Anda di halaman 1dari 28

KONSELING

BERHENTI MEROKOK

Sumber : Workshop Klinik Berhenti Merokok oleh Quit


Tobacco Indonesia
Di abad ke-20, tembakau
MEMBUNUH 100 juta jiwa
seluruh dunia

* Laporan WHO, Epidemi Tembakau Global, 2008


Di abad ke-21, tembakau
diperkirakan akan
MEMBUNUH 1 milyar jiwa

* Laporan WHO, Epidemi Tembakau Global, 2008


Di Indonesia, tembakau
MEMBUNUH 427.948
perokok pada tahun 2001
atau
1172 jiwa setiap harinya
* Soewarta Kosen, Economic Analysis on Tobacco Use, 2004
DASAR-DASAR KONSELING
Apa yang kita pelajari hari ini ?
 Hasil utama dari beberapa penelitian tentang
konseling.
 Alasan sesorang merokok.
 Konsling : pengertian, ketrampilan yang dibutuhkan,
tahapan, proses dan etikanya.
 Pemahaman tentang manusia yang perlu diketahui.
Hasil utama dari beberapa penelitan
 Ketergantungan thd rokok adalah kondisi yang membutuhkan intervensi
berulang
 Pemberian intervensi tergantung pada kondisi pasien : ingin berhenti
dan belum ingin berhenti.
 Profesional kesehatan perlu melakukan identifikasi, dokumentasi dan
intervensi bagi perokok.
 Brief intervention atau intervensi singkat cukup efektif
 Terdapat respon yang kuat dalam hubungan antara intensitas konseling
dan efektivitasnya.
 Ada tiga tipe konseling :
 Persiapan praktek konseling
 Persiapan dorongan sosial sebagai bagian dari intervensi
 Bantuan untuk melindungi dari dorongan sosial di luar intervensi
Penelitian tentang Konseling: Smoking
cessation case
 Gourlay, Forbes, Marriner, Pethica & Mc Neil, 1995:
NRT combining with counseling.
 Dewi, dkk, 2002:
 NRT

 NRT & counseling: the most effective way to help


people stop smoking
 Counseling
Alasan Seseorang Merokok

 Fisik

 Psikologis

 Sosial
Mengapa seseorang merokok
 Konsep Fisik
 Keadaan fisik yang memang cukup adaptif
dengan tembakau
 Keadaan kejiwaan yang lemah
 Teori ketergantungan
Mengapa seseorang merokok
 Konsep Psikologis
 Terkondisi tak sadar
 Pergi bersama teman  merasa rileks
 Pergi bersama teman  merokok
 Merokok (tanpa teman)  merasa rileks
 Terkondisi karena menguatan
 Yang merokok yang diterima dalam kelompok
 Belajar pengamatan/contoh
 Ayah/kakek/guru/artis atau tokoh merokok
 Pikiran yang dipengaruhi
 Dengan merokok aku marasa gagah/keren/pria sejati
Mengapa seseorang mau berhenti merokok
(Health Belief Model, Rosenstock, 1990, cited in Simon-Morton, Green & Gottlieb, 1995)

Persepsi Individu Faktor yang memodifikasi Keinginan untuk beraksi

Variabel demografi
Variabel sosiopsikologi
• Kerentanan yang
dirasakan Melakukan kindakan
• Keparahan yang Ancaman yang untuk kegiatan
dirasakan dirasakan pencegahan penyakit

• Manfaat yang dirasakan


jika melakukan tindakan Jalan untuk beraksi :
pencegahan
• Informasi
• Hambatan yang
dirasakan dalam • Pengingat
melakukan tindakan • Komunikasi persuasi
tersebut
• Pengalama
KONSELING
Konseling ?

 Komunikasi tatap muka, seseorang


membantu orang lain mengambil
keputusan, didasarkan pertimbangan
dari beberapa alternafif.
Wawancara atau Konseling?

