Anda di halaman 1dari 36

KEMASAN

Oleh :
Siti Hanggita R.
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
Universitas Sriwijaya
Definition: The Packaging refers to all those
activities related to designing, evaluating and
producing the container for a product. Simply,
the box-like container, wherein the product is
stored to protect it from any physical damage
and at the same time attracting the customer
through its appeal is called as packaging.
Unsur Perusak
• Alam

• Mikroba

• Binatang

• Gaya mekanis

• Produk itu sendiri


Apa Yang Dilihat Konsumen ????

Kemasan

Bahan/produk
Fasilitas Bahan Baku
Pengolahan

Pengendalian
Proses

Mutu
Produk
Fungsi Kemasan

Sebagai wadah yang sesuai bagi bentuk fisik


dan sifat alamiah produk (spesifik).
Perlindungan dari kerusakan mekanis akibat
proses distribusi (contoh : benturan, debu)
Mencegah terjadinya perubahan kimiawi dan
mikrobiologis (contoh : uap air penyebab
jamur)
Informasi tentang produk (contoh : berat,
Fungsi Kemasan

 Kemudahan penanganan terutama dalam rantai distribusi.

 Media penampilan bagi produk contoh : warna produk.

 Mengkomunikasikan merk dari suatu perusahaan.

 Media promosi contoh : bonus produk tambahan, udian.

 Ekonomis

 Ramah Lingkungan contoh : dapat didaur ulang


Kriteria Bahan Kemasan Produk Pangan

• tidak toksik

• barier terhadap air

• barier terhadap oksigen

• barier terhadap mikroba

• mencegah kehilangan produk

• mudah dibuka atau ditutup

• tidak merusak lingkungan

• memenuhi kebutuhan ukuran, bentuk, dan berat (cocok


dengan produk pangan yang dikemas).
Jenis‐jenis Bahan Kemasan

• Kertas, Karton, Karton Bergelombang /Corrugated :


Kemasan primer & sekunder

• Kemasan Plastik Kaku (Rigid ) :Kemasan primer

• Kemasan Plastik Fleksibel (Multilayer): Kemasan primer

• Logam : Kemasan primer & sekunder

• Gelas Kaca : Kemasan primer

• Karung (Tenun Plastik & Goni) : Kemasan primer &


sekunder

• Kayu : kemasan tersier


KLASIFIKASI KEMASAN

1. Frekuensi pemakaian
a. Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu
kemasan yang langsung dibuang setelah satu
kali pakai. Contohnya bungkus plastik untuk
es, bungkus permen dan kertas, bungkus yang
berasal dari daun-daunan, kaleng hermetis,
karton dus.
b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali
(multi trip), seperti beberapa jenis botol
minuman (limun, bir, minuman ringan), botol
kecap. Wadah-wadah ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi
dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
C. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau
dikembalikan oleh konsumen (semi disposable).
Wadah-wadah tersebut biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen, setelah
dipakai, seperti beberapa jenis botol, wadah dan
kaleng (susu, makanan bayi)
2. Struktur sistim kemas
Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan
kemas di dalam sistim kemasan keseluruhan
dapat dibedakan atas :
a.Kemasan primer, yaitu apabila bahan kemas
langsung mewadahi atau membungkus bahan
pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus
tempe).
b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi
utamanya melindungi kelompok-kelompok
kemasan lainnya, seperti halnya kotak karton
untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk
wadah buah-buahan yang sudah dibungkus,
keranjang tempe dan sebagainya.
c. Kemasan tersier, kuaterner, yaitu apabila masih
diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan
primer, sekunder, dan tersier (untuk kemasan
kuaterner). Umumnya digunakan sebagai
pelindung selama pengangkutan.
3. Sifat kekakuan bahan kemas :

a. Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas


mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau
patah. Bahan kemas pada umumnya tipis,
misalnya : plastik, kertas, foil.
b. Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas
bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan,
patah bila dipaksa dibengkokkan. Relatif
lebih tebal daripada kemasan fleksibel,
misalnya : kayu, gelas dan logam.
c. Kemasan semi kaku atau semi fleksibel,
yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat
antara kemasan fleksibel dan kemasan
kaku, seperti botol plastik (susu, kecap,
saus) dan wadah bahan yang berbentuk
4. Sifat perlindungan terhadap
lingkungan :
a. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas),
yaitu wadah yang secara sempurna
tidak dapat dilalui oleh gas, udara
maupun uap air. Selama masih hermetis
maka wadah tersebut juga tidak dapat
dilalui oleh bakteri, ragi, kapang dan
debu. Wadah-wadah yang biasanya
digunakan untuk pengemasan secara
hermetis adalah kaleng dan botol
gelas, tetapi penutupan atau
penyumbatan yang salah dapat
mengakibatkan wadah tidak lagi
hermetis. Wadah fleksibel tidak selalu
hermetis, karena beberapa diantaranya
dapat ditembus uap air atau gas.
Kemasan hermetis masih bisa memberikan
B. Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang
tidak bersifat transparan (kemasan logam,
kertas, foil). Botol atau wadah gelas dapat
dibuat gelap atau keruh. Kemasan tahan
cahaya sangat cocok untuk bahan pangan
yang mengandung lemak dan vitamin yang
tinggi, serta makanan yang difermentasi
(cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia
dan aktifitas enzim).
c. Kemasan tahan suhu tinggi, jenis wadah ini
digunakan untuk bahan pangan yang
memerlukan proses pemanasan, sterilisasi
atau pasteurisasi. Umumnya wadah logam
dan gelas. Kemasan fleksibel pada
umumnya tidak tahan panas. Perlu
diperhatikan agar perbedaan suhu antara
bagian dalam dan bagian luar khususnya
untuk wadah logam tidak melebihi 45°C.
Tingkat kesiapan pakai :
a. Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya
adalah botol, wadah kaleng dan sebagainya.
b. Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan
yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian,
misalnya kaleng yang keluar dari pabrik dalam bentuk lempengan
(flat) atau silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau
plastik. Keuntungan kemasan siap dirakit adalah penghematan
ruang dalam pengangkutan serta kebebasan dalam menentukan
ukuran.
c. Untuk kemasan sosis dan permen saat ini dapat dijumpai sejenis
kemasan yang disebut edible. Jenis kemasan ini berasal dan pati,
gelatin, kolagen, selulosa dan gum sehingga bisa langsung dimakan
dengan produk yang dibungkusnya.
Aplikasi Kemasan Produk Perikanan

• Produk Breaded
Thermoformed containers polyvinyl chloride (PVC), high impact
polystyrene (HIPS) and HDPE are unaffected by the low
temperature of frozen storage and provide protection to the
contents against desiccation and oxidation during prolonged
storage
• Frozen products
duplex board cartons lined with low density polyethylene
(LDPE), IQF shrimp is packed into plastic film pouches
• Dried fishery products
Baskets improvised with braided coconut or palmirah leaves are
the containers mainly used for packaging this product both for
export and internal distribution. The commonly used packaging
materials for consumer packs of dry fish are LDPE or
polypropylene (PP). A recent development is the use of
polyethylene terephthalate (PET)/LDPE laminate pouches
• Canned fish
Pull-tab polymer-coated tin-free steel cans are presently
manufactured in India and some canneries use them for
both internal and export markets
• Freeze dried products
Paper/ aluminium foil /LDPE laminates or metalised
PET/LDPE laminated pouches are used for freeze dried
products. Thermoformed trays made of HIPS or PVC are
ideal for packing frozen fish curry. Thermally processed
fish curry products are packed in PET/aluminium foil/cast
PP retortable pouches.
• Fish soup powder
PET laminated with LDPE-HDPE co-extruded film or 90-
100 µm LDPE/LLDPE/Nylon/LLDPE/Primacor (where
Primacor = ethylene – acrylic acid co-polymer) multilayer
film which ensures safe storage of the product up to 180
days
• Dry fish pickle

A packaging material which offers safe storage of the product up to


14 months at ambient temperature has been identified as
nylon/Surlyn or LDPE/LLDPE/nylon/LLDPE/Primacor

• Chitin/chitosan

HDPE woven gusseted bag laminated with 100 gauge LDPE liner
Standarisasi Produk
Pangan

Protokol
Pengawasan Penjaminan
Mutu
Produk

Dampak Kronis dari


Kemasan
Peraturan Kemasan Secara Global
• Persyaratan Mutu Kemasan :
1. Jenis bahan kemasan
2. Bahan tambahan kemasan
3. Cemaran
4. Residu
5. Migrasi

• Peraturan di seluruh dunia pada dasarnya menggunakan


prinsip keilmuan yang serupa, akan tetapi wilayah yuridiksi
yang berbeda bias menyebabkan peraturan dengan dalil yang
berbeda

• Contoh : U.S. memperbolehkan bahan tambahan yang tidak


menyebakan masalah kesehatan berdasarkan hasil analisis
dan perhitungan data, akan tetapi E. U. tidak
memperbolehkan sama sekali bahan yang bersifat toksik
walau dalam ambang batas aman
E. U.
Four basic requirements are set to ensure safe food:
1) food contact materials shall not endanger human
health; 2) food contact materials shall not change the
composition of the food in an unacceptable way; 3) food
contact materials shall not change taste, odor, or texture
of the food; 4) food contact materials shall be
manufactured according to good manufacturing practice
(GMP).
Labeling of food contact materials is required to ensure
both safety and protection of consumer interests. The
consumers, food packer, or converter should be informed
on 1) the suitability of the product for food contact (for
this purpose, a symbol presenting glass and fork, can be
used or the words for food contact); 2) the person
responsible for manufacturing or placing on the market of
the product; 3) instructions for the safe use of the product;
4) means of identification of the product for traceability
U. S.
• American law uses the term indirect food additives when referring to these
migrating substances; however, the USFood and Drug Administration (FDA), the
main federal agency responsible for enforcing the laws and regulations dealing
with food and food additives, identifies indirect food additives under the umbrella
term food contact substances (FCS). Food contact substances are defined in the
FDCA as any substance intended for use as a component of materials used in
manufacturing, packing, packaging, transporting, or holding food if such use is not
intended to have any technical effect in such food.

• The FDA requires clearance for food packaging or processing equipment materials
only if those materials meet the definition of a food additive under the FDCA. If a
material fits within the food additive definition, then it will be automatically
considered unsafe unless it is subject to a food additive regulation or has received
premarket authorization from FDA through submission of a Food Contact
Notification
• The FDCA allows companies to determine for
themselves whether a particular substance used in a
food contact material will become a food additive. If a
manufacturer determines that the substance is not
reasonably expected to migrate to food when the food
contact material is used as intended, then the substance
is not a food additive under the food additive definition.
China

• In China, food packaging materials must comply with general


provisions contained in the Food Hygiene Law, food hygiene rules
and regulations, and any relevant hygiene compulsory control
standard (usually with titles of GB). . GB (compulsory) - Article -
Material and substance - Resin - Paper - Rubber - Indirect
additives . GB/T (recommended)

• Hygienic Standards for Adjuvant and Processing Aids in Food


Containers and Packaging Materials (GB 9685-2003). The GB
9685-2003 is practically a food contact additive positive list in
China
• All categories of substances covered under GB 9685-2003 are listed
as follows:

Plasticizer, Stabilizer, Antioxidant, Lubricant, Foaming agents,


Solvents, Antiaging agents, Adhesives, Antioxidants, Impact
modifiers, Fillers, Coupling agents, Colorants, Vulcanization agent,
Vulcanizing accelerators Antifogging agents, Humectant accelerators,
Photoinitiators, Oil-proof agents

General requirements for substances that can be used for food


packaging should follow GB 9685 and related regulations and rules
on packing material.
Peraturan lain yang digunakan untuk pengemasan bahan pangan
adalahperaturan yang dibuat oleh CODEX Alimentarius
Commission (CAC), yaitu suatu badan di bawah naungan Food
and Agricultural Organization (FAO) dan World Health
Organization (WHO) yang bertugas menangani standard bahan
pangan. Standar yang dikeluarkan CAC ini digunakan sebagai
acuan oleh World Trade Organization (WTO) dalam pelaksanaan
persetujuan Sanitary and Phytosanitary Measure (SPS) dan
Technical Barrier to Trade (TBT)
Contoh Regulasi tentang Kemasan Pangan
• UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan disebutkan tentang gizi, sanitasi,

labelling hingga iklan pangan

• UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dinyatakan

bahwa Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagang-kan

barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan

standar yangdipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999


tentang Label Dan Iklan Pangan

• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2014


• PP No. 28 Tahun 2004 tentang Kemanan, Mutu dan

Gizi Pangan diatur tentang bahan kemasan yang

dilarang dan bahan yang diijinkan.

• Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK

00.05.55.6497 tentang Bahan Kemasan Pangan, yang

memuat bahan yang diizinkan dan yang dilarang untuk

digunakan sebagai bahan kemasan pangan.

• Regulasi Internasional terkait negara tujuan

ekspor
LABEL MINIMAL MENURUT UU NO.7 THN
1996 TETANG PANGAN PASAL 30 AYAT 2

a. Nama produk ;

b. Daftar bahan yang digunakan ;

c. Berat bersih atau isi bersih ;

d.Nama dan alamat pihak yangmemproduksi atau


memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia;

e. Keterangan tentang halal ; dan

f. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa


• Nama makanan/nama produk;
• Komposisi/daftar ingredien;
• Komposisi Gizi;
• Berat, isi bersih, netto;
• Nama dan Alamat Pabrik/Importir;
• Nomor Pendaftaran;
• Kode Produksi;
• Tanggal Kadaluarsa;
• Petunjuk atau Cara Penyimpanan;
• Petunjuk atau Cara Pengunaan;
• Standar yang menjadi komitmen perusahaan.
Trend Kemasan
• FLEKSIBLE RETORT POUCH PACKAGING
Kemasan berbasis plastik multi lapis dengan mutu bahan pangan setara
dengan yang disimpan disuhu buku

• BAG-IN-BOX PACKAGING
Sistem pengemasan kantong dalam kotak

• BOIL-IN-BAG-PACKAGING
Sistem pengemasan yang tahan suhu tinggi

• MAP DAN CAP (Gas Flushing), Skin packaging


Sistem pengemasan dengan manipulasi atmosfer di dalam kemasan
Kunci Pemilihan Bahan Kemas
 Pilihlah Bahan Pengemas yang Food Grade
 Sesuaikan jenis bahan pengemas dengan sifat
dari produk yang akan dikemas
 Sesuaikan dimensi kemasan dengan bentuk fisik
kemasan (efektif dan efisien)
 Lengkapi labelling kemasan yang saudara miliki
 Lakukan uji coba setiap priode
 Perbaharui informasi mengenai perkembangan
bahan kemasan
Packaging is silent salesman……….(Direktur
Bisnis Federasi Pengemasan Indonesia)

• Menampilkan produk yang dikemas

• Ergonomi, mudah dibawa dan dibuka isinya

• Menyimpan dan melindungi produk

• Menerangkan isi produk

• Edit value / image daripada produk

Anda mungkin juga menyukai