Anda di halaman 1dari 17

KAEDAH-KAEDAH SOSIAL

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


1 Harsanto Nursadi
Andhika Danesjvara
 Ketentuan yang memberi batasan dalam
hubungan antar manusia (warga
masyarakat) untuk memenuhi kebutuhan
atau kepentingannya, tanpa melanggar
kepentingan yang lainnya.
 Kaidah atau norma berarti “aturan atau
ukuran atau penilaian.”

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


2
Pengelompokan kaedah
3

 Tata kaedah dengan aspek kehidupan pribadi yang


dibagi lebih lanjut menjadi
 Kaedah kepercayaan atau keagamaan
 Kaedah kesusilaan

 Tata kaedah dengan aspek kehidupan antar pribadi


yang dibagi lebih lanjut menjadi
 Kaedah sopan santun atau adat
 Kaedah hukum

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


TATA KAEDAH KEPERCAYAAN ATAU
KEAGAMAAN

 adalah aturan-aturan yang berisi kewajiban-


kewajiban, larangan-larangan, perintah-

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


perintah, dan anjuran-anjuran yang oleh
pemeluk dan penganutnya diyakini sebagai
kaidah yang berasal dari Tuhan
 Tujuan kaidah kepercayaan untuk
menyempurnakan hidup manusia dan
melarang manusia berlaku jahat/berbuat dosa.
Kidah ini hanya membebani kewajiban
menurut perintah Tuhan dan tidak memberi
4
hak.
TATA KAEDAH
KESUSILAAN
 kaidah yang dianggap paling asli yang
berasal dari sanubari manusia sendiri.

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


Kaidah kesusilaan juga merupakan
kaidah yang tertua dan menyangkut
kehidupan pribadi manusia, bukan dalam
kualitasnya sebagai mahluk sosial.
Kaidah kesusilaan bertujuan agar
manusia memiliki akhlak yang baik demi
mencapai kesempurnaan hidup manusia
itu sendiri.
5
 Penerapan sanksinya berasal dari dalam
diri manusia itu sendiri, bukan paksaan
TATA KAEDAH SOPAN SANTUN
ATAU ADAT
 Kaidah yang berasal dari dalam masyarakat untuk
mengatur pergaulan warganya agar masing-masing saling
hormat menghormati. Kaidah kesopanan pada hakikatnya

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
dalam masyarakat tertentu. Kaidah tersebut berdasar pada
kepantasan dan kebiasaan atau kepatutan yang berlaku
dalam kehidupan sosial masyarakat.
 Kaidah kesopanan juga ditujukan pada sikap lahir
manusia yang ditujukan pada pelakunya agar terwujud
ketertiban masyarakat dan suasana keakraban dalam
pergaulan. Tujuannya, pada hekekatnya bukan pada
manusia sebagai pribadi, melainkan manusia sebagai
mahluk sosial yang hidup bersama dalam kelompok
masyarakat. Sanksi terhadap pelanggaran kaidah 6

kesopanan, adalah mendapat celaan dari masyarakat


sekitarnya, yang berarti berasal dari kekuasaan di luar diri
TATA KAEDAH HUKUM
 yaitu hasil perundang-undangan atau tertulis
yang dibuat melalui proses yang sah serta tidak
tertulis, yang ditaati oleh warga masyarakat.

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


Kaidah hukum ditujukan pada sikap lahir
manusia atau perbuatan konkret manusia.
Dalam hal ini tidak dipersoalkan sikap batin
manuusia apakah baik atau buruk, karena yang
menjadi objek perhatian adalah bagaimana sikap
dan perbuatan lahiriah manusia.
 Hukum dalam wujudnya sebagai kaidah, juga
memberikan hak dan kewajiban. Asal mula dan
sanksi atas pelanggaran kaidah hukum, berasal
dari luar diri manusia yang sifatnya heteronom. 7
PIH/PTHI (C) HN_AD 2008

TABEL PERBEDAAN MASING-MASING KAEDAH

Perbedaan Kaidah Agama Kaidah kesusilaan Kaidah Kesopanan Kaidah Hukum


Kepercayaan
dari Tuhan Dari diri sendiri Kekuasaan dari luar Kekuasaan dari luar diri
Asal-usul diri manusia yang manusia yang bersifat
bersifat memaksa memaksa
Ditujukan pada sikap Ditujukan pada sikap Ditujukan pada sikap
Sasaran Ditujukan pada sikap
batin manusia batin manusia lahir manusia lahir manusia

Memberi kewajiban Memberi kewajiban Memberi kewajiban Memberi kewajiban


Isinya Tidak memberi hak Memberi hak
Tidak memberi hak Tidak memberi hak

Tujuannya Seluruh umat Seluruh umat manusia Pembuat yang Pembuat yang konkret
manusia Menyempurnakan konkret Ketertiban warga
Menyempurnakan manusia Ketertiban warga masyarakat
manusia Mencegah manusia masyarakat Mencegah adanya
Mencegah manusia menjadi jahat Mencegah adanya korban
menjadi jahat korban
dari diri sendiri dari masyarakat Dari penegak hukum
Sanksinya dari tuhan

8
 Kaedah hukum dapat dibedakan dengan kaedah
sosial lainnya tetapi tidak dapat dipisahkan
(beda tapi ada titik temunya)
 Kaedah hukum dapat saling mendorong atau
menguatkan tetapi bisa juga saling berbeda
 Pada kaedah hukum yang dituntut adalah
pelaksanaan atau pentaataan kaedah semata-
mata, kesusilaan menuntut moralitas atau
perbuatan yang didorong oleh rasa wajib
 Kaedah kepercayaan, kesusilaan dan sopan
santun atau adat pada waktu tertentu dapat
menjadi kaedah hukum tetapi juga bisa saja
kemudian berubah, tergantung kebutuhan dan
kondisi sosial dalam masyarakat.

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008 9


 Kaedah hukum merupakan ketentuan atau pedoman
tentang apa yang seyogyanya atau seharusnya
dilakukan. Pada hakekatnya kaedah hukum
merupakan perumusan pendapat atau pandangan
tentang bagaimana seharusnya atau seyogyanya
seseorang bertingkah laku.
 Sebagai pedoman kaedah hukum bersifat umum dan
pasif.

 Das Sollen: kenyataan normatif (apa yang seyogyanya


dilakukan), tidak berisi kenyataan alamiah dan
peristiwa konkrit.
 Das Sien: apa yang seharusnya atau seyogyanya
terjadi yang berisi kenyataan alamiah, terjadi
peristiwa konkrit

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008 10


Di dalam hukum, yang penting bukanlah apa yang
terjadi tetapi apa yang seharusnya terjadi. Misal
Barangsiapa yang mencuri harus dihukum
 bukan Siapa yang mencuri dihukum
 unsur yang ada
mencuri  peristiwa konkrit (sein)
dihukum  kenyataan normatif/keharusan (sollen)
Harus ada peristiwa terlebih dahulu baru ada akibatnya
Kaedah hukum bersifat pasif:
Kaedah hukum belum dapat aktif bila belum ada peristiwa
konkrit tertentu.
das sollen memerlukan suatu das sein
Peristiwa konkrit untuk menjadi peristiwa hukum
memerlukan suatu kaedah hukum
das sein memerlukan das sollen

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008 11


 ISI:
• perintah (gebod)
• larangan (verbod)
• membolehkan (mogen)
 SIFAT
• Imperatif
 sifatnya mengikat dan memaksa yang harus ditaati, sehingga
mengikat bagi setiap orang yang ditetapkan dalam kaedah
hukum dimaksud
• Fakultatif
 Sifatnya tidak serta merta harus ditaati karena sifatnya hanya
merupakan pelengkap
 BENTUK
• Tertulis
• Tidak Tertulis
• Tercatat

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


12
 merupakan unsur yang esensial dari kaedah hukum
 Pengertian sanksi :
 adalah merupakan reaksi, akibat, atau konsekuensi pelanggaran kaidah
sosial
 adalah perangkat aturan-aturan yang mengatur bagaimana lembaga-
lembaga hukum mencampuri suatu masalah untuk dapat
memelihara suatu sistem sosial, sehingga memungkinkan warga
masyarakat hidup dalam sistem itu secara tenang dan dalam cara-
cara yang dapat diperhitungkan.
 unsur-unsur sebagai unsur hukum yaitu ancaman penggunaan
paksaan fisik, otoritas yang resmi, penerapan ketentuan yang
secara teratur, dan reaksi masyarakat yang tidak spontan sifatnya.
 Sanksi baru diterapkan apabila telah terjadi suatu pelanggaran
kaedah hukum, sehingga sanksi hanyalah merupakan akibat dan
tidak merupakan ciri hakiki hukum
 Kaedah hukum tanpa sanksi disebut dengan lex imperfecta.

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008 13


HUKUM DAN KEKUASAAN
 Sanksi dapat diterapkan atau diberikan atau dipaksakan
terhadap pelanggaran kaedah hukum oleh penguasa.

Hukum ada karena kekuasaan yang sah, sehingga bila

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008



hukum dibuat oleh pihak yang bukan penguasa yang sah
maka pada dasarnya bukanlah hukum.

 Hukum itu pada hakekatnya adalah kekuasaan, sehingga


dapat melakukan pengaturan, mengusahakan ketertiban
dan membatasi ruang gerak individu.

 Hukum adalah kekuasaan tetapi kekuasaan


bukanlah hukum
14
EIGENRICHTING
 Adalah merupakan tindakan menghakimi sendiri atau
aksi sepihak.
 Perbuatan eigenrichting sebenarnya merupakan

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


tindakan untuk melaksanakan hak menurut
kehendak sendiri yang bersifat sewenang-wenang,
tanpa persetujuan pihak lain yang bekepentingan.
Pada hakekatnya perbuatan ini merupakan
pelaksanaan sanksi oleh perorangan.

15
 Pelanggaran hukum yang tidak dikenakan sanksi:
 Mempunyai dasar pembenar
 Keadaan darurat (noodtoestand)
 Pembelaan terpaksa (noodweer)
 Melaksanakan ketentuan undang-undang.

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


 Melaksanakan perintah jabatan

 Pelaku pelanggaran dibebaskan dari kesalahan.


Perbuatan tersebut terjadi karena force mayeur,
overmacht atau keadaan memaksa

16
RULE OF LAW
 Governance not by men but by law
 Unsurnya:

PIH/PTHI (C) HN_AD 2008


 Hak Asasi Manusia yang dijamin oleh UU

 Persamaan kedudukan di muka hukum

 Supremasi aturan-aturan hukum dan tidak ada


kesewenang-wenangan tanpa aturan yang jelas.

17

Anda mungkin juga menyukai