Anda di halaman 1dari 20

ABSES SUBMANDIBULA SINISTRA

NAMA : FATMAWATI
NIM : 2017-84-003

KONSULEN :

dr. Achmad Tuahuns, Sp.B.,FINACS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU BEDAH RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PATTIMURA


1
AMBON

2019
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. MJI
 Umur : 74 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Kristen Protestan
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Benteng
 Masuk Rumah Sakit : 27 Agustus 2019
 Pengantar : Tenaga Kesehatan RS. GPM
 No. RM : 04.06.57
ANAMNESIS (Autoanamnesis/Alloanamnesis)

Keluhan Utama: Nyeri dan Bengkak pada telinga kiri bagian bawah
Anamnesis:
Keluhan dirasakan sejak ±3 hari yang lalu SMRS, nyerinya terus menerus, dan disertai
rasa panas, awalnya terasa gatal dan lama- kelaman timbul bengkak dan disertai rasa
nyeri. Ketika nyeri timbul pasien langsung menangis, dan ketika terlalu banyak bergerak
pasien langsung muntah, disertai rasa pusing, dan pasien merasa sulit untuk berbicara
karena kesulitan membuka mulut, namun air ludah pasien ada. Pasien juga
mengeluhkan gigi rahang belakang bagian bawah berlubang dan kadang merasakan nyeri
pada gigi yang berlubang. Pasien juga mengeluh kadang di rumah, pasien demam,
namun lama-kelaman demamnya turun. Sesak (-), batuk (-), mual (-), muntah (-),
Makan-minum seperti biasa, BAK-BAB lancar. Pasien juga mengatakan baru pertama kali
mengalami keluhan seperti ini.
 Riwayat Penyakit Dahulu: Satu tahun lalu pasien pernah sakit dada dan di rawat di
rumah sakit dengan tumor di bagian paru-paru.
  Riwayat Penyakit Keluarga : Keluhan serupa pada keluarga (-), Tumor (-)
  Riwayat Sosial: Pasien setiap harinya memakan makanan seperti biasa.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : sakit sedang, gizi lebih


 Kesadaran : Compos mentis
 VAS :7

Tanda-tanda Vital
 Tekanan darah : 140/80 mmHg
 Nadi : 86 kali/menit, teraba kuat
 Pernapasan : 20 kali/menit
 Suhu : 37,5 ° C
  
 Kepala : Normocephal

 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


edema palpebral (-/-), perdarahan subconjungtiva
(-/-)

 THT : otorhea (-/-), rhinorea (-/-)

 Mulut : trismus 2cm, tremor (-/-), air ludah (+)


STATUS LOKALIS
Leher (status lokalis)

 Regio : Mandibular sinistra

 I = Tampak benjolan di telinga kiri bagian bawah, kulit


kemerahan

 P : Benjolan teraba keras berukuran + 8 x 10cm, teraba


hangat (+),tidak mobile (tidak mudah digerakkan), nyeri
tekan (+), dan tampak adanya Fluktuasi (+), berbatas tegas.
Status Lokalis
THORAX

Pulmo :

 I = pergerakan dinding dada simetris, retraksi ICS (-), jejas (-)

 P = krepitasi (-), nyeri tekan (-)

 P = sonor pada seluruh lapangan paru

 A = suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-)

COR : BJ I/II regular, gallop (-), murmur (-)


Abdomen

 I = cekung, dinding perut tidak sejajar dengan dinding dada

 A = Bising usus normal 5-8 x/mnt

 P = Timpani.

 P = Supel, nyeri tekan (-) di 4 kuadran abdomen, defence


muscular (-)

Ekstremitas

 Superior = Akral hangat, edema (-/-), jejas (-/-)

 Inferior = Akral hangat, edema (-/-), jejas (-/-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pem. Darah Hasil Nilai


Rutin Normal
Leukosit 22,4 3,5 – 10,0

Hemoglobin 10,9 11,0 – 16,5


Pemeriksaan CT-Scan Thorax irisan
axial tanpa kontras di RSUD dr. M
Haulussy Ambon
Kesan: Terdapat gambaran soft tissue massa pada sisi
superior mediastinum, lobulated, meluas ke inferior,
berbatas tegas ukuran +7,5x3,5

Obtuse angle, berbatas tegas

Terdapat kalsifikasi pada dinding Aorta Thoracalis Paos


Ascendens, Arcus Aorta Dan Aorta Desendens

Kesimpulan : massa disisi superior mediastinum yang


meluas ke inferior
RESUME

  Perempuan 74 tahun datang dengan keluhan Nyeri dan Bengkak pada telinga
kiri bagian bawah yang dirasakan sejak ±3 hari yang lalu SMRS, nyerinya terus
menerus, dan disertai rasa panas, awalnya terasa gatal dan lama- kelaman
timbul bengkak dan disertai rasa nyeri. Ketika nyeri timbul pasien langsung
menangis, dan ketika terlalu banyak bergerak pasien langsung muntah, disertai
rasa pusing, dan pasien merasa sulit untuk berbicara karena kesulitan
membuka mulut, namun air ludah pasien ada. Pasien juga mengeluhkan gigi
rahang belakang bagian bawah berlubang dan kadang merasakan nyeri pada
gigi yang berlubang. Pasien juga mengeluh kadang di rumah, pasien demam,
namun lama-kelaman demamnya turun.
 Pada pemeriksaan fisik di temukan pada region mandibular sinistra tampak
benjolan di telinga bawah bagian kiri, berwarna kemerahan di kulit sekitar,
Benjolan teraba keras berukuran + 8 x 10cm, teraba hangat (+),tidak mobile
(tidak mudah digerakkan), nyeri tekan (+), dan tampak adanya Fluktuasi (+),
berbatas tegas. Pada pemeriksaan labolatorium darah rutin didapatkan
penurunan kadar hemoglobin 10,9gr/dl, peningkatan leukosit 22,4.mm 3.
Nexth
 pada pemeriksaan Pemeriksaan CT-Scan Thorax irisan axial tanpa
kontras Terdapat gambaran soft tissue massa pada sisi superior
mediastinum, lobulated, meluas ke inferior, berbatas tegas ukuran
+7,5x3,5 Obtuse angle, berbatas tegas Terdapat kalsifikasi pada
dinding Aorta Thoracalis Paos Ascendens, Arcus Aorta Dan Aorta
Desendens, dengan kesimpulan massa disisi superior mediastinum
yang meluas ke inferior.
 Pasien didignosis dengan Abses Submandibular Sinistra + Tumor
Mediastinum Susp Keganasan dan telah diberikan terapi yaitu IFVD
NaCL 0,9% 20 tpm, Injek ketorolaks 3x1 amp/IV, Injek ceftriaxone
2x1 amp/IV, Injek ranitidine 2x1 amp/IV dengan prognosis pada
pasien ini adalah dubia ad malam
DIAGNOSIS

 Abses Submandibular Sinistra + Tumor Mediastinum Susp


Keganasan

PENATALAKSANAAN

 Konsul dokter spesialis bedah

 Pro insisi abses + debridement

 Edukasi pasien
LAPORAN OPERASI Debridement (03-08-2019)

Jalannya operasi
 Posisi berbaring terlentang
 Desinfeksi lapangan operasi dan perkecil lapangan
operasi dengan doek steril
 Insisi dalam tumor
 Terdapat pus berwarna putih kekuningan sekitar 200cc
 Kuretase
 Cuci dengan H2O2 + betadin
 Cuci dengan NaCL 0,9% sampai bersih
 Tutup pake kassa rol yang sudah di basahi dengan NaCL
0,9%
 Operasi selesai.
KASUS TEORI

Keluhan utama : Nyeri dan Bengkak pada Abses submandibular  terbentuknya abses pada
telinga kiri bagian bawah
ruang potensial di regio submandibular yang
Anamnesis : pasien datang dengan keluhan disertai dengan rasa nyeri tenggorok, demam dan
Nyeri dan Bengkak pada telinga kiri bagian
bawah sejak ±3 hari yang lalu SMRS, nyerinya terbatasnya gerakan membuka mulut. akibat
terus menerus, dan disertai rasa panas, penjalaran infeksi dari berbagai sumber, seperti
awalnya terasa gatal dan lama- kelaman
timbul bengkak dan disertai rasa nyeri. Ketika gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga
nyeri timbul pasien langsung menangis, dan tengah dan leher.
ketika terlalu banyak bergerak pasien
langsung muntah, disertai rasa pusing, dan
Penyebab abses submandibula ini dibagi menjadi
pasien merasa sulit untuk berbicara karena
kesulitan membuka mulut, namun air ludah golongan bakteri Aerob (Alfa Streptokokus
pasien ada. Pasien juga mengeluhkan gigi
hemolitikus, Stafilokokus, Bakteroides),Anaerob
rahang belakang bagian bawah berlubang dan
kadang merasakan nyeri pada gigi yang (Peptostreptokokus, Peptokoki , Fusobakterium
berlubang. Pasien juga mengeluh kadang di
nukleatum).1,2
rumah, pasien demam, namun lama-kelaman
demamnya turun.
KASUS TEORI

Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital pada abses biasanya normal,


 Keadaan umum : sakit sedang, gizi lebih untuk diagnosis suatu abses leher dalam
 Kesadaran : Compos mentis kadang-kadang sulit ditegakkan bila hanya
 VAS :7 berdasarkan peanamnesis dan pemeriksaan
Tanda-tanda Vital
fisik saja. Ditemukan pembengkakan dibawah
 Tekanan darah : 140/80 mmHg
rahang baik unilateral maupun bilateral dan
 Nadi : 86 kali/menit, teraba kuat
berfluktuasi. Karena itu diperlukan studi
 Pernapasan : 20 kali/menit
radiografi untuk membantu menegakkan
 Suhu : 37,5 °C
diagnosis, menyingkirkan kemungkinan
(Leher (status lokalis)
penyakit lainnya dan perluasan penyakit.

Regio : mandibular sinistra

I = Tampak benjolan di telinga kiri bagian bawah, kulit


kemerahan

P : Benjolan teraba keras berukuran + 8 x 10cm, teraba


hangat (+),tidak mobile (tidak mudah digerakkan), nyeri
tekan (+), dan tampak adanya Fluktuasi (+), berbatas tegas.
KASUS TEORI

Darah rutin  Abses Submandibular


 Hemoglobin : 10,9 gr/dl  Laboratorium: Pada pemeriksaan darah
 Hematokrit : 31,9% rutin, didapatkan leukositosis. Aspirasi
 Trombosit : 364 mm3 material yang purulen dibiakkan guna uji
 Leukosit :22.4mm3 resistensi antibiotik.
KASUS TEORI
Antibiotik (parenteral)
 IFVD NaCL 0,9% 20 tpm
 Antibiotik kombinasi adalah pilihan terbaik karena
 Injek ketorolaks 3x1 amp/IV mikroorganisme penyebabnya adalah campuran. Secara empiris
kombinasi ceftriaxone dengan metronidazole masih cukup baik
 Injek ceftriaxone 2x1 amp/IV
Insisi dan drainase.
 Injek ranitidine 2x1 amp/IV
 Hal ini dapat dilakukan baik secara intraoral maupun ekstraoral
 Paracetamol drip 3x1g/IV tergantung pada lokasi infeksi. Aspirasi pus sebelum insisi
 Insisi abses + debridement memungkinkan metode pengambilan sampel lebih akurat karena
mengurangi kontaminasi dan membantu melindungi dari bakteri
anaerob. Pembengkakan yang berfluktuasi menunjukkan adanya
pus dan didefinisikan sebagai transmisi fluida dengan
menggunakan palpasi bidigital.1
 Analgesik
 Analgesik menghilangkan rasa sakit sementara sampai faktor
penyebab infeksi terkendali. Pilihan analgesik harus didasarkan
pada kesesuaian pasien. Parasetamol, ibu profen dan aspirin
cukup untuk sebagian besar nyeri ringan akibat infeksi gigi.
 TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai