Anda di halaman 1dari 17

Attention-Deficit Hyperactivity Disorder

(ADHD)

MK. KESULITAN BELA JAR (S2)


What is ADHD ?
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dalam Bahasa
Indonesia disebut Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH).
Mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami
kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku,
dan tidak mendukung rentang perhatian
ADHD bukan merupakan ketidakmampuan belajar, tetapi
dapat dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan
berperilaku, kesulitan sosial, ataupun kesulitan lain yang saling
terkait
Kriteria Diagnostik (DSM V)
1. A. Inattention: 6 (atau lebih) gejala inatensi (di halaman berikut in)i
adalah menetap selama sekurangnya enam bulan sampai tingkat
yang maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan:
B. Hiperaktivitas-Impulsivitas: 6 (atau lebih) gejala hiperaktivitas-
impulsivitas (di halaman berikut ini) telah menetap selama enam
bulan sampai tingkat yang maladaptive dan tidak konsisten dengan
tingkat perkembangan.
2. Beberapa gejala hiperaktivitas-impulsivitas atau inatensi yang
menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 12 tahun
3. Kegagalan yang ditimbulkan oleh gejala-gejala tersebut tampak pada 2
atau lebih tempat (di sekolah atau di tempat bermain dan di rumah)
4. Ada permasalahan yang bermakna secara klinis
pada fungsi sosial, akademik, dan okupasional
5. Gejala-gejala tersebut tidak disebabkan oleh
gangguan yang lain: perkembangan pervasif,
skizofrenia / psikotik dan tidak diakibatkan
gangguan mental lain (misalnya : gangguan cemas,
gangguan kepribadian)
GEJALA INATTENTION :

1. Sering gagal memberikan perhatian terhadap sesuatu yang terperinci


atau melakukan kesalahan yang tidak berhati-hati (sembrono) dalam
tugas sekolah, pekerjaan, atau aktivitas lain.
2. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap
tugas atau kegiatan bermain
3. Sering tampak tidak mendengarkan jika diajak berbicara secara langsung
4. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal daloam menyelesaikan tugas
sekolah, pekerjaan, atau tugas di tempat kerja (bukan karena perilaku
oposisional/melawan atau tidak dapat mengerti instruksi)
5. Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas dan kegiatan
6. Sering menghindari, tidak menyukai, atau enggan untuk terlibat dalam
tugas yang memerlukan usaha mental yang lama (seperti tugas sekolah
atau pekerjaan rumah)
7. Sering kehilangan barang/benda penting yang dibutuhkan untuk
melakukan tugas atau kegiatan (misalnya alat bermain/permainan, tugas
sekolah, pensil, buku, atau alat tulis lain)
8. Sering mudah dialihkan oleh stimulus dari luar
9. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari
GEJALA HIPERAKTIVITAS :
1) Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau menggeliat-geliat di tempat duduk
2) Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain di mana diharapkan
anak tetap duduk
3) Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak tepat
(pada masa remaja atau dewasa terbatas pada perasaan gelisah yang subyektif)
Lanjutan...GEJALA HIPERAKTIVITAS
4) Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam kegiatan
pengisi waktu luang secara tenang
5) Sering “siap-siap pergi” atau bertindak seakan-akan
“dikendalikan oleh motor”
6) Sering berbicara berlebihan
GEJALA IMPULSIVITAS :

1) Sering menjawab tanpa dipikir sebelum pertanyaan selesai


2) Sering sulit menunggu giliran
3) Sering memutus atau mengganggu orang lain (misalnya
memotong pembicaraan atau permainan)
PENGGOLONGAN ADHD
1. AD/HD kombinasi, Sub tipe ini ditegakkan dengan ketentuan ada 6 atau lebih gejala
inattention dan 6 atau lebih gejala hiperaktif-impulsif berlangsung setidaknya 6 bulan
2. AD/HD inattention, sub tipe ini ditegakkan dengan ketentuan ada 6 atau lebih gejala
inattention, tetapi kurang dari 6 gejala hiperaktif-impulsif, telah berlangsung setidaknya 6
bulan
3. AD/HD hiperaktif-impulsif, sub tipe ini ditegakkan dengan ketentuan ada 6 atau lebih gejala
hiperaktif-impulsif, tetapi kurang dari 6 gejala inattention, sedikitnya selama 6 bulan.
4. (Jika tidak memenuhi kriteria disebut AD/HD yang tidak tergolongkan)
FAKTOR PENYEBAB ADHD:

1. Fisik, berubahnya fungsi dan anatomi otak


2. Genetis
3. Ibu yang merokok, penggunaan obat-obatan dan zat
beracun lainnya
4. Anak-anak yang terkena racun lingkungan
FAKTOR RISIKO :
1. Periode kehamilan, disebabkan oleh gangguan metabolik,
genetik, infeksi, intoksikasi, obat-obatan terlarang,
perokok, alkohol dan faktor psikogenik. Penyakit diabetes
dan penyakit preeklamsia juga harus dicermati.
2. Masa persalinan, disebabkan oleh: prematuritas, post date,
hambatan persalinan, induksi persalinan, kelainan letak
(presentasi bayi), efek samping terapi, depresi sistem
immun dan trauma saat kelahiran normal
.
3. Periode kanak-kanak dapat dikarenakan gangguan saluran
cerna kronis, infeksi, trauma, terapi medikasi, keracunan,
gangguan metabolik, gangguan vaskuler, faktor kejiwaan,
dan terjadinya kejang. Riwayat kecelakaan hingga harus
dirawat di rumah sakit,kekerasan secara fisik, verbal,
emosi atau merasa diterlantarkan. Trauma yang serius,
menerima perlakuan kasar atau merasa kehilangan sesuatu
selama masa kanak-kanak, tidak sadar diri atau pingsan
PREVALENSI
1. Terjadi 5% pada anak- anak dan 2,5% pada remaja / orang dewasa
2. 3- 5% anak- anak yang menunjukkan gangguan ADHD biasanya
sudah duduk di bangku sekolah
3. Anak laki- laki lebih banyak menunjukkan gangguan ADHD
dibandingkan anak perempuan, yaitu 5:1
Anak laki- laki  hiperaktif dan impulsif
Anak perempuan  atensi
4. Gangguan ini dapat menetap sampai usia remaja atau dewasa jika
tidak diberikan latihan yang intensif dan terus-menerus, yaitu 3:1
perbandingan antara laki-laki dengan perempuan
PENCEGAHAN
1. Membahayakan perkembangan janin.
2. Lindungi anak-anak dari polutan dan racun, termasuk asap rokok, kimia
industri dan pertanian, dan kimia cat.
3. Selalu konsisten, buat batasan dan konsekuensinya secara jelas dari
kebiasaan yang ditanamkan pada anak.
4. Ambil rutinitas kebersamaan dengan anak dengan ekspektasi yang jelas
termasuk halnya waktu tidur, pada pagi hari, saat makan, saat memberikan
tugas-tugas yang sederhana, dan saat untuk menonton.
5. Berkerjasama dengan guru dan pengasuh untuk mengidentifikasi masalah
sejak dini.
PENANGANAN
1. Terapi medikasi atau farmakologi
2. Terapi nutrisi dan diet
3. Terapi biomedis
4. Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistik
dan menyeluruh
5. Modifikasi perilaku
6. Terapi bermain
7. Umpan balik, dorongan semangat, dan disiplin

Anda mungkin juga menyukai