Anda di halaman 1dari 23

DETEKSI,

IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS SUMBER
MIKROBA
BUCIKA HASANAH PUTRI (175080101111008)
DESI APRILIA DEWI P. (175080101111012)
NUR AZLINA WATI (175080101111013)
RYAN NUGRAHA (175080101111014)
KAMILIA AYUNINA (175080101111015)
G. N. KUSUMA YOGA W. (175080101111027)
MUHAMMAD YOSVIA ANDY F. (175080101111031)
MIKROBA DIPERAIRAN

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang


berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya
diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme sering kali bersel
tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler). Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme
meskipun tidak bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari
mikroorganisme disebut mikrobiologi. Mikroorganisme
terdapat dimana-mana dari dasar laut sampai kepuncak-
puncak gunung berselimut es, dimata – mata air belerang
panas, dalam tanah dan debu di udara, dalam air atau susu,
maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri. Mikroba,
mikroorganisme juga disebut, adalah makhluk individual menit
yang biasa terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Strategi Pengambilan Organisme
Mikrobiologi Di Perairan
Beberapa hal yang perlu • Selalu sisakan ruang udara dalam
diperhatikan dalam botol (minimal 2,5cm atau +/- 1
pengambilan sampel air inchi dari tutup botol) untuk proses
untuk mikrobiologi adalah : pengocokan
• Aliran atau arus yang • Umumnya volume sampel yang
terjadi pada sampel, diambil tiap unit adalah 100ml atau
misalnya adanya 200ml .Sample size yang dipilih
pengaduk, kecepatan
aliran dan lain-lain tergantung tujuan analisa.
Pengambilan sampel dapat
• Biofilm yang terbentuk
pada dinding wadah menggunakan botol bervolume
penampung air atau pipa 125ml
• Sedimen atau endapan • Kedalaman pengambilan sampel
yang terjadi
Pengambilan Sampel Cair Yang
Berasal Dari Kran Atau Pipa
Inti dari pengambilan sampel 2. Semprot udara sekitar kemudian
dari kran atau pipa adalah mulut kran dengan etanol 70%. Bakar
meniadakan bakteri yang mulut kran dengan pembakar bunsen
menjadi biofilm pada mulut kran saat etanol belum menguap supaya
(dikhawatirkan jenisnya biofilm yang terbentuk dapat mati
berbeda) dan memasukkan secara cepat.
bakteri umum yang terlarut 3. Drain air selama 2-3 menit.
pada sampel. 4. Saat memasukkan air ke botol
1. Pilih pipa atau kran yang sampel, debit air dikecilkan sampai air
disuplai langsung atau saat memasuki botol tidak terlalu
paling mendekati dari tanki deras dan menimbulkan cipratan.
utama. Sebaiknya pilih kran
yang bersih, sering
digunakan dan tidak bocor.
Pengambilan Sampel Air Sungai, Air Kolam,
Danau, Waduk, Pantai, Laut

1. Buka tutup botol lalu botol dimasukkan ke


Aliran sungai ini mampu dalam air dengan posisi mulut botol
menghilangkaan kebawah.
stratifikasi dan 2. Celupkan botol sampai kedalaman
menghomogenkan tertentu biasanya minimal 6 inchi.
karakteristik bakteri air 3. Miringkan botol sehingga air perlahan
sungai. Selain itu masuk. Hadapkan mulut botol melawan
umumnya mempunyai arus atau buat aliran sendiri dengan
jumlah mikroorganisme mendorong botol horizontal berlawanan
yang besar dan arah dengan tangan sehingga air masuk
beragam karena ke dalam botol.
melimpahnya nutrisi 4. Angkat botol ke permukaan lalu buang
yang terlarut di sedikit air yang terambil supaya terdapat
dalamnya. ruang udara di dalam botol. Tutup dengan
tutup botol kemudian kencangkan.
Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengambilan
Sampel-sampel Diatas Adalah :
Jika sampel diambil dengan masuk ke dalam air:
 Jangan ambil di dekat  Ambil dengan kedalaman antara 8-
permukaan atau dekat dengan 12 inchi, jika air yang tersedia
dasar. umumnya kurang dari 4 inchi maka
sebaiknya dicari sample point lain
 Ambil berlawanan dengan arus yang lebih dalam.
air.  Jika teknik ini dilakukan pada
 Perhatikan sampah atau seresah daerah tepi danau pantai sebaiknya
yang mengambang, segmentasi diambil pada kedalaman 1 meter.
dan kecepatan arus sungai.  Berjalan melwan arus dan hati-hati
dalam berjalan mengingat dapat
 Ambil sampel ditengah sungai teraduknya sedimen.
atau kolam, jika tidak  Sebelum dilakukan pengambilan
memungkinkan maka sejauh sampel sebaiknya diam sebentar
mungkin dari tepian dengan untuk menunggu terendapnya
sedimen yang terganggu dan aliran
mempertimbangkan fakor air normal kembali.
keamanan.
• isolasi gores merupakan metode isolasi dengan
Macam-macam metode cara menggeser atau menggoreskan ujung
isolasi tersebut antara lain jarum ose yang telah mengandung
• isolasi tunggal mikroorganisme dengan hati-hati di atas
merupakan metode permukaan agar secara zig zag yang dimulai
isolasi dengan cara dari dasar tabung menuju ke bagian atas
meneteskan bahan yang tabung.
mengandung • isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan
mikroorganisme pada cara menebarkan bahan yang mengandung
suatu kaca penutup mikroorganisme pada permukaan atas tabung.
dengan menggunakan • isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan
mikropipet, yang cara mengambil sedikit sampel campuran
kemudian diteliti dibawah bakteri yang telah diencerkan dan sampel
obyektif mikroskop, tersebut kemudian disebarkan didalam suatu
medium dari kaldu dan gelatin encer.
Umumnya larutan Medium yang paling cocok bagi kehidupan
mikroorganisme adalah medium isotonik
hipertonik terhadap isi sel mikroorganisme. Larutan
menghambat garam atau larutan gula yang agak pekat
pertumbuhan mudah menyebabkan plasmolisis. Sebaliknya,
mikroorganisme mikroorganisme yang ditempatkan pada air
karena dapat suling (aquades) akan kemasukan air
sehingga dapat menyebabkan pecahnya sel
menyebabkan mikroorganisme tersebut, hal ini dinamakan
plasmolisis. plasmoptisis
ISOLASI MIKROBA DIPERAIRAN

