Anda di halaman 1dari 23

Truancy

Definisi
 Perilaku meninggalkan sekolah tanpa ijin
resmi.

 Seringkali diasosiasikan dengan “perasaan


senang” karena lebih senang berada di
luar sekolah dan menghindar dari
pelajaran formal, duduk di kelas dan
belajar,
Perilaku membolos merupakan
prediktor kuat terjadinya
perilaku kenakalan remaja dan
kriminalitas pada orang
dewasa dan problem psikiatri
lainnya.
Hasil Survey

Pengajaran yang
Kurikulum
buruk

Hubungan guru-
Hubungan dengan
murid yang tidak
peer group
memuaskan
Perilaku Membolos

Kejahatan dan kejiwaan

Ketidakmampuan untuk terbiasa dgn


rutinitas pekerjaan/pernikahan

Pernikahan dini dan tidak mempunyai


rumah ataupun pekerjaan
• Murid yang merasa tidak
aman
Psikologis • Nilai akademik yang rendah
• Harga diri rendah

• Kondisi rumah yang kurang


Sosial baik
• Kelas sosial yang rendah
Inovasi gagal, karena…

1. Perilaku membolos adalah masalah yang multi-


kausal
2. Setiap truants/pembolos adalah unik
3. Guru tidak memiliki banyak pemahaman atau
training tentang perilaku membolos.
4. Ada beberapa solusi yang mudah, dan bisa
dilakukan, namun ada juga yang tidak sesuai
Penyebab Truancy (perilaku
membolos) dari sudut
pandang sosial
Penyebab : sudut pandang sosial
 Biasanya mereka memutuskan untuk mulai
membolos dikarenakan : bullying,
menunjukkan perhatian jika mereka
membutuhkan bantuan, di bawah
tekanan teman untuk membolos, dll.

 Normalnya, perilaku tersebut muncul karena


dipicu oleh satu penyebab, apakah sosial,
psikologis atau pendidikan.
Penyebab Truancy dari segi sosial

1. Lingkungan
Truancy Rumah
2. Sosio-Ekonomi
 Terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan
‘alat’ untuk mengidentifikasi murid beresiko
truancy ini. Indikator tersebut adalah : broken
home, pindah dari satu ke kota ke kota lain,
masuk pada pertengahan pembelajaran,
mempunyai saudara yang sering absen,
sering di bullying, tertekan karena ujian, dll.

 Pada kotak 4.1 dan 4.2 halaman 46-47 dapat


dilihat beberapa faktor di lingkungan rumah dan
sosio-ekonomi yang melatarbelakangi munculnya
perilaku ini.
 Biasanya truants disebabkan oleh orang tua yang juga
melakukan truancy.

 Lingkungan rumah yang juga mempengaruhi :


1. Keadaan yang memaksa anak untuk bersikap
seperti orang dewasa terlalu cepat, sehingga
mereka merasa sekolah itu membosankan.
2. Keluarga yang sering bertengkar, kekerasan
di rumah, dan kurangnya komunikasi serta afeksi.
3. Keluarga yang anti sekolah, biasanya didukung
oleh budaya yang berlaku di mana lebih mementingkan
kerja daripada sekolah.
Causes of Truancy :
Psychological Indices
Causes of truancy :
psychological indices

Delinquent
behavior Membolos
Truancy and deliquent :
 Latar belakang keluarga
 Kehilangan keluarga
 Kecenderungan anti-sosial
 kecenderungan berperilaku menyimpang dan
keluar dari sekolah
 Perilaku mengganggu saat di sekolah yang
dilakukan oleh siswa berasal dari faktor
kelurga dan personal anak itu sendiri

 Stress yang dialami anak (masalah yang


ada dalam keluarga : ayah-ibu yang
bercerai) memicu tindakan agresif pada
anak di sekolah
 anak-anak yang membolos dari sekolah, mengalami
kecemasan dalam diri mereka yang tidak dapat
mereka atasi.
 anak-anak yang membolos dari sekolah merasa
kesepian dan tidak bahagia, merasa bahwa mereka
anak-anak yang ditolak dari komunitas disekolahnya (
misalnya teman-teman)
 Anak-anak yang suka membuat keonaran atau
melakukan tindakan mengganggu di kelas dan suka
membolos, memiliki nilai akademik yang rendah
dibandingkan teman-temannya di sekolah.
 Indikasi dari anak-anak yang berperilaku membolos (
Table 5.1 dan 5.2 )
Anak- anak yang suka membolos :
 Lower academic self-concept
 Low general level of sel-esteem
 Greater patterns of alienation from
school over certain issue
 Higher level of neuroticism
 Higher level of anti-social behavior
Anxiety :
 kecemasan dan menolak untuk pergi
kesekolah merupakan dua hal yang saling
berhubungan
 Biasanya dialami oleh anak-anak, pada
masa-masa prasekolah
 Dukungan orang tua dan guru merupakan
kunci untuk membantu mengatasi
perasaan khawatir yang dialami oleh anak.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
sikap anak yang takut bersekolah :

 School transfer
 Teaching style
 Changes in the curriculum
 Bullying
Truants Feeling when away from school :
 Anak-anak yang membolos dari sekolah
merasa mendapatkan kepuasan bagi diri
mereka karena mereka dapat melakukan
aktivitas yang menyenangkan bagi mereka
yaitu berada diluar sekolah (seperti:
menonton televisi, bersantai dirumah,
bermain dengan hewan peliharaannya,
bermian bola, merokok, mendengar lagu,
dll )

Anda mungkin juga menyukai