Anda di halaman 1dari 8

Hukum Malapraktik

D
I
S
U
S
U
N

Dr. Rizkan Zulyadi Amri, SH, MH


I. Pengertian Hukum Malapraktik
Malapraktik dapat diartikan melakukan tindakan atau
praktik yang salah atau yang menyimpang dari
ketentuan atau prosedur yang baku (benar)
Dalam bidang kesehatan, malapraktik adalah
penyimpangan penanganan kasus atau masalah
kesehatan (termasuk penyakit) oleh petugas
kesehatan sehingga menyebabkan dampak buruk bagi
penderita atau pasien
Malapraktik yang sering dilakukan oleh petugas
kesehatan (dokter dan dokter gigi) secara umum
diketahui terjadi karena hal-hal, sebagai berikut:
a. Dokter atau dokter gigi kurang menguasai praktik
kedokteran yang sudah berlaku umum di
kalangan profesional kedokteran atau kedokteran
gigi
b. Memberikan pelayanan kedokteran atau
kedokteran gigi di bawah standar profesi
c. Melakukan kelalaian yang berat atau memberikan
pelayanan dengan tidak baik hati
d. Melakukan tindakan medis yang bertentangan
dengan hukum
Secara materiil, suatu tindakan medis tidak
bertentangan dengan hukum apabila dipenuhi ketiga
syarat berikut:
1. Mempunyai indikasi medis ke arah suatu tujuan
perawatan yang konkret
2. Dilakukan menurut ketentuan yang berlaku di dalam
ilmu kedokteran
3. Telah mendapat persetujuan pasien
Jika kita merinci aspek hukum dari malapraktik, maka
pedoman yang harus diperhatikan adanya:
1. Penyimpangan dari standar profesi medis
2. Kesalahan yang dilakukan dokter, baik berupa
kesengajaan ataupun kelalaian
3. Akibat yang terjadi disebabkan oleh tindakan
medis yang menimbulkan kerugian baik materiil,
nonmateriil atau fisik (luka atau
kematian)/mental
Istilah kesalahan yang berasal dari kata schuld secara
yuridis dapat dibedakan dalam dua pengertian.
Pertama:
pemakaian dalam arti menerangkan keadaan psikis
seseorang yang melakukan perbuatan yang
sedemikian rupa sehingga perbuatan itu dapat di
pertanggungjawabkan kepadanya, jadi disini
kesalahan dilihat dari sudut etis-sosial
Kedua:
Pemakaian dalam arti yuridis, yaitu bentuk-bentuk
kesalahan yang terdiri dari kesengajaan (dolus) dan
kealpaan (culpa)
Kesalahan mempunyai unsur-unsur , sebagai berikut:
1. Kemampuan bertanggung jawab dari orang yang
melakukan perbuatan
2. Hubungan batin tertentu dari orang yang melakukan
perbuatan yang berbentuk kesengajaan atau
kealpaan
3. Tidak adanya alasan pemaaf
Van Harmel dan Simon mengatakan bahwa, kelalaian
atau culpa mengandung dua syarat yaitu:
1. Tidak mengatakan penduga-duga, sebagaimana
diharuskan oleh hukum
2. Tidak mengadakan penghati-hati, sebagaimana
diharuskan oleh hukum

Anda mungkin juga menyukai