Anda di halaman 1dari 42

Penyalahgunaan Napza

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Tidak Menular & Kesehatan Jiwa
Dinkes Prov Kalsel
2017
LANDASAN KEBIJAKAN
1. UU No. 5/1997 ttg Psikotropika
2. UU No. 35/2009 ttg Narkotika
3. UU No. 18/2014 ttg Kesehatan Jiwa
4. PP No. 25/2011 ttg Wajib Lapor Pecandu Narkotika
5. SDG’s 2015-2030  memperkuat pencegahan dan perawatan
penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan
alkohol yang merugikan
6. RPJMN 2015 – 2019  salah satu sasarannya adalah
meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa dan
Napza
PERATURAN MENTERI KESEHATAN TERKAIT
GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA
1. Permenkes No.64/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenkes
2. Kepmenkes No. 420/Menkes/SK/III/2010 tentang Pedoman layanan terapi
dan rehabilitasi komprehensif pada gangguan penyalahgunaan napza berbasis
rumah sakit
3. Kepmenkes No. 421/Menkes/SK/III/2010 tentang standar pelayanan terapi
dan rehabilitasi gangguan penggunaan Napza
4. Keputusan Menkes No. 227 tahun 2013 tentang Penetapan Rumah Sakit
Pengampu dan Satelit PTRM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN TERKAIT
GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA
5. Peraturan Menkes No. 57 tahun 2013 tentang Program Penyelenggaraan
Terapi Rumatan Metadon (PTRM)
6. Peraturan Menkes no. 47 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Terapi
Bufrenorfina
7. Kepmenkes No. 615 tahun 2016 tentang penetapan Institusi Penerima Wajib
Lapor
8. Peraturan MENKES No. 50 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis pelaksanaan
wajib lapor dan rehabilitasi medis bagi pecandu, penyalahguna dan korban
penyalahgunaan narkotika
Fakta terkini Gangguan Penggunaan Napza
Fakta terkini Gangguan Penggunaan Napza
PRIORITAS UNTUK KAWASAN RAWAN NARKOBA

ANGKA PREV 2,19%-4,74% ANGKA PREV 1,88%-2,08% ANGKA PREV <1,88%

1. DKI JAKARTA 7. MALUKU 1. DI ACEH 7. KALBAR 1. SUMBAR 7. GORONTALO


2. SUMUT 8. SULSEL 2. RIAU 8. KALTENG 2. JAMBI 8. SULTRA
3. KALTIM 9. DI 3. SUMSEL 9. KALSEL 3. KEP. 9. PAPUA
4. KEP. RIAU YOGYAKARTA 4. BENGKULU BABEL BARAT
10. SULBAR
5. SULUT 10. JAWA TIMUR 5. BANTEN 4. LAMPUNG 10. PAPUA
11. SULTENG
6. JAWA BARAT 11. BALI 6. JAWA 5. NTT
12. MALUKU
TENGAH UTARA 6. NTB
7
Disita (2015) Disita (2015) Disita (2015)
23,51 Ton 3,46 Ton 1,7 Jt Butir

135,01 Ton 215,98 Ton 12,6 Jt Butir


PENYELUNDUPAN HEROIN DENGAN CARA MENELAN
KAPSUL KARET seberat 419 gram ( 67 kapsul )
PACKING BERBAGAI CARA

PENEMPELAN SHABU DI LUKISAN SABU DALAM IMPORT GENSET

PENGIRIMAN SABU DALAM BAN KURSI RODA


MELALUI OLAHAN MAKANAN
ATAU SEJENISNYA
Tambang
Kelapa
Batu bara,
Biji besi
Sawit
KEKAYAAN
ALAM
PROV.
KALSEL
Pertanian Karet
menjadikan Provinsi
Kalimantan Selatan tumbuh
pesat secara ekonomi.
15
DATA PREVALENSI
APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN?
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN
& PEREDARAN GELAP NARKOBA
Tanah Laut
DETEKSI DINI
PENYALAHGUNAAN
NARKOBA KE SEKOLAH
Tingginya demand (permintaan/
pemakaian/ penggunaan) terhadap
Barabai, HST
Narkoba menyebabkan Supply
(peredaran) semakin tinggi, sehingga
pemberantasan Narkoba menjadi semakin
sulit.
Jumlah siswa yang terindikasi menjadi
Tanah Bumbu penyalahguna Narkoba sangat
mengejutkan jika dibandingkan dengan
jumlah siswa yang diambil samplenya.
Rata rata penyalahgunaan Narkoba
meliputi Bahan adiktif seperti zenith, lem
dan dextro.
• Diharapkan setiap sekolah Amuntai, HSU
memiliki regulasi yang jelas
dan tegas dalam
penanganan
penyalahgunaan Narkoba.
• Siswa penyalahguna
Narkoba hendaknya tidak
dikeluarkan dari sekolah
melainkan mengikuti
program rehabilitasi di BNN
Provinsi Kalsel atau
RS/Puskesmas yang
bekerjasama dengan BNN
Provinsi Kalsel/Kemenkes.
Program Pencegahan di
sekolah sangat penting agar
siswa menjadi imun terhadap
penyalahgunaan Narkoba.
“MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA
MENGOBATI”
-BENJAMIN FRANKLIN 1736

Bagaimana Cara Mencegah


Penyalahgunaan Narkoba?
seseorang bisa terjerat
pidana narkoba walaupun
tidak menggunakan??