Wawancara :
 Percakapan serius antara dua orang atau
lebih, wawancara ini digunakan sebagai
awal proses konseling.
Prinsip Konseling

 Penerimaan
 Individual

 Kerahasiaan

 Penentu adalah klien/pasien

 Kontrol emosi

 Tidak menghakimi
 Relating
 Observing
 Listening
 Questioning
 Attending behavior
 Talking
 Summarizing & paraphrasing
 Interpreting
 Giving interpretating
Agar Konseling Efektif :

 Menghargai perasaan dan sikap orang


 Empati

 Jujur dengan perhatian, pertanyaan dan

perasaan orang lain


Tahap Wawancara dalam Konseling

 Pendekatan, dapat dimulai dengan


pertanyaan basa basi-basi - “apa
kabar?”
 Pengumpulan data – “apa masalahnya?”

 Menentukan hasil sesuai dengan arah


yang diinginkan – “apa yang Anda
inginkan akan terjadi?”
Tahapan Wawancara dalam Konseling

 Mengemukakan alternatif pemecahan


masalah – “apa yang dapat kita lakukan
mengenai hal tersebut?”
 Generalisasi dan pengalihan proses
belajar – “apakah Anda mau melakukan
hal tersebut?”
Tahapan Konseling
G – greet – berilah salam pada klien dengan hangat
A – ask – tanyakan pada klien tentang diri mereka
T – tell – beritahu klien tentang alternatif
kemungkinan jalan keluar permasalahannya
H – help – bantulah klien memilih kemungkinan
alternatif jalan keluar
E – explain – jelaskan masing-masing alternatif jalan
keluar tersebut, keuntungan dan kerugiannya
R – return – doronglah klien agar kembali untuk tindak
lanjut
Prosesnya
C – clarifying – menjelaskan
L – listening – mendengarkan
E – encouraging – mendorong
A – asking for feedback – menanyakan umpan
balik
R – repeating - mengulang
Sikap Tubuh pada saat konseling
 Lakukan kontak mata sewajarnya
 Tunjukkan sikap tubuh yang terbuka
 Hadapi klien dengan tulus hati
 Sedikit membungkukkan badan ke depan
 Perlihatkan posisi wajar dan tenang.
Sikap Tubuh
R – relaxing – santai
O – opening up client – membuka diri pada klien
L – leaning toward client – mencondongkan diri
pada klien
E – establishing eye contact – memperlihatkan
kontak mata
S – smiling and squarely – senyum dan duduk
secara tepat
Kode Etik Konseling
 Mempertahankan kerahasiaan
 …
Memahami akan pembatasan
 Hindari pertanyaan yang rinci dan tidak relevan
 Perlakukan klien seperti Anda ingin diperlakukan
 Ingat akan perbedaan perorangan dan pengaruh
latar belakang budaya
Paham dasar Perilaku Manusia
 Semua perilaku manusia ada penyebabnya dan
penyebab ini selalu melibatkan interaksi yang
kompleks antar perorangan dan dengan
lingkungannya
 …Perilaku manusia ada tujuannya …
 Semua orang tidak sama dalam hal mengalami
perasaan dan melakukan tindakan.
 Seseorang dengan lingkungan sosialnya merupakan
kesatuan yang saling berhubungan
Lanjutan…
 Stres dan konflik adalah sesuatu yang tidak dapat
dihindari. Agar hidup bahagia dan produktif, manusia harus
belajar pola-pola perilaku yang memungkinkan harus
belajar pola pola perilaku yang memungkinkan mereka
memperbaiki dan mempertahankan perasaan harmonis
 …Cara berfungsi secara psikososial adalah hasil akumulasi
dari pengalaman-pengalaman hidup dan proses sosialisasi
proses sosialisasi
 …Fungsi sosial seseorang dapat berskala dari sangat efektif
sampai tidak efektif sama sekali…
 Disfungsi sosial dapat diperbaiki dengan intervensi
terapetik
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai