ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN:
Nama : An. JAL
Umur : 3 tahun 4 bulan
Tanggal lahir : 27 Juli 2016
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku :
Tanggal masuk RS : 22 Juli 2019
Tanggal keluar RS :
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu
dan bapak pasien
Keluhan Tambahan : -
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sebanyak > 6 kali/hari sejak
12 jam SMRS.
BAB :
kuning kehijauan
air (+) lendir (-), darah (-) ampas sedikit
bau busuk (-), bau asam (-).
Demam disangkal
Riwayat kejang sebelumnya tidak ada.
Pasien menjadi lebih haus dan sering minum.
Pasien mendapatkan keluhan setelah makan ikan tongkol
Pasien tidak mengalami muntah.
Riwayat Penyakit Dahulu
BBLR (-)
Kejang (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital (23/3/2017):
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5
Berat badan : 11 kg
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Frekuensi nadi : 113x/menit, regular, kuat angkat
Frekuensi nafas : 28x/menit
Suhu tubuh : 38,1ºC
SPO2 : 99%
Status Generalis dan Lokalis
Hidung : Deviasi septum -/-, mukosa hiperemis -/-, sekret -/-, nafas
cuping hidung (-)
Mulut : mukosa bibir kering, sianosis (-), lidah kering,
tonsil T1 / T1, faring hiperemis (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis terlihat setinggi garis midclavicula sinistra IC 4
Palpasi : Ictus cordis teraba di garis midclavicula sinistra IC 4
Perkusi : tidak dapat dinilai
Auskultasi : BJ I dan II murni, gallop (-), murmur (-)
Pulmo:
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian paru yang tertinggal,
penggunaan otot bantu napas (-), retraksi epigastrial(-)
Palpasi : Tidak dapat dinilai
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi napas dasar bronkovesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Extremitas : Akral hangat, perfusi perifer baik, CRT ≤2
detik, sianosis (-)
Kulit : Turgor kulit kembali cepat
Genitalia eksterna : penis normal, fimosis (-), testis berada
dalam skrotum
Kepala : Ubun – ubun cekung (-), palpebra cekung, konjunctiva anemis -/-, skrera ikterik -/-,
bibir kering, lidah agak kering.
Thoraks: Pulmo : retraksi epigastrial (-), BND bronkovesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung: BJ I dan II murni, murmur -, gallop –
Abdomen : Tampak cembung, bising usung (+) 10 kali/menit, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba
Ekstremitas : sianosis (-), akral hangat, CRT ≤ 2 detik, edema (-)
MM : Zinc 1x1
L-Bio 1x1
Oralit Sach setiap BAB
Tanggal : 24 Juli 2019 (PH 2)
BB : 11 kg
S :BAB encer (+) 1 kali, warna kuning kehijauan, air (+), ampas (-), lendir (-), darah (-), bau
busuk (-), bau asam (-),demam (-), batuk (-), pilek(-), BAK normal.
Kepala : Ubun – ubun cekung (-), palpebra cekung, konjunctiva anemis -/-, skrera ikterik -/-,
bibir kering, lidah agak kering.
Thoraks: Pulmo : retraksi epigastrial (-), BND bronkovesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung: BJ I dan II murni, murmur -, gallop –
Abdomen : Tampak cembung, bising usung (+) 10 kali/menit, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba
Ekstremitas : sianosis (-), akral hangat, CRT ≤ 2 detik, edema (-)
MM : Zinc 1x1
L-Bio 1x1
Oralit Sach setiap BAB
LANDASAN TEORI
Diare adalah gangguan buang air besar / BAB ditandai
dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi
tinja cair, dapat disertai dengan darah atau lendir.
Sumber : Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid I . Jakata: IDAI
Badang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf diakses 24 Mei 2017
Cara penularan diare pada umumnya melalui :
1. Fekal – oral yaitu makan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen
2. Kontak langsung tangan dengan penderita atau barang – barang yang telah
tercamar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat (melalui 4 F = finger,
flies, fluid, field).
Sumber : Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid I . Jakata: IDAI
Faktor risiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain:
1. Tidak memberikan ASI secara penuh utuk 4 – 6 bulan pertama kehidupan
bayi
2. Tidak memadainya penyediaan air bersih
3. Pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan (MCK)
4. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara
penyapihan yang tidak baik.
Sumber : Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid I . Jakata: IDAI
ETIOLOGI
(INFEKSI)
Bakteri Virus Parasit
Sumber : Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid I . Jakata: IDAI
Pickering LK, Snyder JD. Gastroenteritis in Behrman, Kliegman, Jenson eds Nelson Textbook of Pediatrics 17 ed. Saunders.
2011
ETIOLOGI
(NON-INFEKSI)
Defek
Malabsorbsi Endokrinopati
Anatomis
Keracunan
Neoplasma Lain - Lain
Makanan
Sumber : Pickering LK, Snyder JD. Gastroenteritis in Behrman, Kliegman, Jenson eds Nelson Textbook of Pediatrics 17 ed. Saunders. 2011
PATOFISIOLOGI DIARE OSMITIK
(GANGGUAN ABSORPSI)
Sumber : Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid I . Jakata: IDAI
PATOFISIOLOGI DIARE SEKRETORIK
(GANGGUAN SEKRESI)
Meningkatkan
Masuknya Merangsang
Menghasilkan konsentrasi
bakteri ke dalam enzim adenilil
enterotoksin intrasel cAMP,
usus siklase
cGMP atau Ca++
Menyebabkan
Perubahan Forforilasi Mengaktifkan
Cl- di kripta
saluran ion membran protein protein kinase
keluar
Natrium akan
Peningkatan masuk ke dalam
pompa Natrium lumen usus
bersama Cl-
Sumber : Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid I . Jakata: IDAI
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual muntah Sering Jarang sering + - sering
Sumber : Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid I . Jakata: IDAI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang kadang – kadang diperlukan
pada diare akut:
Tinja:
Pemeriksaan Makroskopik dan Mirkoskopik
Sumber : Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid I . Jakata: IDAI
Lima Pilar Penanganan Diare
REHIDRASI DENGAN
MENGGUNAKAN ORALIT BARU
Berikan segera bila anak diare, untuk mencegah dan
mengatasi dehidrasi.
Satu bungkus oralit dimasukkan
ke dalam satu gelas air matang
(200cc)
Sumber:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima Langkah
Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid I . Jakata:
IDAI
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima
Langkah Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima
Langkah Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima
Langkah Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima
Langkah Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima
Langkah Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima
Langkah Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
ZINC SELAMA 10 HARI
Dosis Zinc untuk anak – anak:
Anak di bawah umur 6 bulan: 10mg (1/2 tablet) per hari
Anak di atas umur 6 bulan: 20mg (1 tablet) per hari
Sumber:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima Langkah
Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid I . Jakata:
IDAI
ANTIBIOTIK SELEKTIF
Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi misalnya
diare berdarah atau kolera.
Pemberian antibiotik yang tidak rasional justru akan
memperpanjang lamanya diare karena akan mengganggu
keseimbangan flora usus dan Clostridium difficile yang
akan tumbuh dan menyebabkan diare sulit disembuhkan.
Pada penelitian multipel ditemukan, bahwa telah terjadi
peningkatan resistensi terhadap antibiotik yang sering
dipakai seperti ampisilin, tetrasiklin, kloramfenikol, dan
trimetoprim sulfametoksazole dalam 15 tahun ini.
Sumber:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima Langkah
Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid I . Jakata:
IDAI
Penyebab Antibiotik Pilihan Alternatif
Kolera Tetracycline Erythromycin
12,5 mg/kgBB 12,5 mg/kgBB
4 x sehari selama 3 hari 4 x sehari selama 3 hari
Shigella dysentry Ciprofloxacin Pivmecillinam
15 mg/kgBB 2omg.kgBB
2x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 5 hari
Caftriaxone
50 – 100mg/ kgBB
1x sehari IM selama 2-5
hari
Amoebiasis Metronidazole
10 mg/kgBB
3xsehari sealam 5 hari (10
hari pada kasus berat)
Giardiasis Metronidazole
5mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari
Sumber:
Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid I . Jakata:
IDAI
NASIHAT KEPADA ORANG TUA
Kembali segera jika :
Demam
Tinja berdarah
Makan atau minum sedikit
Diare makin sering
Belum membaik dalam 3 hari.
Sumber:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima Langkah
Tuntaskan Diare. Departermen Kesehatan RI.
Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid I . Jakata:
IDAI
KOMPLIKASI
SYOK HIPOVOLEMIK
Syok hipovolemik merupakan syok yang paling sering dijumpai pada
anak, terjadi akibat kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.
Sumber : Pudjiadi AH, Latief A, Budiwardhana N. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. 2011.Ikatan Dokter Anak Indonesia.
SYOK HIPOVOLEMIK
Untuk mencegah komplikasi lanjut berupa kerusakan
organ, tatalaksana syok harus dilakukan dengan cepat.
Dalam 1 jam pertama harus dicapai:
CRT < 2 detik
Denyut nadi normal tanpa perbedaan kualitas nadi
perifer dan sentral
Produksi urin lebih dari 1 ml/kgBB/jam
Kesadaran normal
Tekanan darah normal sesuai usia
Saturasi oksigen lebih dari 95%
Sumber : Pudjiadi AH, Latief A, Budiwardhana N. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. 2011.Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Pemberian cairan kristaloid 10 – 20ml/kgBB secara
bolus dalam 10 – 30 menit dapat dilakukan sambil
menilai respons tubuh.
Sumber:
Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid I . Jakata:
IDAI
PENCEGAHAN DIARE
Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare
Kuman – kuman patogen penyebab diare umumnya disebarkan
secara fekal – oral. Pemutusan penyebaran kuman penyebab
diare perlu difokuskan pada cara penyebaran ini.
Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi:
Pemberian ASI yang benar
Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan
pendamping ASI
Penggunaan air bersih yang cukup
Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun
sehabis BAB dan sebelum makan
Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh
anggota keluarga
Membuang tinja bayi yang benar
Sumber:
Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid I . Jakata:
IDAI
PENCEGAHAN DIARE
Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu (host)
Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 th
Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping
ASI dan memberi makan dalam jumlah yang
cukup untuk memperbaiki status gizi anak
Imunisasi lengkap
Sumber:
Juffrie M, Soeparto P, Ranuh R, Sayoeti Y, Sudigbua I, Ismail R, et al. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid I . Jakata:
IDAI
ANALISIS KASUS
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sebanyak > 6 kali/hari sejak 12
jam SMRS.
BAB :
kuning kehijauan
air (+) lendir (-), darah (-) ampas sedikit
bau busuk (-), bau asam (-).
Demam disangkal
Riwayat kejang sebelumnya tidak ada.
Pasien menjadi lebih haus dan sering minum.
Pasien mendapatkan keluhan setelah makan ikan tongkol
Pasien tidak mengalami muntah.
Status Generalis dan Lokalis
Hidung : Deviasi septum -/-, mukosa hiperemis -/-, sekret -/-, nafas
cuping hidung (-)
Mulut : mukosa bibir kering, sianosis (-), lidah agak kering,
tonsil T1 / T1, faring hiperemis (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar
Extremitas : Akral hangat, perfusi perifer baik, CRT ≤2
detik, sianosis (-)
Kulit : Turgor kulit kembali cepat
Genitalia eksterna : penis normal, fimosis (-), testis berada
dalam skrotum