Membantu
MENYIMPAN Tidak melapor
menyimpan

menyembun
dititip menanam
yikan

Kesemuanya termasuk dalam


Permufakatan jahat dan akan dituntut
sesuai dengan pasal 132 UU 35
/
NON IPWL
IPWL (Instansi Penerima Wajib Lapor)
Meski sering kita mendengar pengguna narkoba yg
tertangkap polisi & mempunyai kartu IPWL, tapi
mereka masih diproses hukum & tidak direhabilitasi.
Tapi, saat ini BNN telah menjamin bahwa pengguna
narkoba yg telah melapor & mempunyai kartu IPWL,
tidak akan dipenjara, melainkan direhabilitasi.
pengguna narkoba bisa sembuh melalui program rehabilitasi,
bukan dipenjara, diharapkan pengguna narkoba tidak takut
untuk melaporkan dirinya sebagai pecandu/pemakai/
pengguna narkoba.
Pengguna narkoba yg telah melapor IPWL melalui
BNN/puskesmas/RS (yang ditunjuk Menkes)tidak langsung
direhabilitasi, kecuali bila mereka ingin segera direhabilitasi.

Bahkan mereka boleh menolak, jika belum ingin direhabilitasi


dan data mereka dijamin kerahasiaannya. Dan juga tidak akan
dilapor ke polisi. Namun, sebaiknya pengguna mau dibantu
untuk sembuh dari ‘penyakitnya’ – tidak hanya menggunakan
PWL untuk menghindari sanksi hukuman (penjara) saja.
Mekanisme PWL ini ada beberapa tahap, Antara lain:
1. Pengguna datang ke tempat BNN/puskesmas, RS (yang ditunjuk
Menkes). Pengguna narkoba bisa datang sendiri atau bersama
keluarga. Bisa juga dari pihak keluarga yang melapor.
2. Setelah itu, dilakukan screening awal – identitas, sejarah tingkat
penggunaan, dan riwayat pengobatan.
3. Pelaksanaan Asesmen yang dilakukan untuk mengetahui derajat
keparahan klien (pengguna).
4. Tes Urin untuk mendeteksi pemakaian ganja, & metamfetamin/
MDMA.
5. Pemberian konseling dasar adiksi Napza, untuk mengkaji
pemahaman klien terhadap penyakitnya dan pemahaman tentang
pemulihannya. Selain itu juga diberikan motivasi dalam melakukan
perubahan perilaku ke arah yang lebih positif.
6. Bagi pecandu yang mengunakan jarum suntik, diberikan konseling
pra-test HIV dan ditawarkan untuk melakukan Test HIV.
7. Diberikan pengobatan (bila perlu).
8. Hasil dari Asesmen tadi dijadikan bahan dasar untuk
perencanaan/penyusunan terapi bagi klien. Meliputi rencana
rehabilitasi medis dan/atau sosial, intervensi psikososial yang
diperlukan, serta pemeriksaan dan/atau perawatan HIV bila
diperlukan.

Konseling adiksi lanjutan juga ditawarkan kepada klien (pengguna


narkoba) sampai 8 kali pertemuan. Hal ini tergantung dari kondisi
dan kemauan klien. Pada saat klien datang untuk wajib lapor, klien
pun akan dtangani oleh tenaga medis dan staf kesehatan lainnya yang
telah mengikuti pelatihan modul asesmen dan penyusunan rencana
terapi.
Tim Penerima Wajib Lapor, terdiri dari dokter sebagai
penanggung jawab dan staf kesehatan yang terlatih dalam
bidang adiksi Napza dan tentu telah mengikuti pelatihan
adiksi Napza.
Penunjukan Tim PWL dilakukan oleh pimpinan
IPWL(Direktur RS/Kepala Puskesmas).
Sebelum mengikuti program pemulihan, klien melakukan detoksifikasi terlebih dahulu.
Klien bisa memilih, ingin melakukan detokfikasi sebelum direhabilitasi atau saat
direhabilitasi. Pengertian Detoksifikasi ialah proses pengeluaran toksin (zat-zat racun)
dari dalam tubuh. Pemakai narkoba jenis Heroin disarankan melakukan rehabilitas
medis atau detoksifikasi sebagai terapi awal dari rencana pemulihannya. Tapi ada juga
pemakai yang memilih tidak menggunakan obat atau sering disebut “pasang badan”.
Setelah klien dianggap masa tagihnya berakhir, program terapi pemulihan baru akan
dijalankan.

Rencana program terapi pemulihan menyesuaikan kebutuhan klien –disebabkan


banyaknya jumlah pekerja yang menjadi pecandu dan tidak bisa terlalu lama
meninggalkan pekerjaannya dan faktor penyebab lainnya. Program terapi biasanya
berkisar Antara 3 sampai 6 bulan. Dulu masa program rehabilitasi bisa menyampai 1
tahun sampai 1,5 tahun.
Bagi klien yang masih duduk di bangku SMP atau SMA, disarankan
menjalankan program rehab yang tidak menetap (rawat inap). Biasanya
ditawarkan program dengan beragam sesi konseling individu, kelompok,
bersama pasangan atau keluarga, dan dukungan sebaya (sesama pemakai
atau pecandu yang menjalani pemulihannya). Selain itu ada juga sesi
kelompok bantu diri, kursus pendidikan atau bakat, olah raga,
motivational interviewing, pengetahuan mengubah perilaku, 12 langkah
(Narcotics Anonymous) dan program dukungan social lainnya. Kecuali
bagi klien yang telah putus sekolah (mis;SMP/SMA), penerapan program
rawat inap sangat diperlukan.
Keberhasilan pemulihan di mana pun, semuanya
berada di tangan si klien. Dibutuhkan niat, kemauan,
kesadaran dan motivasi yang tinggi untuk mengubah
perilaku kebiasaan mencandunya itu dan pola
pikirnya. Untuk membantu pemakai narkoba pulih
dari penyakitnya, Kemenkes mempunyai 40 tempat
IPWL di beberapa propinsi Indonesia. Sekali lagi
ditegaskan, pemakai narkoba tidak perlu takut
melakukan IPWL. Dan rehabilitasi merupakan cara
terbaik untuk menghentikan kecanduan.
Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara
terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.
Yaitu rumah sakit yang diselenggarakan baik oleh pemerintah,
maupun oleh masyarakat. Selain pengobatan atau perawatan melalui
rehabilitasi medis, proses penyembuhan pecandu narkotika dapat
diselenggarakan oleh masyarakat melalui pendekatan keagamaan dan
tradisional.
Rehabitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara
terpadu baik secara fisik, mental maupun sosial agar bekas pecandu
narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan
masyarakat. Yang dimaksud dengan bekas pecandu narkotika disini
adalah orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap
narkotika secara fisik dan psikis.
IPWL di Provinsi Kalimantan Selatan
• Jumlah IPWL yang ditetapkan pada tahun 2016 : 17
IPWL
– 12 IPWL milik Pemerintah Daerah
– 2 IPWL milik BNN
– 3 IPWL dibawah Pusdokkes Polri (2 RS Bayangkara dan 1
Klinik Biddokes)
• IPWL yang aktif:
1. RSJ Sambanglihum (pelaporan dan klaim)
2. RSUD Pambalah Batung Amuntai (Laporan informal)
LSM/KOMPONEN MASYARAKAT

• LSM Lingkar Harapan Banua Banjarmasin


• LSM Innabah Banjarmasin
• LSM Darul Muchtar Banjarmasin

• Griya Pemberdayaan Banjarbaru


• Klinik Psikomedika Banjarmasin
• RS Mulia Amuntai
RAWAT JALAN
NO LEMBAGA
2016 JUMLAH

1  RS NON IPWL : 76
- RSUD DATU SANGGUL RANTAU 6
- RSUD ABD AZIZ MARABAHAN 13
- RSUD BALANGAN 99
 RS/PUSKESMAS IPWL 142
- RSJ SAMBANG LIHUM 123
- PUSKESMAS PEKAUMAN 9
- PUSKESMAS S JINGAH 0
- RSU H MOCH ANSARI SALEH 10
- RSUD ULIN 3
2 KLINIK BNNP KALSEL 267

3 KLINIK BANJARMASIN 100


4 KLINIK BNNK BJ BARU 117

TOTAL 747
RAWAT INAP 2016
NO LEMBAGA JUMLAH
1 SPN POLDA KALSEL -
2 LAPAS KLS II KARANG 46
INTAN
3 LAPAS BANJARBARU 114
4 LAPAS KOTABARU 40
5 LIDO BNN 12
6 BADOKA 2
7 TANAH MERAH 0
8 RSJ SAMBANG LIHUM (TAT) 43
9 RSJ SAMBANG LIHUM 30
SUKARELA
TOTAL 287
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai