Anda di halaman 1dari 20

TETRALOGY OF FALLOT ( TOF )

SUSILAWATI
YUSTIKA DAMAYANTI
PENGERTIAN

Tetralogy of fallot merupakan penyakit jantung


bawaan siannotik yang terdiri dari empat kelaainan
khas. Yaitu defek septum ventrikel (ventricular septal
defect, VSD), stenosis infundibulum ventrikel kanan
atau biasa disebut stenosis pulmonal, hipertrofi
ventrikel kanan dan oveiding aorta.
ETIOLOGI

Faktor endogen:

a. Penyakit genetik (kelainan Faktor eksogen:


kromosom)
b. Anak yang lahir sebelumnya a. Riwayat kehamilan ibu: sebelumnya
ikut program KB oral atau suntik.
menderita penyakit jantung
b. Minum obat-obatan tanpa resep
bawaan
dokter
c. Adanya penyakit tertentu dalam
c. Ibu menderita penyakit infeksi
keluarga seperti diabetel mellitus,
(rubella)
hipertensi, penyakit jantung atau d. Pejanan terhadap sinaar X
kalainan bawaaan
PATOFISIOLOGI

Sirkulasi darah penderita ToF berbedadibanding pada anak normal kelainan


yang memegang peranan penting adalah stenosis pulmonal dan VSD. Tekanan
antara ventrikel kiri dan kanan pada pasien ToF adalah sama akibat adanya VSD.
Hal ini menyebabkan darah mengalir boal balik melalui celah ini. Tingkat keparahan
hambatan pada jalan keluar darah di ventrikel kanan akan menentukan arah aliran
darah pasien ToF. Aliran darah ke paru akan menurun akibat adanya hambatan pada
jalan aliran darah dan ventrikel kanan, hambatan yang tinggi di sini akan
menyebabkan makin banyak darah bergerak dari ventrikel kanan ke kiri.

Hal ini berarti makin banyak darah miskin oksigen yang akan ikut masuk
ke dalam aorta sehingga akan menurunkan saturasi oksigen yang akan ikut masuk
ke dalam aorta sehingga akan menurunkan saturasi oksigen darah yang beredar ke
seluruh tubuh, dapat menyebabkan sianosis jika terjadi hambatan parah, tubuh akan
bergantung pada duktus arteriosus dan cabang cabang arteri pilmonalis untuk
mendapatkan suplai darah yang mengandung oksigen. Onset gejala, tingkat
keparahan sianosis yang terjadi sangat bergtantung pada tingkat keparahan
hambatan yang terjadi pada jalan keluar aliran darah di ventrikel kanan.
MANIFESTASI KLINIS

Tet spell
Hipoksia (cyanotic spell)

Pada pemeriksaan
fisik ditemukan
Takiapnea suara jantung II
PENATAKALSANAAN MEDIS

•Bedah koreksi menjadi


pilihan tata laksana ToF
 Operasi paliatif adalah ideal yang bertujuan
dengan membuat menutup defek septum
ventrikel, reseksi area
sambungan antara aorta stenosis infundibulum,
dengan arteri pulmonal. dan menghilangkan
obstruksi aliran darah
ventrikel kanan.
Jika terjadi spell, sebagai berikut:
 Oksigen
 Posisikan knee chest (tempatkan bayi
pada bahu ibu dengan lutut terlipat)
 Bolus cairan
 Morfin sulfat untuk menurunkan
dorongan respirasi dan menurunkan
aliran baalik vena ssistemik (0,1-0,2
mg/kgbb IM atau SK)
 Propanolol
KOMPLIKASI

1. Abses serebri

ToF bias menyebabkan abses serebri


karena hipoksia, polisitemia dan
hiperviskositas. Dampaknya adalah
tergantungnya mikrosirkulasi dan
menyebabkan terbentuk
mikrotrombus ensefalomalasia
fokal, serta terganggunya
permeabilitas sawar darah otak.
2. Gagal jantung

Gagal jantung pada penderita ToF


berkaitan erat dengan disfungsi
miokard. Miokard yang terkena tidak
hanya ddi ventrikel kanan, naamun
dapat pula di ventrikel kiri akibat
hipoksia yang berlangsung lama.
3. Endocarditis

Factor pertama yang penting adalah struktur abnormal jantung atau


pembuluh darah dengan perbedaaan tekanan atau turbulensi bermakna
yang menyebaabkan kerusakan endotel, yaitu mikrolesi pada endokaardium,
dan pembentukan platelet, fibrin, thrombus.
Faktor kedua adalaah bakteremia dapat terjadi kaarena mikroorganisme
didalam dalah menempel pada mikrolesi sehingga menimbulkan proses
peradangan selaput endocardium.
4. Polisitemia dan
sindromhiperviskositas

Polisitemia pada ToF terjadi akibat


hipoksemi kronik karena pirau kanan
ke kiri. respons fisiologis tubuh untuk
meningkatkaan kemaampuan
membawa oksigen dengan cara
menstimulasi sumsum tulang melalui
pelepasan eritropoetin ginjal guna
meningkatkan produksi jumlah sel
daarah merah (eritrositosis).

Gejala hiperviskositas akan muncul jika


kadaar hematokrit >65% berupa nyeeri
kepala, nyeri sendi, nyeri dada, iritabel,
anoreksia dan dispnea.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium MRI

Pemeriksaan
Ekokardiogram
elektrokardiogram

Pemeriksaan foto rontgen


thorax Sadap jantung dan
kateresasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas


2.Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3.Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan spasme arteri
coroner
4.Ketidakefektifa koping berhubungan dengan dukungan social yang tidak adekuat
yang diciptakan oleh karaakteristik hubungan
5.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tujuan dan kriteris hasil Intervensi keperawatan
dx

Setelah dilakukan tindakan a. Pastikan tingkat aktivitas pasien yang


keperawatan selama 3x24 jam, tidak membahayakan curah jantung atau
masalah penurunan curah jantung memprovokasi serangan jantung
1. dapat teratasi dengan kriteria sebagai b. Dorong adanya peningkatkan aktivitas
berikut: bertahap ketika kondisi pasien sudah
a. Tanda-tanda vital normal distabilkan
b. Tidak ada nyeri dada c. Instruksikan pasien tentang pentingnya
c. Tidak ada dyspnea dengan untuk segera melaporkan bila merasakan
aktivitas ringan nyeri dada
d. Tidak ada edema perifer d. Evaluasi nyeri dada (intensitas, lokasi,
durasi, dan faktor yang memicu)
e. Lakukan penilaian komprehensif pada
sirkulasi perifer
f. Monitor tanda-tanda vital pasien
g. Monitor keadaan umum pasien
h. Catat tanda dan gejala penurunan curah
jantung
i. Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan
lainnya.
No dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan

Setelah dilakukan tindakan a. Skrining pasien mengenaai kebiasannya


keperawatan selama 3x24 jam, yang beresiko yang berhubungan
masalah resiko penurunan perfusi dengan kejadiaan yang tidak diharapkan
2. jaringan jantung dapat teratsi pada jantung
dengan kriteria sebagai berikut: b. Instruksikan pasien dan keluarga
a. Tekanan darah normal mengenai gejala jantung yang mulai
b. Denyut jantung normal mengganggu, dimana menginddikasikan
c. Tidak ada aritmi akan keebutuhan untuk istirahat
d. Tidak ada angina c. Identifikasi kesiapan pasien untuk
mempelajari gaya hidup yang
dimodifikssi
d. Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala penyakit
jantung dini dan perburukan penyakit
jantung
e. Kolaborasi dengan anggota tim
kesehatan laainnya
No dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan

Setelah dilakukan tindakan a. Monitor toleransi pasien pasien


keperawatan selama 3x24 jam, terhadap aktivitas
intoleran aktivitas dapat teratsi b. Berikan dukungan harapan realistis
3. dengan kriteria sebagai berikut: pada pasien dan keluarga
a. Tanda-tanda vital normal c. Instruksikan pasien dan keluarga
b. Tidak ada suara jantung mengenai pertimbangan khusus
tambahan terkait aktivitas sehari-hari
c. Dsypnea pada saat istrirahat d. Instruksikan pasien dan keluarga
tidak ada untuk melanjutkan perawatan
d. Dsypnes dengan aktivitas e. Monitor tanda-tanda vital pasien
ringan tidak ada f. Monitor keadaan umum pasien
e. Tidak ada sianosis g. Kolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lainnya
No dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan

Setelah dilakukan tindakan a. Tentukan status gizi pasien dan


keperawatan selaama 3x24 jam, kemampuan pasien untuk memenuhi
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan gizi
4. kebutuhan tubuh daapat teratsi b. Tentukan apa yang menjadi preferensi
dengan kriteria sebagai berikut: makanan bagi pasien
a. Hasrat atau keinginan untuk c. Berikan pilihan makanan sambil
makan ada meenawarkan bimbingan terhadap
b. Tidak ada penurunan berat badan pilihan makanan yang lebih sehat
c. Menyenangi makanan d. Atur diit yang dipeerlukan passion
d. Intake nutrisi normal e. Ciptakan lingkungan yang optimal
e. Intake makanan normal pada saat mengkonsumsi makanan
f. Dukung pasien untuk menjaga asupan
kalori sampai tahap pencapaian berat
badan yang diharapkan
g. Kolaaborassi dengan anggotaa tim
kesehatan laainnya
No dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan

Setelah dilakukan tindakan a. Dukung keterlibatan keluarga dengan


keperawatan selama 2x24 jam, cara yang tepat
ketidakefektifan koping dapat teratasi b. Dukung keluarga untuk
5. dengan kriteria sebagai berikut: memverbalisasikan perasaan
a. Melibatkan anggota keluarga mengenai sakitnya naggota keluarga
dalam pengambilan keputuhan c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
b. Menghadapi masalah keluarga strategi-strategi positif untuk
dengan baik mengatasi keterbatasan dan
c. Mennggunakan strategi untuk mengelola kebutuhan gaya hidup
mengelola konflik keluarga maupun perubahan peran
d. Kolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lainnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai