‘A B S E S M A S T I K A T O R S I N I S T R A’
4 TH C O F F E E
Disusun Oleh :
Widya Loviana, S.Ked
Novita Devy Alfionita, S.Ked
Dita Ayu Pertiwi, S.Ked
Nandya Frisca Durai, S.Ked
Pembimbing :
dr. Nuch Sabunga, Sp.THT-KL
KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU TELINGA,HIDUNG,TENGGOROK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
2019
Pendahuluan
KEGAWATDARURATAN
Abses leher dalam
THT
Tatalaksana
• Atasi Gawat Darurat
KOMPLIKASI (Jaga jalan napas)
4 TH C O F F E E
Definisi
Abses leher dalam akumulasi nanah (pus) di dalam ruang potensial di antara
fasia leher dalam akibat penjalaran dari berbagai sumber infeksi, seperti gigi, mulut,
tenggorokan,sinus paranasal, telinga dan leher
4 TH C O F F E E
• Epidemiologi
• Dept. Otolaringologi di National Taiwan University Hospital 185 kasus (1997-2002)
• Bag. THT-KL RS M.Djamil Padang 33 Kasus (2009-2010)
• INGGRIS 117 anak-anak mendapat terapi abses leher (rentang waktu 6 tahun)
• Bag. THT-KL RSUP dr. Sardjito Yogyakarta 17 Kasus (2014)
• 70- 85 % kasus disebabkan oleh infeksi gigi, selebihnya disebabkan oleh sialadenitis,
limfadenitis, laserasi dinding mulut atau fraktur mandibular
Tinjauan Pustaka……
4 TH C O F F E E PATHWAY
Tinjauan Pustaka……
4 TH C O F F E E
Definisi
Abses Mastikator (Spatium Buccal) Abses yang berada di diantara m. masseter
m. pterigoidus interna dan m. Businator. Celah ini Berisi jaringan lemak yang
meluas ke atas ke dalam diantara otot pengunyah, menutupi fosa retrozogomatik
dan spasium infratemporal. Abses dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga
rahang atas atau bawah
Tinjauan Pustaka……
• Gejala klinis terbentuk di bawah mukosa bukal dan menonjol ke arah rongga mulut.
• Pada perabaan tidak jelas ada proses supuratif, fluktuasi negatif dan gigi penyebab kadang-
kadang tidak jelas. Masa infeksi/pus dapat turun ke spasium terdekat lainnya.
• Pada pemeriksaan estraoral pembengkakan difus, tidak jelas pada perabaan
4 TH C O F F E E
Pada penelitian Lee dan kawan-kawan di Korea gejala klinis pada 158 kasus infeksi leher
dalam, yaitu keluhan leher bengkak (74,7%), keluhan sakit leher (41,1%), demam (14,6%),
panas dingin (10,1%), sulit bernafas (10,1%), disfagia (6,3%), dan trismus (1,9%).
4 TH C O F F E E
1. Respon Inflamasi
2. Gejala Infeksi
3. Limfadenopati
Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi ( Ro Cervical Lateral, Panoramic, Thorax, Ct Scan)
2. Bakteriologi (Lab Darah, Kultur)
Tinjauan Pustaka……
Tatalaksana
• Memelihara jalan nafas yang memadai. (intubasi tidak mungkin dilakukan
trakeostomi atau krikotirotomi)
• Atasi Infeksi dan Cegah Komplikasi dengan aspirasi, Insisi dan Drainase abses
4 TH C O F F E E
Komplikasi
Komplikasi pembedahan
● Perdarahan pada arteri karotis
● Kerusakan dari struktur neurovascular
● Trombosis pada sinus kavernosus
● Infeksi pada luka
● Defisit neurologi yang terdiri dari: Horner
Syndrome, pada nervus kranial IX dan XII ● Keracunan darah
● Edema paru ● Luka parut
● Mediastinitis ● Aspirasi
● Perikarditis
● Aspirasi
● Sepsis
Kasus……
IDENTITAS PASIEN
• Umur : 38 tahun
• Tanggal Lahir : 20 Juli 1980
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Mendawai
• Tanggal Pemeriksaan : 10 Juni 2019
• Keluhan Utama : Bengkak di Leher Sebelah Kiri
Kasus……
kepala sebelah kiri, keluhan ini muncul hilang timbul, keluhan hilang saat pasien meminum obat
(paramex) yang dibelinya sendiri di warung, namun setelah 2-3 jam meminun obat keluhan muncul
lagi.
±6 hari SMRS pasien merasakan keluhan sakit pada gigi geraham sebelah kiri semakin
bertambah. Lalu pasien mencoba untuk mencabut gigi yang sakit sendiri dirumah dengan
menggunakan tang. Namun tidak berhasil, pasien malah merasakan tidak ada perubahan dan keluhan
bertambah parah, sore harinya pasien merasakan pipinya mulai membengkak. Pasien juga merasakan
panas dingin, badan terasa meriang, yang hilang timbul. Sakit kepala sebelah kiri.
Kasus……
±4 hari SMRS pasien merasakan bengkak pada pipi kirinya semakin membesar sampai kebagian
leher depan sebelah kiri. Pasien juga merasakan nyeri menelan dan tidak dapat membuka mulutnya
sehingga pasien tidak dapat makan, Setelah dirasakan keluhan semakin bertambah, bengkak pada
leher bagian depan sebelah kiri pasien tidak berkurang dan pasien meraskan semakin lemas, pasien
4 TH C O F F E E
Tanda vital
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 72 x/ menit, reguler, isi cukup, kuat
angkat
Respirasi : 18 x/ menit
Suhu : 36,80C
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis
Pemeriksaan telinga
Otoskopi
Kesan : Kedua daun telinga normal, liang telinga tidak tampak sumbatan serumen, membrane timpani
4 TH C O F F E E
Pemeriksaan Hidung
Rinoskopi Anterior
Kesan : Bentuk luar kesan normal, rongga hidung kanan dan kiri kesan normal, konka kanan dan kiri
normal, mukosa merah muda dan licin, tidak tampak deviasi septum atau secret mukoid.
Pemeriksaan Leher
Kesan : Tampak oedem pada pipi kiri bagian atas yang meluas ke leher sisi kiri tampak oedem,
disertai dengan nyeri tekan dan fluktuasi pada pipi kiri.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah
Roengent Thorax
• Paru corak normal, hillus normal, tidak
4 TH C O F F E E
Diagnosis Banding
Abses Parafaring
Abses Submandibula
Penatalaksanaan
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam/IV
Inj. Dexametasone 5 mg/8 jam/IV
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
4 TH C O F F E E
Prognosis
Ad Bonam
Perawatan Hari I : Tanggal 10 Juni 2019
S O A P
Bengkak di leher sebelah KU : TSS, CM Abses Mastikator IVFD RL 20 tpm
kiri, diawali saat pasien TTV : Sinistra Inj : Ceftriaxone 1 gr/ 12jam/
mengalami sakit gigi TD : 110/80 mmHg, N : 100x/m, RR IV/ vial
sebelah kiri belakang : 20x/m, t : 37,2o Inj : Dexametasone 5 mg/ 8
bawah. Kemudian dicbut Kep: CA -/-, SI -/-, hidung tidak ada jam/ IV
4 TH C O F F E E
sendiri oleh pasien dengan kelainan, Trismus ±1 jari oedem Inj : Ketorolac 30mg/ 8 jam/
menggunakan tang. Gigi pipi kiri, fluktuasi (+) pada pipi kiri. IV/ amp
tidak tercabut, nyeri (+) Coll: >>KBG (-), Inj : Ranitidin 50 mg/ 8 jam/
sulit membuka mulut (+) Tho: Simetris, retraksi (-), IV/ amp
P: Ves +/+, rh-/-, whee -/- Inf Metronidazole 500 mg/8
C: S1-S2 tunggal, reg, m(-), g(-) jam
Abd: datar, supel, BU (+) n Rencana insisi dan drainase
Eks: AH, CRT <2”, edema (-)/(-) abses dengan anastesi lokal.
Diit bubur saring
Aspirasi Pus ±1 cc
4 TH C O F F E E Perawatan Hari I : Tanggal 10 Juni 2019
Perawatan Hari II : Tanggal 11 Juni 2019
S O A P
Keluar nanah dari rongga KU : TSS, CM Abses masticator (S) post
mulut. Berbau busuk. TTV : insisi dan evakuasi abses IVFD RL 20 tpm
Pipi kiri bengkak mulai TD : 110/70 mmHg, N : 77x/m, mastikator Inj : Ceftriaxone 1 gr/
berkurang, nyeri (+). RR : 20x/m, t : 36,0o 12jam/ IV/ vial
4 TH C O F F E E
kiri bengkak (+) Nyeri (+) Kep: CA -/-, SI -/-, hidung tidak Inj : Dexametasone 5 mg/ 8
nyeri pada gigi (-) ada kelainan, Oedem pipi kiri (+) jam/ IV
Luka insisi baik, saat evakuasi Inj : Ketorolac 30mg/ 8 jam/
pus sedikit. submandibular IV/ amp
oedem (+),Trismus ±2 jari. Inj : Ranitidin 50 mg/ 8 jam/
Coll: >>KBG (-), IV/ amp
Tho: Simetris, retraksi (-), Inf Metronidazole 500 mg/8
P: Ves +/+, rh-/-, whee -/- jam
C: S1-S2 tunggal, reg, m(-), g(-) Betadine mouthwash 3x 1
Abd: datar, supel, BU (+) n Diit bubur biasa
Eks: AH, CRT <2”, edema (-)/(-)
4 TH C O F F E E Perawatan Hari III : Tanggal 12 Juni 2019
Perawatan Hari IV : Tanggal 13 Juni 2019
S O A P
Post Insisi dan Evakuasi KU : TSS, CM Abses masticator (S)
abses hari 2 TTV : post insisi dan evakuasi IVFD RL 20 tpm
TD : 110/80 mmHg, N : 81x/m, abses masticator rawat luka Inj : Ceftriaxone 1 gr/ 12jam/
Nyeri pipi kiri (+) Bengkak RR : 20x/m, t : 36,1o H2 IV/ vial
4 TH C O F F E E
pipi kiri (+) berkurang nyeri Kep: CA -/-, SI -/-, hidung tidak Inj : Dexametasone 5 mg/ 8
pada gigi (-) ada kelainan, Oedem pipi kiri (+) jam/ IV
Luka insisi bersih, saat evakuasi Inj : Ketorolac 30mg/ 8 jam/
pus 1 cc. Trismus (-).Gerahan IV/ amp
bawah berlubang (+) Inj : Ranitidin 50 mg/ 8 jam/
Coll: >>KBG (-), IV/ amp
Tho: Simetris, retraksi (-), Inf Metronidazole 500 mg/8
P: Ves +/+, rh-/-, whee -/- jam
C: S1-S2 tunggal, reg, m(-), g(-) Betadine mouthwash 3x 1
Abd: datar, supel, BU (+) n Diit bubur biasa
Eks: AH, CRT <2”, edema (-)/(-)
4 TH C O F F E E Perawatan Hari IV : Tanggal 13 Juni 2019
Perawatan Hari V : Tanggal 14 Juni 2019
S O A P
Post Insisi dan Evakuasi KU : TSS, CM Abses masticator (S)
abses hari 3 TTV : post insisi dan evakuasi IVFD RL 20 tpm Aff
TD : 110/60 mmHg, N : 81x/m, abses masticator rawat luka Metronidazole 500 mg/8
Nyeri pipi kiri (-) Bengkak RR : 20x/m, t : 36,1o H3 jam
4 TH C O F F E E
pipi kiri (-) nyeri pada gigi (- Kep: CA -/-, SI -/-, hidung tidak Metilpredinosolon tab 4mg
) ada kelainan, Oedem pipi kiri (-) 3x1
Luka insisi baik, pus (-). Trismus Asam Mefenamat tab
(-).Gerahan bawah berlubang (+), 500mg 3x1
karies dentis (+) Boleh Rawat Jalan
Coll: >>KBG (-),
Tho: Simetris, retraksi (-),
P: Ves +/+, rh-/-, whee -/-
C: S1-S2 tunggal, reg, m(-), g(-)
Abd: datar, supel, BU (+) n
Eks: AH, CRT <2”, edema (-)/(-)
4 TH C O F F E E Perawatan Hari V : Tanggal 14 Juni 2019
Pembahasan Kasus……
ANAMNESIS
TEORI KASUS
• Abses leher dalam merupakan akumulasi • bengkak pada leher sebelah kiri sejak ±4 hari
4 TH C O F F E E
GEJALA KLINIS
TEORI KASUS
• gejala klinis sama dengan gejala infeksi • bengkak pada leher sebelah kiri sejak ±4 hari
4 TH C O F F E E
PEMERIKSAAN FISIK
TEORI KASUS
• nyeri, pembengkakan dan gangguan fungsi. • trismus sebesar ±1 jari,
4 TH C O F F E E
• Terdapat trismus sehingga pasien kesulitan • oedem pada pipi sebelah kiri,
membuka mulutnya. • fluktuasi (+), dan nyeri (+).
• Trismus yang terjadi bisa disebabkan oleh • Didapatkan gigi molar II Pasien berlubang.
iritasi m, masetter dan tendon
m.pterygoideus internus.
Pembahasan Kasus……
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TEORI KASUS
• Beberapa jenis bakteri yang menginfeksi • leukosit 16,30x103 mg/dl
4 TH C O F F E E
PENATALAKSANAAN
TEORI KASUS
• Beberapa jenis bakteri yang menginfeksi menjadi • Ceftriaxone 1gr, Metronidazole 500mg,
penyebab abses leher dalam. Dibagi menjadi Ketorolac 30mg, Dexametasone 5mg,
4 TH C O F F E E
golongan bakteri aerob dan anaerob. Ranitidine 50mg, dan Betadine mouthwash.
• Oleh karena itu pasien diberikan tatalaksana • Secara empiris, kombinasi Ceftriaxone dan
medika mentosa dengan pemberian antibiotic Metronidazole
parenteral segera. • Diberikan pemberian analgetik dan
• Pemberian antibiotic parenteral sebaiknya antiinflamasi untuk meringankan gejala yang
diberikan secepatnya tanpa menunggu hasil kultur terjadi pada pasien.
pus
• Antibiotik kombinasi (mencakup kuman aerob dan
anaerob, gram positif dan negative) adalah pilihan
terbaik mengingat kuman menyebabnya adalah
campuran dari berbagai kuman.
Pembahasan Kasus……
PENATALAKSANAAN
TEORI KASUS
• Terbentuknya abses, maka evakuasi abses harus • dilakukan tindakan insisi dan evakuasi abses
dilakukan. pada tanggal 11 Juni 2019 didapatkan pus ±3cc
4 TH C O F F E E
• Evakuasi abses dapat dilakukan dalam anestesi • Kemudian langsung dilakukan insisi horizontal
lokal untuk abses yang dangkal dan terlokalisir abses sepanjang ±2 cm.
atau eksplorasi dalam narkosis bila letak abses • Saat ditekan, pus keluar dari molar II kiri
dalam dan luas. bawah.
• Insisi dibuat pada tempat yang paling • Monitoring keadaan umum, tanda – tanda
berfluktuasi, tergantung letak dan luas abses. vital, dan obstruksi jalan nafas
• mengingat adanya kemungkinan sumbatan jalan
nafas, pasien diberikan penjelasan mengenai
komplikasi yang mungkin terjadi apabila abses
tidak segera ditangani.
Pembahasan Kasus……
KASUS
• Pasien dilakukan perawatan untuk mengevakuasi pus dari absesnya setiap hari dengan
pemasangan drain serta pemberian antibiotic yang adekuat selama lima hari
• pada follow up selanjutnya didapatkan pengurangan keluhan pada pasien, dan pada saat
perawatan luka pengeluaran pus semakin berkurang
4 TH C O F F E E
• pada hari ke-3 perawatan luka sudah tidak didapatkan pus. Keluhan bengkak dan trismus
sudah tidak ada sehingga pasien diperbolehkan untuk rawat jalan dan kontrol ke poliklinik THT
apabila obat habis dan disarankan untuk konsultasikan ke bagian Bedah Mulut untuk
memberikan tatalaksana lebih lanjut terhadap faktor komorbid yang dimiliki pasien.
• Pasien diberikan obat pulang Cefadroxil Tab 500mg 2x1, Metronidazole Tab 500mg 3x1,
Metilprednisolon Tab 4mg 3x1, Asam Mefenamat Tab 500mg 3x1.
Prognosis pada pasien dengan abses mastikator baik, dan pasien diberikan
penjelasan tentang pentingnya oral hygiene dan cara menyikat gigi yang benar
agar tidak terjadi kasus yang sama dikemudian hari.
KESIMPULAN
• Telah dilaporkan seorang laki-laki berusia 38 tahun berdasarkan anamnesis, tanda dan gejala,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, didiagnosa dengan abses mastikator sinistra.
• Berdasarkan anamnesis pasien memiliki gejala klinis infeksi pada leher seperti nyeri menelan,
demam yang hilang timbul, pembengkakan pada leher bagian depan sebelah kiri sampai kebagian
leher depan sebelah kiri, yang disertai dengan tanda trismus berupa sulit membuka mulut dan
4 TH C O F F E E
THANK YOU