Isolasi Pada Medium Cair


Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak
dapat tumbuh pada medium padat, tetapi hanya dapat tumbuh pada
kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan
beberapa serial pengenceran.

Isolasi Sel Tunggal


Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel
mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan
metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan
menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.

Isolasi Dengan Cara Pengenceran


Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades
steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau
melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih
mudah penanganannya
Isolasi Dengan Cara Pengenceran
Macam-macam preparsi bergantung kepada bentuk sampel :

Swab (ulas)
Dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki
permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu
pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu dll.

Rinse (bilas)
Ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada
permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya
daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan
sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v).

Maseration (pengancuran),
Ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada
permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya
daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan
sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v).
INOKULASI MIKROBA DIPERAIRAN

Metode gores
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang
terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar
nutrient(medium padat) dalam cawaan petri dengan jarum pindah
(lup inokulasi).
Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam
cawan petridish steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang
yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua
untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.

Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran.
Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan
satu sel di dalam tabung
DETEKSI MIKROBA DI PERAIRAN

Mikroorganisme di perairan berdasarkan sifat tropiknya meliputi :


 Mikroba autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik
dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.
 Mikroba heterotrof adalah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh
organisme lain.
Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air terdiri dari :
1. Bakteri
2. Alga biru-hijau
3. Fungi
4. Microalgae
5. Virus
6. Protozoa
BAKTERI ALGA BIRU HIJA
 Alga tidak memiliki akar
 Bentuknya uniseluler  batang dan daun yang berfungsi seperti
 tidak memiliki klorofil tumbuhan darat
 berkembang biak dengan pembelahan  wujud terdiri dari batang yang disebut
sel secara transversal atau biner thallus
 sebagian besar (± 80%) berbentuk  Hidup secara bebas di air atau
bersimbiosis dengan jasad lain.
batang, gram negatif, bergerak secara
 bentuk uniseluler
aktif
 filamen yang diselimuti dengan lendir
FUNGI MIKROALGA

 Hidup tersebar luas, berbentuk uniseluler,


 Umumnya berbentuk filamen atau serat
Mikroalga berukuran
yang disebut miselia atau hifa mikro yang biasa dijumpai
Contoh : Saprolegnia adalah genus dari
Oomycota. Saprolegnia hidup menempel di air tawar dan air laut.
pada tubuh ikan atau hewan air lainnya.
Saprolegnia berbentuk seperti lapisan selaput. Mikroalga spesies
Saprolegnia bersifat saprotrof dan nekrotrof uniseluler.
VIRUS PROTOZOA

Berbentuk bermacam: batang Protista unisel,


pendek, batang panjang, bulat, Mikroskopis,
bentuk polihedral. Berukuran yang bervariasi antara 10
– 500 mikron,
Ukurannya lebih kecil daripada
Protozoa terbagi menjadi 3 yaitu
bakteri. Hanya memiliki satu amoeba/pseudoodia, siliata dan
jenis asam nukleat. flagelata.
Lingkungan Perairan
 Habitat permukaan laut : di perbatasan antara
udara dan air yang kaya polisakarida-protein.
Lingkungan Perairan
 Habitat epibiotik: permukaan benda mati yang
Laut dilekati oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme terdapat  Habitat endobiotik : lingkungan dalam jaringan
tubuh organisme yang besar.
di seluruh bagian laut
 Habitat epipelagik: dari permukaan sampai
dari permukaan air laut kedalaman 100 m.
sampai dasar relung  Habitat mesopelagik: sampai kedalaman 2000
yang terdalam. Terdapat m.
8 habitat/ wilayah yang  Habitat batipelagi : lereng benua dengan
kedalaman 200-2500 m.
dihuni oleh  Habitat abisopelagik : daerah kedalaman
mikroorganisme laut, 4000m.
yaitu :  Habitat bentik/dasar laut : daerah perbatasan
antara air laut dengan sedimen.
 Lingkungan Perairan Tawar
Umumnya lingkungan perairan
tawar lebih banyak mengandung  Lingkungan Perairan Payau
nutrien. Lingkungan perairan Lingkungan perairan tawar merupakan daerah
tawar dibagi menjadi 2 kategori transisi antara perairan tawar dan laut.
yaitu :
Mikroorganisme yang hidup di perairan payau
• habitat lentik contoh : danau,
antara lain : Vibrio, Psedomonas, Bacillus,
kolam
Chromobacterium, Cyanobacteria, dsb.
• habitat lotik contoh : mata air,
sungai
Faktor Yang Mempengaruhi
Mikrooganisme Di Perairan
 Sumber air
Contoh : air atmosfer (air
hujan/salju), air permukaan  Komponen beracun
(danau, sungai), air tanah
(sumur, mata air), air
 Organisme air
tergenang (air laut), dsb. Contoh plankton
 Komponen nutrien dalam  Faktor fisik
air
Semua air secara alamiah Suhu, ph, tekanan osmotik, tekanan
juga mengandung mineral- hidrostatik, aerasi, dan penetrasi
mineral yang cukup untuk sinar matahari
kehidupan mikroorganisme
di dalam air.
Identifikasi Mikroba Di Perairan
A. Morfologi koloni
2. Pewarnaan Gram
Morfologi koloni mikroba di
Mengambil biakan mikroba dengan ose bulat
perairan dapat diamati secara aseptik, menggoreskanya di atas kaca
dengan melihat bentuk, objek yang sudah difiksasi, kemudian
warna, tepi dan elevasinya. memberikan kristal violet dan didiamkan
B. Morfologi sel selama 1 menit, lalu ditetesi larutan lugol
1. Motilitas selama 1menit, kemudian memberinya alkohol
96%, setelah itu langsung memberikan
Uji ini dilakukan dengan
safranin, kemudian dicuci dengan air menetes,
menusukkan isolat mikroba
difiksasi diatas bunsen dan diamati dibawah
pada tabung reaksi yang mikroskop.
berisi semi padat dengan
menggunakan ose lurus, 3. Kebutuhan akan O2
kemudian di inkubasi Mengambil biakan mikroba secara aseptik dan
selama 48 jam menginokulasikan pada NB dan dinkubasi
selama 24 jam pada suhu 20 derajat celcius.
C. Uji Biokimia
1. Uji Katalase 3. Uji Indol
Mengambil biakan mikroba Mengambil biakan mikroba secara
secara aseptik dengan ose bulat
aseptik dan menginokulasikan pada
dan disuspensikan sampai
pengenceran 10-5, kemudian larutan indol dan dinkubasi selama 24
menginokulasikannya pada NA jam pada suhu 32 derajat celcius.
di dalam cawan petri, untuk 4. Mengambil biakan mikroba dengan
selanjutnya diinkubasi. ose bulat secara aseptik,
2. Mengambil biakan mikorba menggoreskanya di dalam tabung
secara aseptik dan
menginokulasikan pada nutrien
reaksi berisi citrat agar, kemudian
gelatin cair dan dinkubasi diinkubasi selama 48 jam 32 derajat
selama 24 jam pada suhu 20 celcius
derajat celcius.
5. Uji MR (Methyl Red)
Mengambil biakan bakteri 6. Uji VP (Voges-Proskauer)
secara aseptik dan Mengambil biakan bakteri secara aseptik
menginokulasikan pada dan menginokulasikan pada larutan MR-VP
larutan MR-VP dan dan dinkubasi selama 48 jam. Setelah
dinkubasi selama 48 jam. diinkubasi, menambahkan 10 tetes larutan
Setelah itu, ditambahkan 5
40% KOH dan 15 tetes larurtan alpha-
tetes reagen methyl red, uji
bersifat positif jika larutan naphtol dalam larutan MR-VP mengocok
menjadi berwarna merah tabung hingga berbuih. Uji bersifat positif
dan negatif jika larutan bila larutan berwarna merah dalam waktu
berwarna kuning atau jingga 30 menit setelah penambahan reagen dan
setelah penambahan negatif jika tidak terjadi perubahan warna
reagen
KESIMPULAN

Mikroba air ada yang hidup di air laut, air payau, dan air tawar.
Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air terdiri dari:
bakteri, alga biru-hijau, fungi, mikroalga, virus, dan protozoa.
Mikroba di air ada yang autotrof dan heterotrof. Jumlah dan
jenis mikroba bergantung pada factor sumber air, nutrient,
komponen beracun, organisme air, dan faktor fisik. Mikroba di
air ada yang menguntungkan dan merugikan. Mikroba yang
menguntungkan yakni plankton, bakteri decomposer, mikroalga
berklorofil, dan anabaena. Mikroba yang merugikan yaitu
salmonella penyebab peyakit tifus, shigella penyebab penyakit
disentri, clostridium penghasil toksin
That’s all. Thank you! 
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai