Anda di halaman 1dari 17

ASKEP PADA PASIEN

HISPOSPADIA
DEFINISI
• Hipospodia adalah suatu kondisi letak lubang
uretra berada dibawah glan penis atau
dibagian mana saja sepanjang permukaan
ventral batang penis
KLASIFIKASI
1. Tipe sederhana/ Tipe anterior
Terletak di anterior yang terdiri dari
tipe glandular dan coronal. Pada tipe
ini, meatus terletak pada pangkal
glands penis.
2. Tipe penil / Tipe middle
Middle yang terdiri dari distal penile,
proksimal penile, dan pene-escrotal
.Pada tipe ini , meatus terletak antara
glands penis dan skrotum
3. Tipe posterior
Posterior yang terdiri dari tipe
scrotal dan perineal. Pada tipe ini,
umumnya pertumbuhan penis akan
terganggu ,kadang disertai dengan
skrotum bifida, meatus uretra terbuka
lebar dan umumnya testis tidak turun.
ETIOLOGI

• Gangguan dan ketidakseimbangan


hormone.
• Genetika
• Lingkungan
PA THWA Y
ASKEP
• Identitas
• Nama, jenis kelamin (laki-laki), umur
(umumnya pada neonatus, balita dan anak-anak,
dewasa terjadi bila tidak dilakukan terapi),
pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber
biaya, dan sumber informasi, pekerjaan,
alamat, dan hubungan dengan pasien.
• Keluhan Utama
• Pasien mengeluh adanya lubang kencing tidak
pada tempatnya,
• Riwayat Kesehatan
• Riwayat Penyakit sekarang
• Penis melengkung ke bawah, kesulitan buang air kecil
karena lubang kencing tidak pada tempatnya
• Tanyakan di mana letak lubang uretra, apakah ada
pembengkakan
• Apakah mengalami kesulitan saat berkemih?
• Apakah disertai nyeri saat berkemih (skala)?
• Riwayat penyakit dahulu
• Tanyakan pada pasien (ibu pasien) riwayat kehamilan-
post partum: Antenatal, natal (apakah ada kelainan
sejak lahir), pengobatan yang dikonsumsi, pekerjaan
(terkait paparan radiasi dan bahan kimia)
• Tanyakan apakah pasien pernah mengalami riwayat
pembedahan
• Riwayat penyakit keluarga
• Tanyakan pada keluarga apakah ada pernah mengalami
penyakit hipospodia sebelumnya
• Pemeriksaan Fisik H
• Keadaan umum: compos mentis E
• TTV: A
D
• TD : (90-110/66 mmHg)
• N : normal (80-90 x/menit) TO
• RR : normal (16-24 x/menit)
TOE
• ST : normal (36,6o C-37,2oC)

Genetalia :
I :
Ditemukan lubang meatus uretra tidak pada tempatnya, mulai dari
glands penis ke bawah (proksimal), batang penis, skrotum, sampai
daerah perianal. Lebih sering terjadi sekitar glands penis.
Glans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal di
bagian bawah penis yang menyerupai meatus uretra eksternus.
Preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di
bagian punggung penis.
Adanya chordae, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus
dan membentang hingga ke glans penis
• P :
• Pada derajat/ kondisi tertentu ditemukan
chordae yakni: jaringan fibrosa yang
mengelilingi meatus dan membentang hingga ke
glans penis, teraba lebih keras dari jaringan
sekitar.
• Kulit penis bagian bawah teraba sangat tipis
• Sering disertai undescended testis (testis
tidak turun ke kantung skrotum).
ANALI SA DATA
PRA-OP
No Data Fokus Etiologi Problem

1. DS: ibu klien mengatakan jumlah urin bengkoknya penis, Gangguan


anaknya hanya keluar sedikit kelainan uretra eliminasi urine
DO :
- Volume urine kurang dari 400
ml/24 jam (fase oliguria)
- Warna urine kotor, sediment
kecoklatan
2. DS : ibu klien mengatakan anaknya Kelainan bentuk Gangguan konsep diri
merasa malu karena bentuk kelaminnya kelamin (HDR)
berbeda dengan teman sebayanya.
DO :
- Bentuk penis bengkok
3 DS : biasanya klien/keluarga klien khawatir prosedur Ansietas
tentang proses pembedahan pembedahan
DO :
- Klien/keluarga klien tampak Cemas
- Klien/keluarga klien sering bertanya-
tanya tentang proses pembedahan
- Klien/keluarga klien tampak binggung
dan gelisah
- Wajah tegang
POST -OP
N Data Fokus Etiologi Problem
o
1 DS: adanya luka insisi
- Biasanya klien mengatakan nyeri pada luka bedah
bekas insisi
- Ibu klien mengatakan anaknya rewel Gangguan
DO: Rasa Nyaman
P: Nyeri bertambah jika melakukan aktivitas (nyeri)
Q: Nyeri terlokalisir
R: Nyeri pada bekas luka insisi
S: Skala nyeri 5
T:
- Nyeri muncul sejak ada bekas luka insisi
- Pasien tampak rewel menyeringai
kesakitan/menangis
- Peningkatan nadi > 100 x/menit

2 DS: keluarga klien mengatakan takut untuk Adanya luka insisi, Resiko infeksi
membersihkan, klien merasa demam dan susah cateter invasif
tidur
DO:
TD: 110/70 mmHg
N: 110x/menit
RR: 20 x/menit
S: 38oC
- Terlihat agak kotor pada daerah genetalia
DIA GNO SA KEPERA WA TA N

• Pre Operasi
1. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan
bengkoknya penis, kelainan uretra.
2. Gangguan konsep diri (HDR) berhubungan dengan
kelainan bentuk kelamin
3. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan

• Post Operasi
1. Gangguan Rasa Nyaman (nyeri) berhubungan dengan
adanya luka insisi bedah
2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi,
cateter invasif
3. Gangguan intoleransi aktivitas berhubungan dengan
adanya cateter invasif
RENCA NA K EP
PR E-O P
No. DIAGNOSA NOC NIC

1. Gangguan eliminasi Tujuan: Manajemen Cairan


urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Monitor tanda-tanda vital (tekanan
dengan bengkoknya keperawatan selama 2x24 jam darah, suhu, nadi dan pernafasan)
penis, kelainan uretra. diharapkan kandung kemih kosong klien
dan pola eliminasi lancar.  Tentukan jumlah dan jenis
Kriteria hasil: intake/cairan serta kebiasaan
 Meningkatkan pola eliminasi eliminasi
urine  Monitor asupan dan pengeluaran
 Meningkatkan jumlah urine  Konsultasikan ke dokter jika
 Residu pasca berkemih > 100- pengeluaran urine kurang dari
200 ml 0.5ml/kg/jam atau asupan cairan
 Mempertahankan intake cairan orag dewasa kurang dar 2000
 Kandung kemih kosong dalam 24 jam
secara penuh
Management Pengobatan
 Tentukan obat apa yang diperlukan
dan kelola menurut resep dokter
 Monitor efektivitas pemberian obat
yang sesuai
 Berikan informasi mengenai
penggunaan obat yang diberikan
dan bagaimana obat-obat tersebut
dapat mempengaruhi kondisi klien
RENCANA KEP
POST-OP
No DIAGNOSA NOC NIC
Gangguan Rasa Nyaman Tujuan: Manajemen nyeri
1 (nyeri) berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
dengan adanya luka insisi selama 2x24 jam diharapkan tingkat nyeri meliputi lokasi, karateristik, onset/durasi,
bedah dapat berkurang atau bahkan hilang, klien frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
mampu mengendalikan nyeri, dan klien merasa nyeri dan faktor pencetus
nyaman.  Observasi petunjuk nonverbal mengenai
Kriteria Hasil : ketidaknyamanan terutama pada mereka yang
Nyeri : efek yang menganggu tidak dapat berkomunikasi secara aktif
 Ketidaknyamanan  Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
 Distress nyeri penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
 Ketakutan pada nyeri yang tidakbisa dirasakandan antisipasi dari
ditahan ketidaknyamanan prosedur
 Jengkl terhadap rasa nyeri yang  Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang
mengganggu dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri
(misalnya ketakutan, kelelahan, keadaan
Kontrol gejala monoton dan kurang pengetahuan)
 Memantau munculnya gejala
 Memantau lama bertahannya gejala Pemberian analgesic
 Memantau keparahan gejala  Penggunaan agens farmakologis untuk
 Memantau frekuensi gejala meredakan atau menghilangkan nyeri
 Berikan analgesic tepat waktu terutama saat
Tidur nyeri hebat
 Meningkatkan pola tidur
 Meningkatkan kualitas tidur Manajemen Lingkungan
 Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
Tanda-tanda vital mempengaruhi respon pasien terhadap
 Mempertahakan suh tubuh ketidaknyamanan (misalnya suhu ruangan,
 Mempertahakan denyut nadi pencahayaan dan suara bising)
 Mempertahakan tingkat pernafasan
 Mempertahakan tekanan darah sistolik
dan diastolik

Anda mungkin juga menyukai