang sahih. (Wahbah Zuhaili,
Ushul Al Fiqh Al Islami, hlm. 30)
sumber
KH. M. Shiddiq al-Jawi, M.S.I.

Anda mungkin juga menyukai