Anda di halaman 1dari 21

KEBAKARAN HUTAN

1. SADARUDIN ARIF (094017110


2. BERLIANADA NURUL QOMARIAH (094017110
3. NAISYAH MARADJABESSY (094017110
4. ANDIKA ISRA NUGRAHA (094017110
5. ANDRI JOHAN WILLIAM IMBAR (094017110
6. MARCELINA LIA NOVELTIN (094017110
7. SAFITRI ARYA NINGSIH USMAN (094017110
8. NUR FAJRURAHMAN SALEH (094017110
9. UMMUHANI ABUBAKAR (094017110

KELOMPOK 6
Definisi

Kebakaran hutan adalah uatu kejadian dimana


api melalap bahan bakar bervegetasi yang terjadi
di kawasan hutan yang menjalar secara bebas
dan tidak terkendali.

1 I KELOMPOK 6
Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Api

Kejadian kebakaran hutan tidak lepas


hubungannya dengan perilaku api yang
dipengaruhi oleh segitiga api, dalam segitiga api
tergantung tiga unsur utama, yakni bahan bakar,
oksigen, sumber api. Krtiga unsur utama ini
membuat perilaku api berhubungan erat dengan
perubahan unsur-unsur lingkungan.

2 I KELOMPOK 6
Unsur-unsur lingkungan yang
mempengaruhi perilaku api, antara
lain:

a. Bahan Bakar
Kadar air merupakan faktor pengendali bahan
bakar. Kadar air menentukan kemudahan bahan bakar
untuk menyala, kecepatan proses pembakaran, dan
kemudahan usaha pemadaman kebakaran. Semakin
tinggi kadar air bahan bakar, maka memerlukan panas
yang besar untuk mengeluarkan air dari bahan bakar,
maka kecepatan pembakaran dan flamabilitas
(kemampuan terbakar) dari bahan bkar juga menurun.

3 I KELOMPOK 6
Unsur-unsur lingkungan yang
mempengaruhi perilaku api, antara
lain:
b. Iklim/Cuaca

Radiasi matahari menjadi faktor adanya kebakaran


hutan akibat adanya pemanasan bahan bakar. Semakin
dekat dengan permukaan bahan bakar dengan sudut datang
matahari, maka semakin besar pengaruh pemanasannya
(Syaufina 2008).
Curah hujan merupakan unsur iklim yang memiliki
korelasi yang tinggi terhadap kejadian kebakaran hutan.
Jika curah hujan tinggi maka kelembaban bahan bakar akan
tinggi sehingga menyulitkan terjadinya kebakaran.
Kecepatan angin dan pergerakan angin mempengaruhi
perilaku api. Kecepatan berhubungan dengan pola
penjalaran api. Menurut Chandler et al (1983) dalam
Syaufina (2008), kecepatan penjalaran api akan meningkat
dua kali lipat setiap kenaikan angin sebesar 4 m/detik.

4 I KELOMPOK 6
Unsur-unsur lingkungan yang
mempengaruhi perilaku api, antara
lain:
c. Topografi

Kelerengan mempengaruhi penjalaran api, sifat-sifat


nyala api, dan perilaku api lainnya. Kecepatan
penjalaran api menaiki lereng sampai kelerengan 20O
relatif sama. Akan tetapi pada kelerangan 30O
kecepatan penjalaran akan meningkat secara signifikan.
Berbeda halnya saat api menuruni lerang, kecepatan api
saat menuruni lereng akan lebih lambat dari pada
menaiki lereng (Syaufina 2008).

5 I KELOMPOK 6
Faktor-Faktor Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan

1. Faktor Biofisik

Kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh faktor biofisik di


sebabkan oleh beberapa faktor seperti, petir, letusan gunung berapi,
atau batu bara yang terbakar.
Petir merupakan penyebab kebakaran tertinggi dinegara subtropis
(syaufina 2008). Sedangkan di Indonesia, menurut Zubaidah et al.
(2005) hutan tropika di Indonesia, sulit terbakar secara alami, tetapi den
gan meningkatnya ganggua pada hutan oleh manusia, kebakaran hutan
sering terjadi.
Kejadian petir yang sering terjadi di Indonesia tidak dapat menimb
ulkan kebakaran karena datangnya petir di Indonesia selalu dibarengi
dengan datangnya hujan.

6 I KELOMPOK 6
Faktor-Faktor Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan

2. Faktor Aktivitas Manusia

Menurut Samsuri ( 2008) penyebab utama deforstasi hutan diberbag


ai negara adalah kebakaran hutan,]. Permasalahan ekonomi dan sosial
merupakan faktor utama pendorong terjadinya kebakaran hutan dan lah
an di Indonesia.
Penyiapan lahan dengan cara membakar masih dinggap cara yan
g paling mudah dan praktis sehingga perusahaan dan perkebunan deng
an alasan len=bih eknomis masih melakukan sistem ini.

7 I KELOMPOK 6
Dari penelitian yang dilakukan CIFOR/ICRAF dalam Syaufina (2008) yang
dilakukan di enam propinsi di Sumatera dan Kalimantan diketahui
penyebab langsung kebakaran hutan dan lahan adalah :

Penyebab langsung kebakaran hutan dan lahan adalah :


a. Api digunakan dalam pembukaan lahan
b. Api digunakan dalam permasalahan konflik tanah
c. Api menyebar tidak sengaja
d. Api yang berkaitan dengan ekstrasi sumber daya
alam

8 I KELOMPOK 6
Adapun penyebab tidak langsung kebakaran
hutan dan lahan adalah:

a. Penguasaan lahan
b. Alokasi penggunaan lahan
c. Insentif dan desinfentif ekonomi
d. Degradasi hutan dan lahan
e. Dampak dari perubahan karakteristik
kependudukan
f. Lemahnya kapasitas kelembagaan

9 I KELOMPOK 6
DAMPAK Kebakaran Hutan
Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan bermacam-macam,
antara lain :

1. Menyebarkan emisi gas karbondioksida ke atmosfer. Kabakaran


hutan pada tahun 1997 menimbulkan penyebaran sebanyak 2,6
miliar ton karbondioksida ke amosfer.

