Anda di halaman 1dari 24

Kebutuhan Dasar Manusia

(KDM I)

Kebutuhan Eliminasi
By: Ns. Sri Rahmi Putri, S.Kep
Konsep dasar
 Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-
sisa metabolisme tubuh, yang dapat melalui
urine atau bowel (Tarwoto, 2006)
 Eliminasi Urine
 Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran
cairan. Proses pengeluaran ini sangat
tergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi
urine
Anatomi dan fisiologi
A. Ginjal
Fungsi utama ginjal :
 Mengeluarkan sisa nitrogen, toksin, dan obat-obatan

 Mengatur jumlah zat-zat kimia dalam tubuh


 Mempertahankan keseimbangan antara air dan garam-
garam serta asam basa.
 Menghasilkan renin, enzim untuk membantu
pengaturan tekanan darah.
 Menghasilkan hormon eritropoitin yang menstimulasi
pembentukan sel-sel darah merah di sum-sum tulang.
 Membantu dalam pembentukan vitamin D.
 Ureter; penghubung ginjal dengan kandung
kemih.
panjang ureter pria orang dewasa kurang lebih
26-30 cm.
 Bladder (kandung kemih); menampung urine
Kapasitas kandung kemih ±300-400 ml
 Uretra : Saluran pembuangan urine ke luar
tubuh.
Mempunyai spinter eksterna yang dikontrol oleh
kesadaran kita.
 Pola Eliminasi Urine Normal
Pola eliminasi sangat tergantung pada individu,
biasanya miksi setelah bekerja, makan atau bangun
tidur. Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali.
 Karakteristik urine normal
Warna kuning terang (dapat dipengaruhi oleh intake,
obat dll)
Aroma khas amonia (hasil pemecahan urea oleh
bakteri)
 Jumlah ± 1200-1500 ml/haritergantung intake,
usia, status kesehatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
eliminasi urine
 Pertumbuhan dan perkembangan
 Sosiokultural
 Psikologis
 Kebiasaan seseorang
 Tonus otot
 Intake cairan dan makanan
 Kondisi penyakit
 Pembedahan
 Pengobatan
 Pemeriksaan diagnostik
Masalah-masalah eliminasi urine
 Retensi urine; penumpukan urine
dalam bladder/ketidakmampuan
bladder untuk mengosongkan
kandung kemih.

 Inkontinensia urine;
ketidakmampuan otot spingter
eksternal sementara atau menetap
untuk mengontrol ekskresi urine.
- Stress inkontinensia;
peningkatan tekanan intra
abdomen spt batuk/tertawa
- Urge inkontinensia; terjadi saat klien
terdesak ingin berkemih, biasanya akibat
infeksi saluran kemih bagian bawah atau
spasme bladder.

 Enuresis; ketidaksanggupan menahan kemih


(mengompol)pada anak-anak atau orang
jompo.
Perubahan pola
berkemih
 Frekuensi
 Urgensi
 Dysuria (nyeri saat berkemih)
 Polyuria (diuresis); produksi urine melebihi normal
 Urinary Supresion; ginjal tidak memproduksi urine
secara tiba-tiba. Anuriaurine <100ml/24jam.
Olyguria urine berkisar 100-500ml/24jam
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD);
Pola berkemih sebelumnya, faktor yang
mempengaruhi berkemih, kebiasaan
minum di rumah, karakteristik urine
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Gejala perubahan berkemih yang
dialami sekarang
3. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
Masalah berkemih yang pernah dialami
anggota keluarga
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan head to
toe
 Fokus pada sistem eliminasi
 Abdomendistensi bladder, pembesaran ginjal,
nyeri tekan,
 Genitalia wanitainflamasi, nodul, lesi, sekret
 Genitalia laki-lakikebersihan, lesi,
pembesaran skrotum
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan urine (urinalisa)
 Warna (N:jernih kekuningan)
 Penampilan (N:jernih)
 Bau (N:beraroma)
 pH (N:4,5-8,0)
 Berat jenis (N:1,005-1,030)
 Glukosa (N:negatif)
 Keton (N:negatif)
b. Kultur urine (N:kuman patogen negatif)
B. Diagnosa Keperawatan
 Memiliki unsur PES (problem/masalah,
etiologi/penyebab, simptomp/tanda dan gejala)
 Gangguan pola eliminasi urine: inkontinensia b.d
>Gangguan neoromuskuler
>Spasme bladder
>Trauma pelvic
>Infeksi saluran kemih
>Trauma medula spinalis
Kemungkinan data yang ditemukan
a. Data subjektif (keluhan klien)
 Klien mengatakan susah untuk manahan BAK
apalagi saat batuk atau tertawa
 Klien mengatakan malas minum karena takut
tidak bisa menahan BAK
b. Data objektif
 Klien terlihat sering ke toilet
 Klien terlihat jarang minum
 Klien terlihat tergesa-gesa ke toilet
 Tujuan (mengacu pada problem): pola eliminasi
urine kembali normal
 Kriteria hasil
Klien dapat mengontrol pengeluaran urine setiap
4 jam
Frekuensi berkemih normal
Klien berkemih dalam keadaan rileks
C. Intervensi (rencana tindakan keperawatan)
Rasional
Intervensi
 Menentukan masalah
 Monitor keadaan bladder setiap
2 jam
 Kaji kebiasaan berkemih klien  Melihat perubahan pola yang
sebelumnya terjadi
 Hitung intake dan output  Memonitor keseimbangan
cairandalam 24 jam cairan
 Kurangi minum setelah jam 6  Menghindari nokturia
malam
 Lakukan urinalisa  Menentukan faktor lain yg
mungkin menjadi faktor
pencetus masalah
 Meningkatkan kekuatan otot
 Lakukan latihan otot panggul panggul
 Lakukan relaksasi ketika duduk  Relaksasi fikiran dapat
berkemih meningkatkan kemampuan
berkemih
 Implementasimemilih tindakan yang dapat
mungkin dilaksanakan berdasarkan intervensi
yang telah disusun.

 EvaluasiSOAP (Subjektif, Objektif, Analisis,


Planning/rencana)
Eliminasi bowel
 Anatomi fisiologi
Saluran gastrointestinal bagian atas
a. Makanan dicerna scr mekanik dan kimiawi di
mulut dan lambung dengan bantuan enzim,
asam lambung.
b. Saluran gastrointestinal bagian bawah; terdiri
atas usus halus(panjang±6m diameter 2,5cm)
dan usus besar(panjang ±1,5m dan diameter
6cm)
Proses Defekasi
 Defekasiproses pembuangan atau pengeluaran sisa
metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari
saluran pencernaan melalui anus.
 Refleks proses defekasi
a. Refleks defekasi intrinsikfeses masuk ke
rektumdistensi rektumrangsangan fleksus
mesenterikusgerakan peristaltikanusspinter
interna relaksasidefekasi
b. Refleks defekasi parasimpatisfeses masuk
rektummerangsang saraf rektummedula
spinaliskolon desenden,sigmoid,rektumperistaltik
yang intensifrelaksasi spinter internadefekasi
Dorongan feses dipengaruhi oleh
 Kontraksi otot abdomen, tekanan diafragma

 Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi


jongkok
 Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan N:7-
10lt/24jam
 Gas yang terbanyak; CO2,metana, H2S,O2, dan nitrogen.

 Kandungan feses: 75% air, 25% materi padat

 Karakteristik feses: warna kuning kecoklatan pengaruh

sterkobilin, aktivitas bakteri, bau khas pengaruh


mikroorganisme, konsistensi lembek tapi berbentuk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses defekasi

 Usia  Prosedur
 Diet diagnostik
 Intake cairan  Penyakit
 Aktivitas  Anestesi dan
 Fisiologis pembedahan
 Pengobatan  Nyeri
 Gaya hidup  Kerusakan
sensorik dan
motorik
Masalah-masalah umum
pada eliminasi bowel
 Konstipasi
 Fecal imfaction
 Diare
 Inkontinensia alvi
 Kembung
 Hemorroid
Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
 Diagnosa
 Intervensi dan rasional
 Implementasi
 Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai