Anda di halaman 1dari 12

MEMORANDUM OF

UNDERSTANDING
 Memorandum of understanding berasal dari
dua kata, yaitu memorandum dan
understanding.
 Secara gramatikal memorandum of
understanding diartikan sebagai nota
kesepahaman.
 Memorandum of understanding adalah dasar
penyusunan kontrak pada masa datang yang
didasarkan hasil pemufakatan para pihak, baik
secara tertulis maupun lisan.
Unsur-unsur yang terkandung
dalam M O U:

 Sebagai perjanjian pendahuluan

 Isi mengenai hal-hal yang pokok

 Isi dimasukkan dalam kontrak


Memorandum of understanding adalah :

“Nota kesepahaman yang dibuat antara


subyek hukum yang satu dengan subyek
hukum lainnya, baik dalam suatu negara
maupun antarnegara untuk melakukan
kerja sama dalam berbagai aspek
kehidupan dan bisa juga terjadi antar
Lembaga/Instansi/Departement/Organisas
i/perorangan jangka waktunya tertentu”
Unsur-unsur yang terkandung dalam
M O U : Para pihak yang membuat adalah subyek hukum,
baik berupa badan hukum public maupun badan
hukum privat, Badan hukum public, misalnya
Negara, pemerintah provinsi/kabupaten/kota.
Adapun badan hukum privat, antara lain Perseroan
Terbatas (PT), Koperasi, dan Yayasan.
 Wilayah keberlakuan dari MOU itu, bisa regional,
nasional, maupun internasional
 Substansi memorandum of understanding adalah
kerja sama dalam berbagai aspek kehidupan, dan
 jangka waktunya tertentu
Tempat pengaturan MOU

 Apabila kita memperhatikan substansi MOU, maka


jelaslah bahwa di dalamnya berisi kesepakatan para
pihak tentang hal-hal yang bersifat umum.
 Ketentuan yang mengatur tentang kesepakatan telah
dituangkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Pasal 1320
KUHPerdata mengatur tentang syarat-syarat sahnya
perjanjian. Salah satu syarat sahnya perjanjian ini adalah
adanya konsensus para pihak. Di samping itu, yang
dapat dijadikan dasar hukum perbuatan MOU adalah
Pasal 1338 KUHPerdata.
 Pasal 1338 KUHPerdata berbunyi : “Semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang
bagi mereka yang membuatnya”.
Asas kebebasan berkontrak,

 adalah suatu asas yang memberikan


kebebasan kepada para pihak untuk :
membuat atau tidak membuat perjanjian
mengadakan perjanjian dengan siapapun
menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan
persyaratannya
menentukan bentuknya perjanjian yaitu
lisan atau tertulis
Asas ini merupakan asas yang sangat penting
dalam pembuatan MOU, karena asas ini
memperkenankan para pihak, apakah itu,
badan hukum ataupun individu untuk
melakukan atau membuat MOU yang sesuai
dengan keingingan para pihak.
Kekuatan mengikat MOU

Ray Wijaya mengemukakan dua pandangan


tentang kekuatan mengikat dari MOU yaitu :
 bahwa MOU hanya merupakan suatu
gentlemen agreement yang tidak mempunyai
akibat hukum, dan
 bahwa MOU itu merupakan suatu bukti awal
telah terjadi atau tercapai saling pengertian
mengenai masalah-masalah pokok
Dokumen MOU bukan merupakan hukum
yang mengikat para pihak. Agar mengikat
secara hukum, harus ditindaklanjuti dengan
sebuah perjanjian. Kesepakatan dalam MOU
lebih bersifat ikatan moral. Secara praktis,
MOU disejajarkan dengan perjanjian. Ikatan
yang terjadi tidak hanya bersifat moral,
tetapi juga ikatan hukum. Titik terpenting
bukan pada istilah yang digunakan, tetapi isi
atau materi dari nota kesepahaman
tersebut (Hikmahanto Juwana, 2002 : 123).
Munir Fuady juga mengemukakan dua pandangan yang
membahas tentang kekuatan mengikatnya suatu MOU :

 Tidak sama dengan perjanjian biasa,


sungguh pun MOU dibuat bentuk yang
paling kuat, seperti dengan akta notaris
sekalipun (tetapi dalam praktik jarang MOU
dibuat secara notariil)
 Hanya sebatas pengikatan moral belaka,
dalam arti tidak enforceable secara hukum,
dan pihak yang wanprestasi, misalnya, tidak
dapat digugat ke pengadilan. Sebagai ikatan
moral, tentu jika ia wanprestasi, dia
dianggap tidak bermoral, dan ikut jatuh
reputasinya di kalangan bisnis
 Pandangan kedua berpendapat bahwa
sekali suatu perjanjian dibuat, apapun
bentuknya, lisan atau tertulis, pendek
atau panjang, lengkap/detail ataupun
hanya diatur pokok-pokoknya saja,
tetap saja merupakan perjanjian dan
karenanya mempunyai kekuatan
mengikat seperti layaknya suatu
perjanjian, sehingga seluruh ketentuan
pasal-pasal tentang hukum perjanjian
telah bisa diterapkan kepadanya.
Bentuk dan Struktur MOU

Bentuk MOU yang dibuat antara para


pihak adalah tertulis. Adapun
substansi MOU itu telah ditentukan
oleh kedua belah pihak. Dalam
berbagai literatur tidak kita temukan
tentang struktur atau susunan dari
sebuah MOU.

Anda mungkin juga menyukai