Anda di halaman 1dari 15

Randomised, prospective clinical trial

of platelet-rich plasma injection in the


management of severe dry eye

Oleh : Philipus Wiranata (1522317031)


Pembimbing : dr. Titiek Ernawati, Sp.M
Pendahuluan

 Lacrimal gland dysfunction adalah penyebab tersering dari


sindroma mata kering yang parah.
 Sekarang metode terapi yang digunakan adalah paliatif,
cairan air mata subtitusi , mengatasi retensi air mata, dan
mengkontrol ocular inflammation.
 Ketika kelenjar lakrimal sebagian telah rusak dengan jumlah sel
yang sedikit, dimulailah regenerasi jaringan.
 Regenerasi oleh host cell lebih cocok dibandingkan dengan
regenerasi sel yang diproduksi oleh teknik in vitro.
Pendahuluan

 PRP telah menjadi strategi dalam pengobatan beberapa


gangguan pada permukaan mata, antara lain ulkus kornea,
persistent ocular epithelial defects.
 PRP mempunyai efek antiapoptotic pada sel stroma kornea, dan
autologous platelets juga dapat digunakan untuk manajemen
lubang makula.
 Pada beberapa kasus mata kering parah yang diinjeksi PRP di
kelenjar lakrimal, hasilnya terdapat peningkatan produksi lakrimal
dan perbaikan gejala dari mata kering.
 Penelitian ini dibuat untuk membandingkan efikasi dari terapi PRP
dengan terapi yang biasa digunakan pada kasus mata kering yang
parah
Metode

 Randomised prospective clinical trial


 30 pasien dari rumah sakit De Engativa di Kolombia dipilih.
 Menderita sjogren syndrome berdasarkan kriteria American
College of Rheumatology
 Informed consent
 Kriteria ekslusinya adalah: sedang hamil, menggunakan
lensa kontak, imunodefisiensi, sedang mederita alergi,
sedang menderita infeksi mata, sedang mengkonsumsi
tetrasiklin atau omega 3
Metode
Metode
 Autologous PRP preparation and injection

 10 ml darah pasien dikumpulkan pada tabung steril mengandung 0.5 ml sodium


citrate  sentrifus pada 160 g selama 10 mnt  sentrifus kedua pada 160 g
selama 15 mnt

 Diambil 1 ml plasma yang terisolasi di bagian dasar tabung dan tambahkan


CaCl untuk mengaktifkan platelet

 Gunakan 1 ml tuberculin syringe dengan ukuran jarum 27G x ½ inch untuk injeksi

 Injeksikan 4 mm dari jarum masuk kedalam kelopak mata 1/3 lateral superior,
dengan desinfeksi sebelumnya menggunakan iodopovidone iodine dan
isopropanolol

 Injeksi dilakukan pada hari 0, 30, 60, 90 pada sepasang mata


Metode

Pengukuran Klinis

 Volume lakrimal:

 Dengan schimer test

 Tear break up time

 Ocular surface staining

 OSDI
Metode

Analisis Statistik

 Shapiro-wilk test

 Signifikansi diukur dengan Student’s t-test

 ANOVA diikuti Bonferroni post-hoc test

 Dikatakan signifikan jika p<0.05


Hasil
 Semua subjek tidak ada yang gugur, rata-rata usia pasien 59.2±3.4
pada kelompok terapi, 52.7±3.5 tahun

Volume lakrimal
Hasil
Tear Break Up Time
Hasil
Ocular Surface Staining OSDI
Diskusi
 Pada kelompok terapi PRP terdapat peningkatan pada semua
parameter fungsi lakrimalis, ditandai dengan peningkatan
volume lakrimalis

 Terapat peningkatan TBUT pada kelompok PRP, ini menunjukan


terapi PRP meningkatkan stabilitas dari lapisan air mata.

 Terdapat peningkatan pada semua protein lakrimal dan lipid,


menunjukan peningkatan pada kesehatan permukaan mata

 Terdapat penurunan skor pada pemeriksaan OSDI.


Diskusi
 PRP diketahui mengandung proregenerative capabilities dan
mengandung beberapa growth factors and cytokines yang
diketahui mampu merangsang regenerasi dari secretory tissues.

 Pendekatan ini sesuai dengan prosedur novel.

 Sampai sekarang terapis hanya fokus pada meringankan


inflamasi kelenjar lakrimasi, meningkatkan produksi air mata, dan
meningkatkan retensi terapi.

 Hasil dari studi ini menunjukan bahwa injeksi PRP memenuhi


beberapa kriteria ini, antara lain menignkatkan volume air mata,
tidak imunogenik, murah, dan tidak ada efek samping.
Kesimpulan
 Injeksi PRP aman, efektif untuk meningkatkan fungsi lakrimalis,
dan memungkinkan untuk pasien dengan sindroma mata kering
parah.

 Pada studi ini pasien dievaluasi pada hari ke 0, 30, 60, 90.

 Pada studi selanjutnya diharapkan meneliti isolated growth


factors dan autologous stem cells.

 Studi ini merupakan tahap pertama terapi mata kering dengan


pendekatan regenerasi fungsi lakrimalis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai