Anda di halaman 1dari 36

SEPSIS DAN SYOK

SEPTIK
C
Definisi

• Sepsis dan syok septic merupakan salah satu


penyebab mortalitas dan morbiditas yang tinggi
di rumah sakit
• Definisi sepsis
Disfungsi organ yang mengancam kehidupan
(life-treathening organ disfunction) yang
disebabkan oleh disregulasi imun terhadap infeksi
Epidemiologi

• Lebih tinggi pada Komorbiditas sepsis


kelompok neonatus dan berat
bayi <1 tahun
dibandingkan dengan • Keganasan
usia >1-18 tahun • Transplantasi
• Etiologi sepsis berat • Penyakit
• Infeksi saluran nafas respirasi kronis
• Bakteremia
• Infeksi saluran kemih • Defek jantung
bawaan
Epidemiologi

• Di Unit Perawatan Usia rerata penderita


Intensif anak RSCM, sepsis berat 3,0
sejumlah 19,3% dari tahun, infeksi
502 pasien anak yang terbanyak terdapat
dirawat mengalami pada sistem respirasi
sepsis dengan angka 40% dan 67% kasus
mortalitas 54% mengalami disfungsi
multi organ
Faktor Risiko Sepsis

• Usia sangat muda


• Kelemahan sistem imun
• Pasien keganasan
• Diabetes mellitus
• Trauma
• Luka bakar mayor
Diagnosis
• Secara klinis Infeksi
• Demam
• Hipotermia
• Adanya fokus infeksi
• Secara laboratoris • Pemeriksaan apus
• Penanda infeksi: pemeriksaan Gram
darah tepi (leukosit, trombosit,
• Hasil kultur (biakan)
rasio netrofil:limfosit, shift to the
left) • Polymerase chain
• Pemeriksaan morfologi darah reaction (PCR)
tepi (Granula toksik, Dohle
body dan vakuola dalam
sitoplasma)
• C-reactive protein
• Prokalsitonin
Respon inflamasi

Demam
• Suhu inti >38,5O C atau suhu aksila >37,9O C
atau hipotermia (suhu inti <36O C)
Takikardia
• Rerata denyut jantung di atas
normal
Respon inflamasi

Bradikardia
• Pada anak <1 tahun
Takipnea
• Rerata frekuensi nafas di atas
normal
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
C
TATALAKSANA
C
Pernapasan

Cairan
resusitasi

Inotropik
dan obat
vasoaktif

Target
resusitasi

Eradikasi
infeksi
Pernapasan
• Tatalaksana pernapasan meliputi: pembebasan jalan napas
(non-invasif dan invasif) dan pemberian suplemen oksigen.
• Oksigen harus dititrasi sesuai dengan pulse oximetry dengan
tujuan kebutuhan saturasi oksigen >92%.
• Pipa endotrakeal dengan balon (cuff) direkomendasikan
pada pasien sindrom distress pernapasan akut (pediatric
acute respiratory distress syndrome, PARDS)
Cairan Resusitasi
• Bolus kristaloid sebanyak 20 hingga 60 mL/kg dalam 10 menit
sambil mengevaluasi ada tidaknya kelebihan cairan (fluid
overload)
• Pemeriksaan gula darah harus rutin dikerjakan dan jika
terdapat hipoglikemia harus segera dikoreksi.

Neonatus: bolus 10 ml/kg hingga 60 ml/kg dalam jam Pertama


Bayi dan anak: bolus 20 ml/kg
Inotropik dan Obat Vasoaktif
• Anak dengan penurunan curah jantung dan peningkatan
resistensi vaskular sistemik dapat bermanifestasi dengan akral
dingin, penurunan produksi urine dan tekanan darah yang
normal setelah resusitasi cairan  gunakan Dobutamin
Inotropik dan Obat Vasoaktif
• Jika SVR dan CO masih rendah  tambahkan vasodilator
• Jika CO belum cukup namun TD normal berikan epinefrin,
vasodilator, dan inhibitor fosfodiesterase
• Bila hipotensi terjadi, berikan epinefrin dan penambahan
volume (jika perlu)
Inotropik dan Obat Vasoaktif

• Resistensi vaskuler sistemik yang rendah ditandai


dengan akral yang hangat, tidak terdapat sianosis
perifer, dan waktu isian kapiler yang pendek.
• Jika kondisi ini terjadi setelah resusitasi cairan yang
adekuat maka epinefrin merupakan pilihan utama.
• Pada kasus yang resisten nor-epinephrine, dilaporkan
juga penggunaan vasopressin.
Inotropik dan Obat Vasoaktif
Insufisiensi adrenal
• Tanda: tidak responsive terhadap pemberian katekolamin
• Harus diberikan hidrokortison sebanyak 2 mg/kg bolus
dilanjutkan dengan 2 mg/kg kontinu dalam 24 jam.
Eradikasi Infeksi - Antibiotika
• Sesuai dengan etiologi infeksi, diagnosis kerja, usia dan
predisposisi penyakit
• Apabila penyebab belum jelas, antibiotik diberikan dalam 1
jam pertama sejak diduga sepsis
• Upaya awal terapi sepsis: antibiotika tunggal berspektrum luas
• Setelah diketahui: antibiotika definitive diberikan sesuai
dengan pola kepekaan kuman
Antibiotik Empiris
Eradikasi Infeksi - Anti-jamur
• Predisposisi infeksi jamur sistemik (skor Kandida ≥3 dan kadar
prokalsitonin > 1,3 ng/Ml memerlukan terapi anti-jamur
• Bila tidak ada data, diberikan lini pertama yaitu amphotericin
B atau flukonazol, sedangkan lini kedua adalah mycafungin
• Antijamur diberikan pada pasien yang dirawat di ruang
intensif
Transfusi
darah

Transfusi Transfusi
Transfusi
packed red konsentrat
plasma
cell trombosit
Tatalaksana Tambahan
• Kortikosteroid
Hidrokortison suksinat 50 mg/m2 /hari diindikasikan untuk pasien syok
refrakter katekolamin atau terdapat tanda-tanda insufisiensi adrenal.
• Kontrol glikemik
Gula darah dipertahankan 50-180 mg/dL. Bila gula darah >180
mg/dL, glucose infusion rate (GIR) diturunkan sampai 5 mg/kg/menit.
Bila gula darah >180 mg/dL, dengan GIR 5 mg/kg/menit, GIR
dipertahankan dan titrasi rapid acting insulin 0,05-0,1 IU/kg.
Tatalaksana Tambahan
• Nutrisi
Nutrisi diberikan setelah respirasi dan hemodinamik stabil, diutamakan
secara enteral dengan kebutuhan fase akut 57 kCal/kg/hari dan
protein 60% dari total kebutuhan protein (0-2 tahun: 2-3 g/kg/hari; 2-3
tahun: 1,5-2 g/ kg/hari; 3-18 tahun: 1,5 g/kg/hari).
• Menghilangkan sumber infeksi
Melakukan debridemen, mengeluarkan abses dan pus, membuka alat
dan kateter yang berada dalam tubuh merupakan bagian dari
eradikasi sumber infeksi.
Daftar Pustaka
• IDAI. Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Sepsis pada Anak. Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2016: 1-42.
• Pudjiadi A. Syok septik pediatrik. Tatalaksana Berbagai Keadaan
Gawat Darurat pada Anak. FKUI Departemen IKA, 2013: 11-20.
• Escavo. Pediatric Shock Septic.

Anda mungkin juga menyukai