2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena


kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Juga dapat
menyebabkan banyak spesies endemik khas suatu daerah punah.

3. Mengakibatkan banjir selama beberapa minggu disaat musim


hujan dan kekeringan disaat musim kemarau.

4. Kekeringan ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur


pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di
daerah-daerah terpencil

10 I KELOMPOK 6
DAMPAK Kebakaran Hutan
5. Kekeringan juga mengurangi volume air waduk pada
saat musim kemarau yang mengakibatkan terhentinya
pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel.
7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) dan kanker paru-paru.
8. Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan
diberbagai segi kehidupan masyarakat antara lain
pendidikan, agama dan ekonomi. Gangguan asap juga
terjadi pada sarana perhubungan/transportasi yaitu
berkurangnya batas pandang.

11 I KELOMPOK 6
PENGENDALIAN Kebakaran Hutan
Pengendalian kebakaran hutan dapat dilakukan dengan
penggunaan teknologi remote sensing. Teknologi ini
memberikan kemudahan dalam memantau kebakaran
secara cepat, tepat dan akurat serta memperkirakan
kejadian kebakaran dan pengaruhnya pada waktu
mendatang.
Informasi yang dapat membantu dalam kegiatan peringat
an dini ( early warning system) dalam pencegahan
kebakaran hutan.

12 I KELOMPOK 6
PENGENDALIAN Kebakaran Hutan
Pengendalian kebakaran hutan dapat dilakukan dengan
penggunaan teknologi remote sensing. Teknologi ini
memberikan kemudahan dalam memantau kebakaran
secara cepat, tepat dan akurat serta memperkirakan
kejadian kebakaran dan pengaruhnya pada waktu
mendatang.
Informasi yang dapat membantu dalam kegiatan peringat
an dini ( early warning system) dalam pencegahan
kebakaran hutan.

13 I KELOMPOK 6
PENGENDALIAN Kebakaran Hutan

Data Hotspot merupakan data yang paling cepat dalam mendetek


si kebakaran dalam penyediaan dan distribusinya. Baik berupa lo
kasi hotspot (data geografis) maupun data penyebaran hotspot.

1. Satelit NOAA
Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administratio
n) melalui sensor AVHRR (Advanced Very High Resolution Radio
meter), merupakan salah satu satelit yang digunakan dalam mend
eteksi kebakaran lahan. Tujuan satelit ini diluncurkan untuk mema
ntau keadaan iklim dan cuaca.
14 I KELOMPOK 6
PENGENDALIAN Kebakaran Hutan

2. Satelit TERRA dan AQUA


Satelit TERRA (beroperasi pada siang hari) dan AQUA (beroper
asi pada malam hari ) yang membawa sensor MODIS ( Moderate
Resolution Image Spectroradiometer). MODIS mempunyai cakupa
n lebih luas dari pada sensor AVHRR sebesesar 2.33 km dengan r
esolusi spasial yang lebih baik. Produk MODIS dikategorikan menj
adi tiga bagian yaitu produk pengamatan vegetasi, radiasi permuk
aan bumi, dan tutupan lahan. Hasil pencapaian modis antara lain,
pendeteksian kebakaran hutan, pendeteksian penutupan lahan, d
an pengukuran suhu permukaan bumi (Thoha 2008).
15 I KELOMPOK 6
Kebakaran Hutan Di INDONESIA

Peristiwa kebakaran atau pembakaran hutan yang tidak terk


endali dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Tahu
n 2015 merupakan tahun yang kritis terhadap kebakaran hutan
di Indonesia , terutama meliputi pulau Sumatera dan Kalimanta
n . Sampai menjelang musim penghujan pun api sulit dipadamk
an.

Pada kondisi tertentu seperti tanah gambut, kebakaran masi


h terus berlangsung di dalam tanah meski api dipermukaan tela
h berhasil di padamkan. Tanah tetap mengeluarkan asap pekat
dan sewaktu-waktu api dapat meletup kembali ke permukaan.

16 I KELOMPOK 6
Contoh Kasus Kebakaran Hutan di Indone
sia:
(Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang
terjadi pada bulan september 2019)

Gambar udara pusat kota Palangkaray


a. Menurut AirVisual.com, polusi udara
di kota itu 20 kali lipat di bawah amban
g batas normal

Pengedara melintas di Jembatan K


ahayan yang diselimuti kabut asap
di Palangkaraya. Minggu(15/9/2019
)
17 I KELOMPOK 6
Contoh Kasus Kebakaran Hutan di Indone
sia:
(Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang
terjadi pada bulan september 2019)

Sejumlah orangutan di di Pulau Salat,


15 Spetember 2019, saat kabut asap
kebakaran hutan dan lahan menyelim
uti Palangkaraya

Pembagian masker gratis di Palang


karaya, salah satu kota paling terda
mpak kebakaran hutan dan lahan

18 I KELOMPOK 6
Referensi

• Anies. 2018. Manajemen Bencana “Solusi untuk Mencegah dan Me


ngelola Bencana”. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
• Tinjauan Pustaka. Kebakaran Hutan. Diakses dari repository.ipb.ac.i
d.
• Kebakaran hutan: kisah warga palangkaraya terpaksa bertahan me
nghirup asap. Diakses dari https//www.bbc.com>indonesia

19 I KELOMPOK 6
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai